Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sentrifugal Ini Bikin Israel Selalu Pitam pada Iran

15 April 2021   20:50 Diperbarui: 17 Juni 2021   12:09 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun demikian itu bukan akhir sabotase Israel terhadap Iran. Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran telah terjadi setidaknya dua kali.

Ada 5 fasilitas nuklir di Iran yaitu Arack Nuclear Plan (dikenal sebagai IR-40), Busher Nucelar Power Plant, Darkovin Nuclear Power Plant, Fordow Fuel Enrichment Plant dan Natanz Nuclear Enrichment Facility yang berada di provinsi Ishafan.

Fasilitas nuklir Natanz pernah mendapat serangan sebelumnya pada 2 Juli 2020. Serangan ketika itu adalah rangkaian serangan sistematis pada sejumlah pembangkit listrik, depo senjata dan klinik kesehatan dari tanggal 26 juni 2020 sampai 4 Juli 2020. Ketika itu fasilitas nulkir Natanz terjadi beberapa ledakan dan terbakar di beberapa bagian. 

Ketika itu pejabat Iran berkata itu adalah serangan siber (Cyber Attack). Beberapa pengamat mengatakan Cyber War atau Cyber Sabotage meskipun banyak juga yang mengatakan serangan itu adalah "Stuxnet Attack."

Stuxnet Attack sesungguhnya bukan hal baru. Diciptakan oleh intelijen AS dan Israel pada masa pemerintahan Presiden AS, George W Bush. Lalu dikembangkan oleh Kaspersky laboratorium. 

Malware ini pertama muncul pada Juni 2009 di salah satu perusahaan jasa keamanan di Belarusia. 

Tidak seperti virus yang masuk melalui internet Stuxnet menyerang melalui port USB. Setelah menginfeksi jaringan perangkat lunak Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) lalu mengubah perintah perangkat lunak PLC (Programabel Logic Control) di dalam sistem jaringan buatan Siemens Jerman di laboratorium Natanz dan Busher ketika itu.

Tidak jelas bagaimana caranya bekerja secara rinci, penjelasan tentang itu dapat dilihat di sini.

Pada Agustus 2010, Kevin Hogan, direktur keamanan Symantec SYMC.O berkata pada Reuters bahwa kerusakan komputer di Iran akibat Stuxnet Attack mencapai 60% kerusakan komputer dunia. 

Pada 11 April 2021 waktu setempat, fasilitas nuklir Natanz kembali diserang, kali ini serangan melalui komputer (malware) yang dipersenjatai untuk merusak sistem komputerisasi pada pembangkit nuklir tersebut. 

Sekali lagi pengamat mengatakan Israel berada di balik aksi tersebut, bahkan media Israel sendiri mengakuinya sebagai dilansir oleh Jerusalem Post pada edisi 13 April 2021, Mossad berada dibalik aksi melumpuhkan sistem komputer di pembangkit nuklir Natanz melalui serangan "Cyber Attack."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun