Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kurdi Suriah (SDF) Jangan Tangisi AS

8 Oktober 2019   13:13 Diperbarui: 9 Oktober 2019   10:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada akhirnya Presiden Turki pada 6 Oktober 2019 mengingatkan kembali bahwa serangan ke kawasan SDF (Suriah Utara) dapat terjadi setiap saat dan meminta AS menarik diri kawasan tersebut.

Benar sekali. Pada Senin 7/10/2019 pukul 03.14 GMT, Gedung Putih mengumumkan sikap konkrit pemerintah AS dalam masalah Suriah, yaitu :

  • Turki akan bergerak maju melaksanakan operasinya di utara Suriah yang telah lama tertunda
  • Angkatan Bersenjata AS tidak akan terlibat dan tidak mendukung operasi Turki tersebut
  • Pasukan AS tidak akan berada lagi pada kawasan tersebut
  • Mulai sekarang Turki akan bertanggung jawab atas semua ISIS yang telah ditangkap dalam 2 tahun terakhir dikawasan tersebut

Setelah itu reaksi pun bermunculan di seluruh dunia. Media massa barat menyesali langkah AS dan menganggap AS telah mengkhianati sekutunya Kurdi Suriah khususnya sayap militer SDF.

John McCain senator kawakan dari Republik menilai langkah Trump bukan cara seorang pahlawan (Patriot). Senator Lindsey Graham memberi umpama Trump tak lebih dibanding dengan Obama dalam masalah Suriah. Hampir seluruh senator Republikan menyalahi Trump karena menyerahkan Kurdi Suriah pada Turki.

Pentagon menyatakan kekecawaan mendalamnya dengan langkah Gedung Putih. Sementara itu kantor berita CNN mengatakan langkah Trump adalah hadiah besar untuk Assad dan Rusia.

Nikky Halley mantan Dubes AS untuk PBB menilai langkah Trump sama dengan membuat sekutu mereka mati

Media Perancis mengatakan langkah AS memberi lampu hijau pada Turki memperkuat kembali ISIS, sementara media barat lainnya hampir senada mengutuk langkah Donald Trump yang dianggap memberi lampu hijau pada Ankara untuk melaksanakan misinya terhadap Kurdi Suriah.

Warga Kurdi Suriah seperti kebingungan merasa ditikam dari Belakang. Sebagaimana dikutip dari  washingtontimes.com, Kino Gabriel juru bicara SDF mengatakan terkejut dengan sikap Presiden AS. Padahal sebelumnya telah menjamin tidak akan memberi izin Turki menyerang kawasan mereka (SDF). Tapi kini terjadi sebaliknya. "Rasanya seperti ditikam dari belakang"  ujarnya.

Kino dan kawan-kawan pantas terkejut apalagi SDF telah mengorbankan 10 ribuan petempurnya meregang nyawa mengalahkan ISIS tapi pada akhirnya AS pergi meninggalkan SDF cuma karena alasan terlalu besar biaya AS untuk tetap berada di sana, seperti kata Donald Trump. Pantas juga SDF akhirnya merasa seperti kata pepatah "habis sepah dibuang" oleh AS.

Kini Suriah lekas mengantisipasi agar tidak kecolongan lagi. Suriah dan Rusia sedang mempertimbangkan langkah cepat menuju ke kawasan Manbij yang ditinggal AS guna mencegah (menahan) pasukan Turki dan milisi TFSA dukungan Turki masuk ke kawasan tersebut.

Di sisi lain, 8 ribuan milisi  Syrian National Army (SNA) dukungan Turki terdiri dari milisi Hamza Division, Ahrar al-Sham dan Sulaiman Shah Brigade telah siaga di kota Tell Abyad menunggu pembernagkatan ke bagian timur sungai Eufrat. Selain itu sebuah media Turki menyatakan 14 ribuan milisi FSA lainnya menyatakan siap sedia ikut dalam operasi tersebut jika diperintahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun