Berawal dari serangan teroris pada menara kembar (WTC) di Manhanttan New York pada 11 September 2001, AS melaksanakan invasi ke Afganistan untuk menangkap dan menghancurkan Al-Qaeeda yang bersembunyi di dalam pemerintahan yang dikuasai kelompok milisi Taliban.
Setelah beberapa kali negosiasi dan diplomasi dengan pemerintahan Taliban dan tidak membuahkan hasil, akhirnya AS melakukan invasi dan perang melawan Taliban.
Pada 20 September 2001, Presiden AS George W. Bush mengumumkan "War on Terror" perang (invasi) terhadap terorisme pemerintahan Taliban yang didukung juga pejuang pada masa pemerintahan mujahidin.
Pada 7 Oktober 2001, AS membuka serangan. Dibantu sejumlah negara NATO dan aliansi utara (anti Taliban) AS hanya butuh waktu seminggu saja menjatuhkan pemerintahan Taliban.
Pada 17 Desember 2001 Invasi dinyatakan selesai. Hasilnya, pemerintahan Taliban dapat ditaklukkan meskipun dedengkot al-Qaeda seperti mullah Mohammed Omar, Abdul Ghani Baradar dan pejabat tinggi Al-Qaeda lainnya berhasil "melarikan diri."
Setelah invasi itu AS mengubah operasinya menjadi perang di Afganistan dengan alasan perang melawan terorisme internasional.
Sebagaimana diketahui bersama perang itu akhirnya juga berhenti ketika pemerintah AS mengumumkan menarik diri dari Afganistan pada 11 September 2021 .
Namun tiba-tiba rencana berubah lebih cepat dan sangat dramatis, dipercepat dari seharusnya. Pada 2 Juli 2021 seluruh personil AS telah meninggalkan Afghanistan.
Banyak pertanyaan muncul, apa yang dicapai AS di Afganistan, apakah AS mencapai sukses selama 20 tahun di sana?
Berdasarkan mapping wilayah terakhir yang dikeluarkan oleh APNews pada 30 April 2020 jauh sebelum penarikan pasukan AS, hanya sebagian wilayah Afganistan dukungan AS dan NATO yang dikuasi pasukan pemerintah Afganistan, sebagian lagi dikuasai Taliban.
Mungkin itu juga sebabnya Taliban tidak sepenuhnya jatuh, tidak semuanya hancur meskipun AS dan NATO menghabiskan waktu dan biaya di sana hampir 20 tahun lamanya.