Protes pun meningkat seiring dengan terjadinya peningkatan pembunuhan diantara ke dua belah pihak. Pasukan pemerintah menjawabnya dengan penambahan kekuatan signifikan.
Sejak 23 Juni 2021 lalu penambahan pasukan SAA didatangkan ke sisi utara kota Daraa menyebabkan sejumlah penghuni diantara Daraa bagian utara dan selatan bergegas mengungsi ke tempat lebih aman.
Sebulan setelah itu, pada Sabtu 24 Juli 2021 telah dicapai "kesepakatan" berbahaya untuk pemerintah di sana.
Perwakilan pemberontak dipimpin oleh Mustafa al-Masalma, mantan kolonel angkatan udara Suriah yang menjadi kini menjadi kepala Daraa Military Council di front selatan.
Pihak SAA yang diwakili oleh Husam Louqa, kepala Direktorat Intelijen Umum Suriah menyetujui banyak permintaan pemberontak.
Pertemuan itu disaksikan kepala Cabang Keamanan Militer Louay al-Ali, perwira Polisi Militer Rusia dan perwakilan Komando Brigade Kedelapan dukungan Korps Kelima Rusia.
Hasil negosiasi adalah :
- Pembukaan semua barikade jalan menuju Daraa al-Balad khususnya dari al-Mahattat menuju ke at-Tayyibah. Kemudian yang menghubungkan al-Balad ke al-Yadudah.
- Kawasan al-Mahattat ke at-Tayyibah diawasi faksi lokal
- Perjanjian tersebut dilaksanakan mulai hari Minggu (25/7/2021) dengan imbalan penyerahan 60 pucuk senjata berat
- Pemulihan 90 warga Daraa al-Balad yang dicari oleh pemerintah.
- Pos-pos militer akan didirikan ditempat yang ditinggalkan SAA dan warga lingkungan setempat yang melindungi pos-pos itu
- Warga mengontrol komite lokal Keamanan Militer di al-Mahattat
- Perlucutan senjata kelompok yang berafiliasi dengan cabang FSA, seperti kelompok al-Kassem, yang menggunakan senjata mereka untuk tujuan pribadi
- Penarikan semua bala bantuan militer di sekitar Daraa al-Balad dan mengembalikan kehidupan seperti semula sebelum pengepungan pada 24 Juni 2021.
Seiring pelaksanaan implementasi kesepakatan tersebut, pasukan pemerintah Suriah dan milisinya sedang dalam proses penarikan dari pos-pos yang dimaksud.
Namun, baru sehari terlaksana terjadi profokasi dan serangan terhadap pasukan pemerintah di berbagai posisi yang ditinggalkan.
Seorang remaja akhirnya ditembak pasukan SAA dan tewas pada Kamis 29 Juli 2020. Setelah acara pemakaman remaja tersebut meledaklah perlawanan pasukan pemberontak front selatan seperti yang terlihat sekarang ini.
Kini gerak mundur pasukan pemerintah dimanfaatkan sebagai peluang untuk menyerang pasukan SAA.