Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dulu Kapolri Jadi "Menteri," Kini Polisi Jadi Menteri

25 Oktober 2019   06:54 Diperbarui: 25 Oktober 2019   07:34 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : jpnn.com dan (CNN Indonesia/Safir Makki)

Pada jaman Orde Lama, institusi Kepolisian pernah diberi nama bermacam-macam oleh pemerintah saat itu. Akibatnya, nama jabatan Kepala Polisinya pun beraneka macam sebutannya. 

Jabatan Kapolri pernah disebut "Kepala Kepolisan Negara" (KKN). Pernah juga disebut "Menteri Muda Kepolisian" juga pernah disebut "Menteri Kepolisian Negara" dan "Menteri Kapolri." 

Pernah juga disebut "Menkasak" alias Menteri/Kepala Staf Angkatan Kepolisian. Tidak sampai disitu, pada jaman Orde Lama jabatan Kepala Polisi pada saat itu disebut "Menpangak" alias Menteri Angkatan Kepolisian. Bayangkan, sekelas Menteri !

Pemberian nama untuk jabatan kepala Polisi berubah lagi "Panglima Angkatan Kepolisian." Bayangkan, kepala Polisi disetarakan dengan jabatan Paglima karena Kepolisian masih dianggap sebagai salah satu matra dalam angkatan perang pada masa itu.

Pada jaman Orde Lama, pernah ada peristiwa Kapolri sekaligus menjadi Menteri dengan alasan dan kondisi disebutkan di atas. Tetapi sejak Kepolisian dipisahkan dari angkatan bersenjata pada era reformasi, 1 April 1998 melalui TAP MPR N0.VI/2000 tidak pernah ada seorang Kapolri diangkat jadi Menteri di negeri ini.

Barulah pada jaman Orde Baru nama jabatannya diubah menjadi Kepala Kepolisian Negara RI disingkat Kapolri. Nama jabatan ini berlaku sampai saat ini.

Berdasarkan sejumlah tokoh Kapolri yang telah datang dan pergi silih berganti berikut riwayat singkat aktifitasnya mereka ketika pensiun jadi Polisi atau berhenti jadi Kapolri, yaitu :

Soekanto, Kapolri pertama sekaligus kapolri termuda dengan masa jabatan paling lama (1945-1959). Pensiun jadi Polisi ia memilih jadi warga biasa. Secara ekonomi tergolong miskin hingga tidak punya rumah sebelum (akhirnya) mendapat rumah barak Polisi di kawasan Ragunan hingga meninggal dunia di asarama itu pada 1993.

Raden Soekarno Djojonegoro, setelah pensiun dari Kapolri juga dipilih jadi menteri oleh Presiden Soekarno. Mantan Kapolri ini pernah diangkat menjadi Menteri Penasihat Presiden untuk Urusan Dalam Negeri. Pensiun mulai 31 Juli 1966 dari Polisi dan Menteri, Djojonegoro menikmati hari-harinya bersama keluarga sebelum meninggal pada 27 November 1975. 

Sutjipto Danukusumo (Kapolri 1964-1965). Pensiun dari Kapolri pada 8 Mei 1965 Sutjipto menjadi Dubes untuk Bulgaria. Selain itu pernah menjadi anggota DPR/MPR Ri (1971-1974). Kemudian jadi pengusaha jasa Konstruksi di Jakarta. Ia meinggal dunia pada 1998.

Soetjipto Joedodihardjo. Pensiun dari Polisi sejak  1 Nopember 1972 ia menjadi pengurus sebuah Yayasan. Ia menjadi Ketua I Yayasan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) dan Wakil Ketua Yayasan RS Fatmawati, hingga akhir hayatnya pada 26 Maret 1984.

Hoegeng Imam Santoso. Setelah dicopot jadi Kapolri banting setir jadi penyanyi dalam kelompok The Hawaian Seniors. Salah satu aksinya dapat dilihat dalam rekaman TVRI "Irama Lautan Teduh."

Mohamad Hasan. Setelah jadi Kapolri M. Hasan pernah menjadi anggota MPR dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia (1974-1978).

Widodo Budidarmo. Lepas dari Polisi ia ditunjuk sebagai Dubes untuk Kanada. Meninggal dunia pada  5 Mei 2017 pada umur 89 tahun.

Awaluddin Jamil. Setelah penisun pernah jadi dubes untu Jerman. Terakhir Awaluddin mengabdikan dirinya di dunia pendidikan khususnya di PTIK.

Anton Soedjarwo. Setelah pensiun jadi Kapolri jadi sipil biasa karena alasan kesehatan. Meninggal dunia hampir 2 tahun setelah pensiun.

Mochamad Sanoesi. Selesai dari Kapolri jadi Dubes untuk Myanmar. Meninggal 26 Desember 2008 pada umur 73 tahun.

Kunarto. Setelah jadi Kapolri pernah jadi Wakil Ketua BPK RI periode 1993-1998. Meninggal pada 28 September 2011 pada umur 71 tahun.

Banurusman Astrosemitro.  Tidak jelas apa profesi berhenti dari kapolri, Yang jelas tidak ada catatan menunjukkan tugas sebagai menteri.

Dibyo Widodo. Pensiun dari Polisi ia berkarier di perusahaan swasta. Widodo meninggal dunia 14 tahun kemudian pada usia 65 tahun.

Suryo Bimantoro, selepas jadi Kapolri di daulat jadi Komisaris PT.Carefour Indonesia.

Dai Bachtiar, lepas dari Kapolri juga jadi Dubes untuk Malaysia

Sutanto, pensiun dari Kapolri jadi komisaris di Pertamina.

Bambang H.D lepas dari Kapolri lalu pensiun memilih fokus pada keluarga dan sosial. Selain itu ia menjabat sebagai ketua Persatuan Purnawirawan Polisi.

Bimantoro kemudian aktif di swasta sedangkan Dai Bahtiar diangkat menjadi Duta Besar Malaysia sampai menunggu masuk masa pensiun.

Timor Pradopo, aktif dalam dunia bisnis sebagai salah satu pimpinan di perusahaan yang berlokasi di luar Jawa (kalimantan).

Sutarman. Menjadi petani di kampung halaman dan terlibat ntensif dalam kegiatan kegiatan sosial dan keagamaan.

Badroedin Haiti. Selesai jadi Kapolri jadi pengurus Yayasan. Selain itu juga menjadi pejabat teras di Grab. Tidak lama di sana menjadi komisaris di Waskita Karya.

Tito Karnavian yang baru saja "pensiun" pada 23 Oktober 2019 lalu ternyata justru berkilau sehingga didapuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi salah satu menteri utama "Triumvirat" yakni Mendagri.

Tito yang dahulu sempat digoyang karena alasan "masih hijau" dan merusak senioritas di Polri mematahkan alibi sekelompok orang yang ingin menggagalkannya. 

Tito bukan saja sukses menjalankan peran sebagai Kapolri dalam posisi sangat panas tapi juga mampu lolos dari tekanan tinggi hingga (ibarat perhiasan) keluarlah sinar cemerlangnya, jadi Mendagri.

Tito telah berhasil memperlihatkan berbagai hal pada kita, yaitu :

  • Menyatukan berbagai potensi ambisius dalam organisasi Polisi yang amat keras dan tajam
  • Memperlihatkan totalitas pada kepala negaranya dalam kondisi rumit dan sesulit apapun
  • Membalikkan keraguan publik yang menentangnya
  • Membentuk jabatan Kapolri adalah posisi strategis untuk jabatan eksekutif lainnya
  • Menjadi Kapolri pertama jadi Menteri pada era Indonesia Modern

Boleh iri dengan catatan menjadi inspirasi, bukan dengki. Oleh karenanya sepantasnya fenomena "Tito" dapat jadi inspirasi bagi (terutama) Polisi yang ingin mencapai karier cemerlang seperti (bahkan di atas) Tito Karnavian. 

Untuk yang ingin mencapai posisi tersebut penulis mengingatkan kembali secara singkat, ada 3 tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia, yaitu :

  1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
  2. Menegakkan hukum; dan
  3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat

Tito, bisa jadi lebih bersinar untuk jenjang lebih tinggi lagi ke depan. Selamat untuk Kepolisian dan Selamat juga untuk para Menteri semua! Selamat menjalankan roda pemerintahan dalam kabinet Indonesia Maju ! Jangan lupa bikin acara selamatan di Kompasiana, undang kita-kita semua, hehehehe..

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun