"ah...gak apa-apalah pak.. kita lanjut saja.." dia memandang saya serius.
Saya menangkap signal ia berkata serius. Perjalanan pun saya lanjutkan hingga akhirnya tiba lagi di sebuah kota besar, Singkawang namanya.
Saya tepikan kendaraan di sebuah restoran untuk beri kesempatannya makan siang ditempat lumayan daripada di tempat sebelumnya.
"Pak Markoni makan dulu ya, ini sudah siang. Di sini tempatnya bagus, enak juga.."
"Gak apa-apa pak.. Gak usah.. saya masih kenyang." hahaa dia ketawa bikin saya kurang yakin.
"Loh sdah hampir 5 jam kenapa masih terasa kenyang. Udah minum aja ngopi sambil merokok sebatang dua batang kata saya mengulangi lagi."
Jawabannya pun tetap sama seprti di atas. dia serius minta lanjutkan saja perjalan sekitar 2 jam lagi tiba di kota Sambas.
Ada perasaan tak enak dalam diri saya. Maka saya tetap tepikan juga dengan masuk ke restoran tersebut berharap ia juga duduk bersama dan memesan nasi siangnya.
Penjual datang bertanya. Saya persilahkan pak Markoni memberi pesanan. Tapi apakatanya pada penjual.
"Maaf pak kami duduk sebentar aja, masalahnya bapak ini (menunjuk pada saya) sedang puasa. Boleh dek?" katanya pada penjual
Penjual makanan yang sedang ramai menganggukkan kepala entah berusaha mengerti lalu pergi.