Terlepas dari KFC mampu atau tidak melakukan terobasan seperti McD's faktanya masyarakat dan konsumen telah disuguhi sebuah bukti bahwa langkah sensasional pun dapat mendongkrak penjualan selama dikemas dalam sistem pemasaran dan kerjasama yang menggelagar.
Jadi tidak cukup nama makanan saja yang menggelagar, musti diimbangi harga, kemasan, kebersihan, tempat, rasa dan pilihan toping dan tak kalah penting adalah bombastisnya (marketing) dan kerjasama apik.
Terlepas dari arti bahasa daerah yang menjadi nama sebuah makanan, kini makin banyak nama makanan diberi nama aneh-aneh misalnya :
- Bakso granat ternyata isinya cabe bikin dower penikmat yang tak kuat masuk level 3 ke atas
- Nasi Goreng Gila ternyata cuma kebanyakan nasi daripada bumbunya
- Mie balap liar, ternyata ketika diaduk sperti pebalap liar bekeringat jagung
- Nasi Kentut yang ternyata mirip nasi rawon, enak rasanya tapi namanya bikin ragu sebelum mencicipinya
- Sate Lalat (Laler) ternyata tidak dibuat dari lalat tapi dari potongan kecil daging kambing mirip lalat
Dari peristiwa ini masyarakat dapat belajar bahwa nama makanan aneh itu dalam bisnis kuliner tidak dilarang, tetapi lebih penting lagi bagaimana menciptakan sensasi dan marketingnya, seperti McD's telah contohkan.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H