Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa Suruh Datang ke Suriah?

22 Juni 2016   02:11 Diperbarui: 22 Juni 2016   15:25 2757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implementasinya, dua negara tersebut telah ikut mengirimkan senjata dan memberi latihan serta pembiayaan untuk FSA yang diselenggaakan oleh CIA berbasis di Turki. Menurut sebuah laporan, paket kiriman 3000 ton senjata dan amunisi serta alat komunikasi buatan AS dan Eropa diterima pertama sekali oleh FSA pada 11 September 2012. 

Informasi dari pejabat CIA tersebut di atas memperlihatkan fakta telah ada kerja sama 3 negara tersebut dalam konflik Suriah sejak awal. Dengan kata lain, Qatar, Saudi dan Turki telah terlibat lebih dahulu secara aktif bersama AS dalam krisis Suriah, membantu, melatih, mempersenjatai dan mendanai FSA sejak 21 Juni 2012 atau ketika 15 bulan usia krisis Suriah berjalan.

Keterlibatan Palestina: The Palestine Liberation Army (PLA)
Kurang lebih 4 ribu pejuang PLA kini berada di Suriah tepatnya di kantung khusus Yarmouk Camp, distrik al-Hajar al-Aswad sejak 1970. Posisi Palestina dalam konflik Suriah pada awalnya netral akan tetapi sejak 17 orang milisi PLA tewas di tangan FSA pada 17 Juli 2012 lalu PLA pun berafiliasi dengan SAA sampai kini. Walaupun kehadiran PLA di sana BUKAN akibat konflik Suriah namun berpihaknya PLA pada SAA mereka pun dituding ikut andil memperkuat rezim Assad dan menghalangi perjuangan FSA.

Kini, apa boleh buat PLA pun ikut menjadi korban terutama 'disingkirkan' perjuangannya oleh sejumlah negara Arab dan juga menjadi korban agresif FSA dan al-Nusra yang juga terkepung disebelah kantong Yarmouk dekat Ibu Kota Damaskus. Dengan demikian keterlibatan PLA di Suriah sejak 17 Juli 2012.

Kehadiran The National Defence Forces (NDF)
NDF adalah milisi bentukan SAA, oleh karena itu NDF jelas pro rezim Assad. Miiisi berkekuatan 100 ribu personil itu umumnya berasal dari kalangan suku Alawite dan petualang pribumi itu dibentuk pada 11 Nopember 2012 dengan tujuan utama melaksanakan operasi anti penyusupan pada wilayah yang dikuasai SAA dan pada kondisi tetentu besama SAA menyerang musuh dan melaksanakan penyitaan atau rampasan perang pada wilayah yang berhasil direbut dari musuh.

NDF dibentuk saat usia perang saudara masuk 20 bulan itu kini membawahi beberapa milisi lain seperti milisi Lijan alias Shabiha dan Al-Jaysh al-Sha'b (People's Army). Dengan kata lian NDF mulai terlibat sejak 11 Nopember 2012.

Kehadiran Milisi Hezbollah
Pertama sekali masuk ke Suriah pada akhir Desember 2012. Meski demikian baru pada 16 Februari 2013 kubu pemberontak FSA melihat fakta bahwa Hezbollah secara resmi mendukung SAA dalam pertempuan di Desa Al-Qusayr. Dengan kata lain, Hezbollah mulai terlibat langsung di Suriah sejak 16 Februari 2013 atau hampir 2 tahun eskalasi perang saudara Suriah berjalan.

Kehadian Tentara Irak
Tentara Irak pertama sekali terlihat membantu rezim Assad pada 4 Maret 2013 ketika 4 pasukan Irak bersama 48 tentara SAA ditemukan tewas saat disergap FSA di desa al-Yaroubiyah dekat perbatasan Suriah dan Irak. Sumber businessinsider melapokan pada edisi 6 Maret 2013.

Kehadiran The Syrian National Council (NSC)
Hadirnya beberapa kelompok milisi lain anti pemerintah membuat koordinasi menjadi agak kacau, oleh karena itu dibentuklah sebuah lembaga mengakomodir seluruh faksi pemberontak dibawah lembaga NSC yang dibentuk pada 18 Maret 2013 dan berkedudukan di Idlib, Provinsi Idlib sebelah utara Damaskus. Prakarsa ini merupakan wujud campur tangan langsung Turki dan AS sejak Juni 2012 seperti disebutkan di atas. Dengan kata lain NSC hadir sejak 18 Maret 2013.

Kehadiran kelompok Far Right Europe Corps
Kelompok ekstrimis sayap kanan Eropa Neo Nazi dan Black Lily, berdemonstrasi mendukung Assad di Kota Kopenhagen Denmark pada 18 Maret 2012 (kebetulan tanggal sama dengan di atas). Meski demikian hal ini belum bisa dijadikan ukuran dukungan keterlibatan kelompok tersebut di Suriah. 

Akan tetapi pengakuan Mavros Krinos (pimpinan Black Lily) juga salah satu pengurus teras kelompok sayap kanan Neo Nazi pada koran Yunani, Democratia bisa jadi sorotan menarik untuk sumber hate-speech dan menjadi rujukan media lain tentang dugaan keterlibatan Far Right Europe Corps di Suriah. Kinos mengaku kelompoknya telah memasukkan sejumlah milisi Far Right Europe Corps ke Suriah membantu Assad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun