Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sepatu Hinda "Saksi Bisu" Holocaust 75 Tahun Lalu, Apa Kata Netanyahu?

27 Maret 2019   22:15 Diperbarui: 28 Maret 2019   11:31 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat peristiwa holocasut terhadap Hinda terjadi, Benjamin "bibi" Netanyahu belum lahir. Ia baru lahir pada 21 Oktober 1949 (lima tahun lebih kemudian). Entah apa motifnya bibi Netayahu sangat agresif menyerang Palestina dan membela Hitler hingga terlontarlah kalimat sebagaimana disebut di atas yang memicu kontroversial sekaligus bumerang terhadapnya.

Menurut bebrapa sumber media, Netanyahu dianggap keterlaluan, karena :

  • Sebuah sisi gelap holocaust dialami oleh bangsa Yahudi dianggap enteng begitu saja. Meremahkan jutaan korban jiwa Yahudi dari kasus Holocaust Nazi Jerman.
  • Jerussalem Post mengutip Profesor Dina Porat, kepala musium Holocaust meminta agar Netanyahu mundur.
  • Yedioth Ahronoth agak konservatif, mengatakan Hitler memenuhi harapan Mufti tapi setelah solusi akhir terjadi (bukan karena mufti)
  • Haaretz mengatakan Netanyahu telah berhasil memecah internet (viral jika disebutkan saat ini)
  • The Time of Israel menulis Netanyahu dikecam habis-habisan di Jerman
  • Ribuan meme orang Israel dan Palestina menghujam mengejek Netanyahu

Kepongahan Netanyahu belum berakhir. Kini menjelang Pemilihan Umum Parlemen Israel (Knesset) yang akan digelar pada 9 April 2019 bulan depan ia kembali membuat gebrakan luar biasa beberapa hari lalu dengan mengukuhkan kepemilikan Dataran Tinggi Golan yang dirampas dari perang 6 Hari 1967.

Pengukuhan tersebut diperkuat dan disetujui oleh Presiden AS, Donald Trump juga menandatangani pengukuhan tersebut. "Ini adalah peristiwa yang bersejarah dan kemenangan diplomatik Israel," sebut Netanyahu menebar senyum.

Akankah Netanyahu terpilih kembali? Akankah warga Yahudi yang dinistakan penderitaan pendahulunya membiarkan Netanyahu kembali memimpin? 

Di sisi lain konsolidasi partai pesaing dalam koalisi Biru-Putih pimpinan Benny Gantz-Yair Lapid akan memanfaatkan momentum dengan menyoroti isu korupsi yang sedang menghujam Netayahu.

Tanpa menganggap enteng partai lain seperti Partai Labour pimpinan Avi Gabbay, tampaknya partai koalisi Biru-Putih akan menjadi sandungan bagi langkah Netanyahu berikutnya.

Meskipun Netanyahu (Pasrtai Likud) tersandung sayangnya dua rival utama partai disebut di atas punya kesamaan idiologi, Zionis.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun