Meski telah merdeka lebih lama dari Indonesia, usia jabatan presiden Turki tidaklah selama rata-rata masa jabatan presiden Indonesia. Jika ikut dihitung presiden yang menjabat cuma "seumur jagung" (1 hari, 30 hari, 44 hari, 3 bulan, 5 bulan, 12 bulan dan 16 bulan) maka jumlah presiden Turki sejak Kemal Ataturk hingga Recep Tayyip Erdogan telah ada 19 orang. Akan tetapi entah alasan apa jumlah Presiden Turki pada daftar Presiden cuma 12 orang saja dalam sejarah 93 tahun era Turki Modern.
Dalam kurun 93 tahun terjadi sejumlah serangan tak manusiawi dan tidak beradab terhadap masyarakat Turki yang berhak mendapatkan ketenangan dan kedamaian seperti masyarakat di negara-negara besar dan maju lainnya di seluruh dunia.
Dengan mempelajari serangkaian teror pada masa kepemimpinan masing-masing Presiden berkuasa kita ingin lihat pada masa Presiden mana berkuasa paling banyak mengalam gangguan stabilitas keamanan bagi warga Turki.
Mengapa hal itu terjadi dan pesan apa untuk pemerintahan Turki dibalik peristiwa itu. Mari kita langsung ke topiknya.
Presiden Mustafa Kemal Ataturk (1923 -1938)
- Tidak ada peristiwa serangan bom oleh teroris. Akan tetapi terjadi peristiwa pembunuhan masal di salah satu provinsi bagian paling timur Turki pada 12 dan 13 Juli 1930. Saat itu pasukan keamanan Turki dituduh membantai 4,500-15,000 warga Kurdi Sunni. Peristiwa itu dikenal sebagai pembunuhan massal di desa Zilan, atau Zilan Mascare.
- Pada 1937 -1938, pasukan keamanan Turki kembali beraksi. Kali ini dituding melakukan pembersihan etnis (genocide) terhadap etnis Zazas di kawasan Dersim, Tunceli. Diperkirakan 7,594-13,804 warga dan pemberontak Zazas tewas.Pada 23 November 2011 atau 79-78 tahun kemudian, Presiden Erdogan telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi atas peristiwa kelam yang terjadi pada pemerintah dan penguasa masa lalu.
Presiden Ismet Inonu (1938 -1950)
Tidak ada catatan kekerasan berupa teror pasukan pemerintah maupun oleh teroris. (Mohon bantuan informasi dan dilengkapai JIKA ada )
Presiden Celal Bayar ( 1950 - 1960 )
Pada 6–7 September 1955. Pemerintah dituding bertanggung jawab atas kerusuhan terhadap warga Yunani di kota Istanbul yang digerakkan oleh kelompok pro pemerintah. Sebanyak 13-30 orang Yunani tewas.
Presiden Fahri Koruturk (6 April 1973 - 6 April 1980)
- Pada 1 Mai 1977 di Taksim Square, Istanbulterjadi huru-hara pada aksi demo hari buruh yang ditentang oleh pemerintah pada saat itu. Aksi itu mengakibatkan 34-42 orang pendemo tewas dan melukai 126-220 orang lainnya.
- Pada 16 Maret 1978 di Istanbul kembali terjadi serangan bom dan penembakan terhadap mahasiswa di UniversitasIstanbuldiduga dilakukan oleh kelompok nasionalis "The Grey Wolves" didukung Polisi Istanbul. Sebanyak 7 mahasiswa tewas pada peristiwa ang dikenal dengan "The Beyazıt massacre."
- Pada 9 Oktober 1978 kelompok Neofasis melakukan serangan terhadap mahasiswa di sebuah pondok penginapan mahasisa di Ankara. Sebanyak 5 mahasiswa dibunuh di pondokan dan 2 lainnya dibawa dan dibunuh di lokasi lain.
- Pada 19–26 Desember 1978, kelompok nasionalis Grey Wolves kembali melaksanakan aksi kekerasan di kota Kahramanmaras. Sejumlah 109 mahasiswa Kurdi dan Turki pro sayap kiri tewas.
- Pada Mai - Juli 1980 kelompok nasionalis Sunni melaksanakan aksi pembunuhan terhadap 57 orang minoritas Alevi di Povinsi Corum.
Presiden Kenan Evren (12 September 1980 - 9 November 1989)
- Pada 7 Agustus 1982: Sebuah bom di bandara Ankara diikuti dengan baku tembak. Sebanyak 11 orang tewas dan 63 terluka. Tentara Armenia untuk Pembebasan Armenia (ASALA) dituding sebagai pelaku
- Pada 6 September, 1986: sebuahbom bunuh diri kembar diklaim oleh Jihad Islammembunuh 22 orang di rumah ibadat Neve Shalom diIstanbul
- Pada 20 Juni 1987, sebanyak 30 sipil kurdi tewas di tangan pasukan Turki di Pınarcık provinsi Mardin