Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah Misil Hipersonik Dapat Dicegat? Bagaimana AS Mengatasinya?

19 Februari 2022   08:45 Diperbarui: 20 Februari 2022   15:06 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MIG-31 Rusia dalam uji coba peluncuran Kinzal (misil hipersonik) pada Maret 2018. Sumber gambar: thedrive.com 4 Maret 2020

Berdasarkan kecepatannya, misil penjelajah terbagi 3 jenis yaitu Hypersonic, Supersonic dan Subsonic (Long-Range Subsonic dan Medium-Range Subsonic).

Untuk Hypersonic Missiles (misil hipersonik) umumnya berkecepatan 5 Mach ke atas atau lebih dari 5 kali kecepatan suara. Contohnya Zircon dan Kinzhal (Rusia), Hwasong (Korut) dan "Super-Duper missile" AGM-ARRW (AS).

Misil Supersonik berkecepatan hingga 4 mach. Contohnya adalah misil kolaborasi India dan Rusia BrahMos, Kalibr (Rusia), Regulus II (AS) dan lainnya.

Sedangkan Long-Range Subsonic dan Medium-Range Subsonic Misiles berkecepatan 800 km hingga 900 km per jam atau masih di bawah kecepatan suara. Contohnya adalah Tomahawk (AS), Exocet (Prancis), Nirbhay (India) dan lain-lain.

Terkait dengan misil penjelajah hipersonik belum banyak negara terlibat persaingan di segmen tersebut. Selain AS, Rusia, China dan Korut sejumlah negara lain seperti Brazil, negara terkemuka Eropa dan India masih dalam program uji coba dan pengembangan.

Kini perlombaan misil penjelajah memasuki era misil masa depan (Future missiles) yaitu misil dengan kecepatan Hypersonic dalam berbagai kelas baik jangkauannya, jaraknya dan ketinggian, daya ledaknya, basis nuklir atau konvensional maupun sistem teknologi trajectory atau lintasannya.

Negara barat sedikit ketinggalan dibanding blok timur dalam perlombaan meskipun AS kini berada dalam tahap persiapan akhir melahirkan misil pamungkasnya berjuluk "Arrow" atau ARRW berkecepatan 17 mach.

AS telah menggelontorkan anggaran sebesar 3,8 miliar dollar untuk 70 program hypersonic missiles dan melahirkan 7 teknologi misil Hypersonic termasuk diantaranya teknologi ARRW sebagaimana disebutkan di atas.

Saat ini misil hipersonik Kinzhal (air-to-air missile) baru disematkan pada pesawat generasi ke 5 misal Su-57 dan Mig-31K. Sementara misil hipersonik Zircon telah disematkan pada sejumlah frigate dan kapal selam tertentu seperti K-560 Severodvinsk. 

Cara kerja mesin misil hipersonik jelas berbeda dengan jenis yang digunakan oleh generasi Supersonic atau di bawahnya.

Pada misil hipersonik menggunakan sistem mesin "Scramjets" (Supersonic Combustion Ramsjets) Engines" dimana pembakaran justru terjadi dalam aliran udara supersonik kemudian dibakar dan mengeluarkan daya (exhaust) berkekuatan hipersonik. Sumber : Sandboxx

Ilustrasi cara kerjanya secara simpel dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Ilustrasi sistem kerja Scramjet. Sumber: dreamstime.com
Ilustrasi sistem kerja Scramjet. Sumber: dreamstime.com

Misil hipersonik  kini benar-benar jadi momok paling disegani lawan. Pesawat tempur generasi ke 4, termasuk misil anti misil supersonik, kapal selam di bawah permukaan laut dan kapal penjelajah dan fregat pengawal kapal induk berpikir panjang bagaimana mencegah atau mencegat misil siluman ini.

Pertanyaan populer saat ini adalah, apakah misil hipersonik dapat dicegat?

Setiap satu senjata dibuat selalu hadir senjata yang berteknologi anti senjata mutakhir tersebut. Begitu juga halnya dengan misil hipersonik. Selain membuat misil yang melebihi kemampuan hipersonik juga dibuatkan misil yang mampu mencegatnya.

Meskipun usaha tersebut sedang dalam pengembangan di sejumlah negara namun suatu saat misil hipersonik yang berbiaya rendah (low cost) pasti akan benar-benar hadir di sejumlah negara apakah disuplai atau produksi sendiri.

Jumlah dan ketersediaannya akan sangat berlimpah seperti berlimpahnya roket dan misil jarak pendek dan menengah yang kini menumpuk di sejumlah negara yang kekuatan militernya sangat kuat.

Dampak perlombaan misil hipersonik atau misil anti misil hipersonik sangat banyak, antara lain adalah :

  • Lahirnya perlombaan hipersonik misil dalam segala tipe, jenis dan varian
  • Pesawat pengangkut misil Hypersonic semakin dibutuhkan
  • Pengawalan terhadap kapal Induk semakin tinggi guna mencegah hadirnya misil siluman dalam areal berbahaya
  • Kehancuran terhadap alat perang negara musuh semakin cepat prosesnya
  • Sistem kubah pertahanan anti serangan udara seperti Iron Dome akan semakin dibutuhkan
  • Stok pesawat tempur generasi 4 dan 4,5 sangat berlimpah, mengakibatkan negara-negara produsen harus melakukan "cuci gudang." terutama untuk negara berkembang dengan jargon tertentu.

Terkait dampak yang terakhir disebutkan di atas mungkin ada kaitannya dengan maraknya negara-negara barat menjual peralatan tempur mereka ke negara-negara berkembang dengan alasan klasik, China, Rusia, Korea Utara, Iran dan sejenisnya.

China, Rusia, Korut dan Iran seakan-akan jadi komoditas abadi negara barat guna menjual senjata kepada negara-negara berkembang bahkan negara terbelakang yang masih fokus pada aksi penggulingan pemerintahan berkuasa (kudeta militer) dan perang saudara.

Ternyata negara-negara target propaganda barat di atas telah berhasil menciptakan misil hipersonik yang diangkut oleh pesawat generasi 5 (termasuk pesawat generasi 6 seperti MIG-41 Rusia yang sudah selesai diuji).

Menurut sumber ini konsep pesawat tempur generasi ke 5 setidaknya musti menyandang kemampuan utama sebagai berikut :

  • Teknologi Siluman, Mampu menyerang dan menghilang tidak terduga
  • Sistem avionik berteknologi mutakhir
  • Jaringan fusi data dari sensor yang lebih mumpuni
  • Berkemampuan multi peran
  • Mampu terbang tinggi mengkover medan yang relatif kurang luas

Terkait kemampuan terbang tinggi dan mampu mengkover medan yang relatif kurang luas maka kemampuan itu terletak pada sejumlah pesawat generasi ke 5 yang sudah siap dan dalam pengembangan yaitu :

  • MIG-31 : Ketinggian maksimal 82 ribu kaki, lebih kurang 25 km
  • F22 Raptor : lebih kurang 19 km
  • F35 LighteningII : 18 km
  • Su-57 Felon : 20 km
  • Su-75 Checkmate: 16 km
  • J-20 : 20 km
  • KF-21 Baromae (Korsel) dan pada 2030 seperti TF-X (Turki). Sumber : MilitaryFactory.\

Bandingkan kemampuan terbang tinggi pada sejumlah jet tempur generasi ke-4 atau 4,5 berikut:

  • Gripen 2.125 km/jam (ketinggian maksimum 10,975 m)
  • Rafale 2.125 km/j (11 km) 
  • Typhoon 2.125 km/j (11 km)
  • Tu-22M 2.000 km/j (11 km)
  • F-18 Hornet 1.915 km/j (12 km)
  • B-1B Lancer 1.600 km/j (11 km)
  • B-2 Spirit 1.010 km/j (12 km)
  • Tu-95 925 km/j (12,2 km)

Kini negara-negara barat sedang berlomba menciptakan pesawat tempur generasi ke 5 dan 6 sekaligus menciptakan misil hipersonik bahkan misi anti misi hipersonik.

Satu saat nanti produk tersebut bisa jadi senjata unggulan sebagai alat pertahanan nasional dan sekutu sekaligus jual senjata yang baru dengan propaganda klasik, negara yang itu-itu saja.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun