Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kabur Secara Dramatis dari Afganistan, AS Musti Bertanggung Jawab

15 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 9 Agustus 2021   20:40 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Afghan President Hamid Karzai (L) shakes hands with a Turkish soldier of the NATO-led International Security Assistance Force (ISAF) during a transfer of command ceremony at the ISAF headquarters in Kabul, Oct. 5, 2006. - SHAH MARAI/AFP via Getty Images

Jika rencana Turki tersebut juga diterima Taliban bisa jadi dengan menguasai bandara Hamid Karzai berarti juga menguasai ibu kota Kabul. 

Setelah itu Turki dapat memainkan strateginya mengirim milisi-milisi ke Kabul seperti dikirim ke Idlib, Kurdi, Libya, Nagorno-Karabah untuk memperkuat cengkeraman di kota Kabul sebelum melebarkan sayap ke kawasan lain yang dikuasai Taliban pro Turki.

Tapi Turki musti bernegosiasi dengan Pakistan pendukung utama suku Pashtun dalam Taliban. Tampaknya Pakistan tidak mau "ketinggalan kereta" di Kabul, pasti sedang atur siasat agar tidak tertinggal akibat Turki "mencuri" start.

Selain itu Rusia juga berusaha bernegosiasi dengan Taliban karena sudah menduga Taliban tidak akan menggantung harapan pada AS dan NATO.

Sementara itu China juga tidak mau kalah langkah dalam berebut perlombaan membangun kembali ibu kota Kabul dan Afganistan.

Dengan kata lain Turki musti bergerak lebih cepat jika ingin mengimplementasikan strateginya dibalik rencana menguasai atau mengelola bandara udara Hamid Karzai.

Apa bentuk tanggung jawab AS melihat potensi kekacauan di Afganistan menjadi semakin nyata? Ataukah dengan cara ini AS memberi kesan pada mitra-mitranya di tempat lain dapat mengalami hal serupa seperti AS meninggalkan Afganistan. 

Fakta lain adalah, ketika AS angkat kaki membantu dukungannya dari sebuah kawasan perang, yang terjadi di sana adalah kekacauan dan balas dendam.

Kemungkinan itu tetap ada mengingat karakter AS dan juga prinsip tidak ada kawan dan lawan yang abadi.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun