Sutanto, pensiun dari Kapolri jadi komisaris di Pertamina.
Bambang H.D lepas dari Kapolri lalu pensiun memilih fokus pada keluarga dan sosial. Selain itu ia menjabat sebagai ketua Persatuan Purnawirawan Polisi.
Bimantoro kemudian aktif di swasta sedangkan Dai Bahtiar diangkat menjadi Duta Besar Malaysia sampai menunggu masuk masa pensiun.
Timor Pradopo, aktif dalam dunia bisnis sebagai salah satu pimpinan di perusahaan yang berlokasi di luar Jawa (kalimantan).
Sutarman. Menjadi petani di kampung halaman dan terlibat ntensif dalam kegiatan kegiatan sosial dan keagamaan.
Badroedin Haiti. Selesai jadi Kapolri jadi pengurus Yayasan. Selain itu juga menjadi pejabat teras di Grab. Tidak lama di sana menjadi komisaris di Waskita Karya.
Tito Karnavian yang baru saja "pensiun" pada 23 Oktober 2019 lalu ternyata justru berkilau sehingga didapuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi salah satu menteri utama "Triumvirat" yakni Mendagri.
Tito yang dahulu sempat digoyang karena alasan "masih hijau" dan merusak senioritas di Polri mematahkan alibi sekelompok orang yang ingin menggagalkannya.
Tito bukan saja sukses menjalankan peran sebagai Kapolri dalam posisi sangat panas tapi juga mampu lolos dari tekanan tinggi hingga (ibarat perhiasan) keluarlah sinar cemerlangnya, jadi Mendagri.
Tito telah berhasil memperlihatkan berbagai hal pada kita, yaitu :
- Menyatukan berbagai potensi ambisius dalam organisasi Polisi yang amat keras dan tajam
- Memperlihatkan totalitas pada kepala negaranya dalam kondisi rumit dan sesulit apapun
- Membalikkan keraguan publik yang menentangnya
- Membentuk jabatan Kapolri adalah posisi strategis untuk jabatan eksekutif lainnya
- Menjadi Kapolri pertama jadi Menteri pada era Indonesia Modern
Boleh iri dengan catatan menjadi inspirasi, bukan dengki. Oleh karenanya sepantasnya fenomena "Tito" dapat jadi inspirasi bagi (terutama) Polisi yang ingin mencapai karier cemerlang seperti (bahkan di atas) Tito Karnavian.