Pada misil hipersonik menggunakan sistem mesin "Scramjets" (Supersonic Combustion Ramsjets) Engines" dimana pembakaran justru terjadi dalam aliran udara supersonik kemudian dibakar dan mengeluarkan daya (exhaust) berkekuatan hipersonik. Sumber : Sandboxx.
Ilustrasi cara kerjanya secara simpel dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Misil hipersonik kini benar-benar jadi momok paling disegani lawan. Pesawat tempur generasi ke 4, termasuk misil anti misil supersonik, kapal selam di bawah permukaan laut dan kapal penjelajah dan fregat pengawal kapal induk berpikir panjang bagaimana mencegah atau mencegat misil siluman ini.
Pertanyaan populer saat ini adalah, apakah misil hipersonik dapat dicegat?
Setiap satu senjata dibuat selalu hadir senjata yang berteknologi anti senjata mutakhir tersebut. Begitu juga halnya dengan misil hipersonik. Selain membuat misil yang melebihi kemampuan hipersonik juga dibuatkan misil yang mampu mencegatnya.
Meskipun usaha tersebut sedang dalam pengembangan di sejumlah negara namun suatu saat misil hipersonik yang berbiaya rendah (low cost) pasti akan benar-benar hadir di sejumlah negara apakah disuplai atau produksi sendiri.
Jumlah dan ketersediaannya akan sangat berlimpah seperti berlimpahnya roket dan misil jarak pendek dan menengah yang kini menumpuk di sejumlah negara yang kekuatan militernya sangat kuat.
Dampak perlombaan misil hipersonik atau misil anti misil hipersonik sangat banyak, antara lain adalah :
- Lahirnya perlombaan hipersonik misil dalam segala tipe, jenis dan varian
- Pesawat pengangkut misil Hypersonic semakin dibutuhkan
- Pengawalan terhadap kapal Induk semakin tinggi guna mencegah hadirnya misil siluman dalam areal berbahaya
- Kehancuran terhadap alat perang negara musuh semakin cepat prosesnya
- Sistem kubah pertahanan anti serangan udara seperti Iron Dome akan semakin dibutuhkan
- Stok pesawat tempur generasi 4 dan 4,5 sangat berlimpah, mengakibatkan negara-negara produsen harus melakukan "cuci gudang." terutama untuk negara berkembang dengan jargon tertentu.
Terkait dampak yang terakhir disebutkan di atas mungkin ada kaitannya dengan maraknya negara-negara barat menjual peralatan tempur mereka ke negara-negara berkembang dengan alasan klasik, China, Rusia, Korea Utara, Iran dan sejenisnya.
China, Rusia, Korut dan Iran seakan-akan jadi komoditas abadi negara barat guna menjual senjata kepada negara-negara berkembang bahkan negara terbelakang yang masih fokus pada aksi penggulingan pemerintahan berkuasa (kudeta militer) dan perang saudara.