Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bolehkah Kita Ucapkan Selamat untuk Partai Komunis China?

5 Juli 2021   07:40 Diperbarui: 5 Juli 2021   07:56 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi balon diatas langit lapangan Tiananmen pada 1 Oktober 2019. Sumber CSMonitor.com. Jepretan Mark Schiefelbein/AP/File

Pada 24 Oktober 2017, Donald Trump mengirim pesan ucapan selamat kepada Xi Jinping yang terpilih kembali sebagai Presiden China. Hal yang sama juga dilakukan pemimpin negara barat lainnya.

Terkini, surat terbuka PM Pakistan yang ditulis di halaman berita Global Times pada 30 Juni 2021 atau sehari sebelum ulang tahun PKC dibuat dengan sangat hati-hati dan diplomatis.

Negara muslim pertama sekali yang mengakui Republik Rakyat China (RRC) pada 1950 tersebut telah menjalin hubungan mesra selama 70 tahun. Imran Khan menulis ucapan "Selamat untuk ke dua negara dan rakyatnya untuk 70 tahun hubungan diplomatik dan China merayakan 100 tahun berdirinya PKC." 

Jadi dalam batasan negara kita memberi ucapan selamat kepada Tiongkok (negaranya) adalah hal biasa tapi memberi ucapan selamat kepada partainya (PKC) adalah "luar biasa" karena bisa dianggap pro komunis.

Kongkritnya hubungan kerjasama negara dan bangsa dengan Rusia, China, Vietnam dan negara komunis lainnya tidak tidak tabu. Tidak ada alasan apapun untuk menjadi aneh, tapi mengakui partai komunisnya tampaknya harus dikaji ulang jika tak pantas disebut "luar biasa," kecuali aturan yang berlaku di Indonesia berubah, yakni memberi izin hadirnya partai komunis kembali.

 abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun