Seorang netizen lainnya berkicau tak kalah sengit. Reza menulis perbandingan itu benar-benar tidak selevel, mengingatkan lagi seorang penyanyi dangdung yang suaminya menjadi pilot di GI pernah membandingkan ojol dengan Garuda sebelumnya.
Hampir semua menanggapi senada dan seirama betapa dangkalnya komparasi perbandingan yang tidak seimbang dan tidak pada tempatnya tersebut.
Sebelumnya Iis Dahlia penyanyi dangdut juga pernah menampik suaminya menerima tips dan membandingkan soal pemberian tips pada pilot dengan pengemudi ojol. "Pilot itu bukan ojek online yang kalau sudah selesai antar barang dapat tips, dapat bintang. Bener kan?," ujar Iis di akun twitternya.
Apakah ada maksud merendahkan Ojol dibalik pernyataan dua anggota keluarga besar GI tersebut terhadap Ojek Online? Jawabannya tidak karena Iis pun sudah mengatakan tidak bermaksud merendahkan.
Akan tetapi pernyataan dua anggota besar GI membandingkan Ojol dengan Pilot atau dengan tarif Pesawat tampaknya ada semacam kegerahan terselubung keluarga besar GI (tertentu) terhadap Ojol. Mungkinkah Plt Dirut GI itu "tepo seliro" karena rumah Iis Dahlia "diserbu" pengemud Ojol ataukah keduanya melihat Ojol bagaikan sesuatu yang merusak pandangan, tak tahulah!
Kembali soal komparasi tidak seimbang di atas. Jika komparasi disampaikan oknum yang tidak berprofesi sebagai Dirut di perusahaan ternama mungkin saja orang-orang jadi maklum soal kedangkalan pernyataan tersebut. Akan tetapi jika hal itu disampaikan oleh seorang direktur kelas wahid? "OMG...!!" kata orang diluar sana.
Apa dan bagaimana penilaian menteri BUMN atau pihak berkompeten dalam melihat performa aparatur atau petugasnya seperti ini? Apakah ini dapat dijadikan cerminan kebobrokan intelijensi yang tertutupi selama ini atau hanya insidentil cuma hal-hal remeh temeh saja.
Sebaliknya, ataukah sesungguhnya para big boss GI adalah para pekerja ulung yang telah memberikan pengabdian nyawa untuk bangsa dan negaranya sehingga "keseleo" berbicara seperti itu hal yang biasa, dapat diabaikan. Mereka lebih terampil dan produktif dibanding para tukang kritik di berbagai media?
Terserah pihak berkompeten pilih yang mana menyikapinya. Yang jelas dari kacamata manapun secara umum para pejabat dan direktur atau orang-orang yang dipercayakan memimpin perusahaan besar berbicaralah sesuatu yang terkait bidangnya dengan alasan-alasan yang kongkrit, obyektif dan relevan, bukan asal bicara.