Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Presiden Iran Hassan Rouhani mengunjungi fasilitas tersebut pada 10 April 2021.
Serangan itu juga terjadi setelah diplomat Rusia, AS dan Iran sedang menemukan solusi guna melanjutkan perjanjian 2015 yang telah dianulir oleh Donald Trump pada 2018 secara resmi AS keluar dari perjanjian nuklir "Joint Comprehensive Plan of Action " (JCPOA) dengan Iran.
Secara teoritis seharusnya pemadaman itu tidak terjadi mengingat sistem proteksi dan suplai listrik di komplek Natanz sangatlah rapi melalui multiple back up system suplay dan proteksi keamanan yang rapi.
Faktanya malware tersebut telah menghentikan pasokan arus listrik ke laboratorium tempat berlangsungnya pengayaan U-238 menjadi U-235 fisil dengan prosentase tertentu. Perangkat sentrifugal telah berhenti bekerja tiba-tiba, menimbullkan kerusakan parah pada sejumlah motor pemutarnya.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, di depan komisi bidang keamanan nasional dan kebijakan luar negeri di Parlemen Iran meminta agar ada pembalasan Iran yang ditujukan kepada Israel.
Ini adalah fakta bahwa naik pitam Israel pada Iran tidak saja di kawasan Suriah tetapi telah jauh ke dalam wilayah Iran sendiri bahkan ke dalam bunker bawah tanahnya, tempat sejumlah besar sentrifugal Iran sedang melakukan pengayaan nuklirnya.
Habiskah kesabaran Iran kali ini atau akan menambah banyak sentrifugal lain dengan prosentase untuk senjata nuklir, tak perduli Israel dan koleganya naik pitam lagi atau tidak. Bisa jadi Iran sedang menunggu sampai menemukan waktu yang tepat.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H