Mengapa intelijen Turki tidak mampu memberikan informasi akurat tentang kinerja teroris semakin merajalela di sekitar selat Bospurus? Lima bulan pasca kudeta gagal terhadap Presiden Erdogan telah terjadi 2 kali serangan teroris di Turki, mungkin saja aksi pembersihan represif ala Erdogan telah menimbulkan anti Erdogan lebih baru dan lebih kuat. Jika itu aksi itu semakin meningkat maka tingkat ketenangan warga semkin memburuk dan itu sangat kontradiktif dengan upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk masyarakat.
Atas sejumlah pertanyaan itu tampaknya pesan yang perlu dicermati oleh pemerintah Turki adalah meninjau ulang beberapa hal sebagai berikut :
- Kebijakan dalam perang Suriah sebaiknya ditinjau ulang
- Kebijakan terhadap SDF /PG dan ISIS harus ditinjau ulang dan berbeda perlakuan untuk kedua kelompok itu
- Kembalikan hubungan mesra dengan AS meski terpaksa biasa-biasa saja dengan Rusia
- Lupakan animo masuk Uni Eropa, UE bukan lagi tempat menarik. Inggris saja telah keluar dari komunitas tersebut
- Fokus pada peningkatan kemakmuran masyarakat dan meningkatkan perekonomian Turki. Perang akan menguras cadangan devisa dan membuat perekonomian mundur bertahun-tahun.
- Bagaimana menjadi bapak pembangunan Turki ke dua akan lebih diharapkan rakyat Turki, bukan berambisi menjadi penguasa geopolitik dunia seperti jaman tempo dulu ketika dunia belum masuk dalam jaman modern
Mungkin inilah pesan tidak enak kedengarannya untuk Turki.
Menjadikan pertahanan Turki solid, kuat dan hebat tidak berarti membuat maklumat perang terhadap negara lain. Turki akan disegani kawan dan lawan, tak ada negara manapun akan invasi Turki, selama PD-3 tidak terjadi.
Mematikan atau menjaga aspirasi sekuler bukan sebuah ukuran. Tapi di sisi lain menjaga etika dalam kemajemukan, perbedaan dan pandangan dengan orang lain juga tak kalah penting untuk menciptakan Turki era modern menjadi rahmatan lil a'lamin bagi semua suku dan bangsa sesuai dengan posisinya "penjaga" dua benua.
Dengan mensyukuri nikmat Allah yang telah menganugerahkan Turki sejak zaman Bizantium, Konstantinopel, hingga Imperium Ottoman dan kini sebagai pemilik jalur sutera Asia dan Eropa, Turki akan semakin maju pesat dengan membangun tol bawah laut, jembatan penghubung Asia-Eropa. Menjadi tujuan wisata menggiurkan siapapun yang telah dan akan mengunjungi Turki.
Oleh karenanya tak penting dan tidak produkif untuk Turki menyatakan dan terlibat perang hanya karena alasan "mengurus" negara lain.
salam Kompasiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H