Saat peristiwa holocasut terhadap Hinda terjadi, Benjamin "bibi" Netanyahu belum lahir. Ia baru lahir pada 21 Oktober 1949 (lima tahun lebih kemudian). Entah apa motifnya bibi Netayahu sangat agresif menyerang Palestina dan membela Hitler hingga terlontarlah kalimat sebagaimana disebut di atas yang memicu kontroversial sekaligus bumerang terhadapnya.
Menurut bebrapa sumber media, Netanyahu dianggap keterlaluan, karena :
- Sebuah sisi gelap holocaust dialami oleh bangsa Yahudi dianggap enteng begitu saja. Meremahkan jutaan korban jiwa Yahudi dari kasus Holocaust Nazi Jerman.
- Jerussalem Post mengutip Profesor Dina Porat, kepala musium Holocaust meminta agar Netanyahu mundur.
- Yedioth Ahronoth agak konservatif, mengatakan Hitler memenuhi harapan Mufti tapi setelah solusi akhir terjadi (bukan karena mufti)
- Haaretz mengatakan Netanyahu telah berhasil memecah internet (viral jika disebutkan saat ini)
- The Time of Israel menulis Netanyahu dikecam habis-habisan di Jerman
- Ribuan meme orang Israel dan Palestina menghujam mengejek Netanyahu
Kepongahan Netanyahu belum berakhir. Kini menjelang Pemilihan Umum Parlemen Israel (Knesset) yang akan digelar pada 9 April 2019 bulan depan ia kembali membuat gebrakan luar biasa beberapa hari lalu dengan mengukuhkan kepemilikan Dataran Tinggi Golan yang dirampas dari perang 6 Hari 1967.
Pengukuhan tersebut diperkuat dan disetujui oleh Presiden AS, Donald Trump juga menandatangani pengukuhan tersebut. "Ini adalah peristiwa yang bersejarah dan kemenangan diplomatik Israel," sebut Netanyahu menebar senyum.
Akankah Netanyahu terpilih kembali? Akankah warga Yahudi yang dinistakan penderitaan pendahulunya membiarkan Netanyahu kembali memimpin?
Di sisi lain konsolidasi partai pesaing dalam koalisi Biru-Putih pimpinan Benny Gantz-Yair Lapid akan memanfaatkan momentum dengan menyoroti isu korupsi yang sedang menghujam Netayahu.
Tanpa menganggap enteng partai lain seperti Partai Labour pimpinan Avi Gabbay, tampaknya partai koalisi Biru-Putih akan menjadi sandungan bagi langkah Netanyahu berikutnya.
Meskipun Netanyahu (Pasrtai Likud) tersandung sayangnya dua rival utama partai disebut di atas punya kesamaan idiologi, Zionis.
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H