Apakah tidak adil kita dilahirkan sebagai manusia yang memiliki gen DARPP 32 itu? Tentu tidak karena semua manusia memiliki gen unik tersebut cuma beda kelasnya ada kelas TT, TC dan kelas CC (entah mana yang urutan tertinggi sampai terendah semoga ada rekan pemabaca yang ahli bidang ini bisa membantu menerangkan).
Kedua kita dibekali cara menurunkan kadar emosi atau bahkan mengusir emosi dengan berbagai cara dan ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umu,
Dalam ilmu agama khususnya agama Islam, ada beberapa cara menekan marah (emosi) yaitu :
- Mengucapkan istighfar, A-'UDZU BILLAHI MINAS SYAITHANIR RAJIIM.
- Diam dan jaga lisan. Kata nabi "Jika kalian marah, diamlah.." (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).
- Ambil posisi lebih rendah. Kecenderungan orang marah adalah mengambil posisi lebih tinggi dari pengertian sikap dan pendapat.Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
- Ingat hadis ini ketika marah : "Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani).
- Segera berwuduhu atau mandi. (Mungkin saja jika peristiwa itu terjadi di jalan tentu tak sempat mandi dan wudhu maka ke 4 (dari 5) cara mengatasi di atas dapat membantu kita mengatasi marah, emosi diubun, ubun hingga melakukan aksi macam termasuk menggampar tukang beca).
Jika dikaitkan dengan maraknya aksi marah yang terjadi akhir-akhir ini khusus saat demo 21-22 Mei 2019 lalu banyak diantara rekan, tetangga, saudara, sanak famili, teman sekantor atau siapapun yang terpancing marah akibat terhasut fitnah atau hal-hal yang tidak diketahui sebab musabnya dengan pasti seharusnya ke 5 cara di atas dapat mengatasi emosi kita sehingga tidak bertindak emosional dan anarkis.
Dengan mengenal sosok "gen unik" tadi setidaknya lain kali kita bisa hati-hati jika dipancing emosi oleh peristiwa seperti dialami pak Jenggot dan pak Kumis di atas oleh rekan sejawat dan handi taulan kita seperti pada peristiwa 21-22 Mei yang lalu.
Semoga bermanfaat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H