Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Siapa Suruh Datang ke Suriah?

22 Juni 2016   02:11 Diperbarui: 22 Juni 2016   15:25 2757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika awal perang Suriah dihitung sejak warga kota Damaskus dan Darra berdemonstrasi menentang pemerintah pada 15 Maret 2011, maka demonstrasi itu kini telah menjadi arena saling bantai paling sadis dan dahsyat di dunia pada abad modern ini. Arena pelampiasan dendam kesumat berusia 5 tahun lebih.

Demonstrasi itu telah menjelma menjadi bencana kemanusiaan 'the catastrophic humanitarian' terbesar di Timur Tengah sejak pihak-pihak berkepentingan atau petualang dalam petikaian itu ramai-ramai 'berkunjung' ke Tanah Syam, tempat 12 nabi pernah diutus Allah SWT untuk menjalankan perintah-Nya.

Apabila para petualang itu menjadi salah satu sebab timbulnya bencana kemanusiaan di Suriah, sejak kapan The Volunteers masuk dalam kancah Suriah dan seakan tak kuasa menarik diri kembali dari konflik tak bekesudahan tersebut. 

Tulisan ini sengaja diurut berdasarkan ekspektasi tanggal kehadiran atau campur tangan The Volunteers sang petualang. Dengan mengetahui hal tersebut sedikitnya akan membantu kita melihat siapa paling berkepentingan di sana dan bersembunyi di balik konflik Suriah.

Kehadiran The Free Syrian Army (FSA)
Sejumlah pembelot dari angkatan bersenjata Suriah atau SAA pertama sekali terjadi pada akhir April 2011 oleh kelompok tentara dipimpin kolonel Riad al-Assad dengan seribuan tentara. Para pembelot kemudian membentuk FSA pada 29 Juli 2011. Enam bulan kemudian pada Oktober 2011 setidaknya terdapat 10 ribu pembelot SAA masuk ke FSA. Meski organisasi FSA pada masa awal itu masih kecil dan kemampuan militer seadanya FSA langsung menjadi lawan tangguh SAA dan sejak saat itulah FSA terlibat secara resmi melawan tentara pro pemerintah Assad.

Kehadian tentara Iran
Tentara Iran mulai masuk dan mendukung rezim Assad sejak 28 Mai 2012. Sumber guardian melaporkan, Ismail Gha'ani, salah satu petinggi IGC saat itu mengatakan jika Iran tidak masuk Suriah maka bencana kemanusiaan sangat besar akan terjadi di Suriah. Sejak saat itu tentara Iran mulai terlihat di Suriah. Meski tak jelas unit mana yang dimaksudkan, kehadiran tentara Iran setahun setelah meletusnya perang saudara itu tegolong lebih awal dibanding seluruh kekuatan asing mana pun yang ada kemudian setelah infiltrasi Iran dalam tubuh SAA.

Mengacu pada sumber tersebut tentara Iran mulai terlibat di Suriah sejak 28 Mai 2012.

Campur tangan Turki
Pada Juni 2012, AS dan Turki memfasilitasi latihan untuk FSA di Turki. Bantuan senjata CIA pertama sekali diterima kubu FSA pada 11 September 2012. Sayangnya FSA masih sangat amatiran. Senjata bantuan itu tidak dapat digunakan dengan baik sehingga memangsa anggotanya sendiri. Selain itu senjata bantuan AS juga kerap direbut oleh SAA. 

Dengan demikian, Turki mulai terlibat campur tangan langsung sejak Juni 2012 terutama memberikan akses perbatasannya untuk FSA dengan sangat longgar.

Campur tangan KSA dan Qatar
Sementara itu, Arab Saudi dan Qatar meski sering memperlihatkan sikap jelas memihak pemberontak FSA akan tetapi berdasarkan laporan dari nytimes pada 21 Juni 2012, mengutip pernyataan salah satu pejabat CIA yang dirahasiakan identitasnya ketika sedang bertugas di Turki, Qatar dan Arab Saudi mendukung dan membiayai pemberontakan di Suriah untuk menggulingkan rezim Assad. 

Meski pada saat itu pernyataan seperti itu dianggap kurang serius karena tidak cukup bukti kuat untuk dipercaya namun beberapa waktu kemudian -belakangan pernyataan pejabat CIA itu menjadi sebuah bukti posisi KSA dan Qatar sangat terang benderang dan pantas dijadikan sebagai tonggak mulai ikut campur tangan secara resmi dalam konflik Suriah.

Implementasinya, dua negara tersebut telah ikut mengirimkan senjata dan memberi latihan serta pembiayaan untuk FSA yang diselenggaakan oleh CIA berbasis di Turki. Menurut sebuah laporan, paket kiriman 3000 ton senjata dan amunisi serta alat komunikasi buatan AS dan Eropa diterima pertama sekali oleh FSA pada 11 September 2012. 

Informasi dari pejabat CIA tersebut di atas memperlihatkan fakta telah ada kerja sama 3 negara tersebut dalam konflik Suriah sejak awal. Dengan kata lain, Qatar, Saudi dan Turki telah terlibat lebih dahulu secara aktif bersama AS dalam krisis Suriah, membantu, melatih, mempersenjatai dan mendanai FSA sejak 21 Juni 2012 atau ketika 15 bulan usia krisis Suriah berjalan.

Keterlibatan Palestina: The Palestine Liberation Army (PLA)
Kurang lebih 4 ribu pejuang PLA kini berada di Suriah tepatnya di kantung khusus Yarmouk Camp, distrik al-Hajar al-Aswad sejak 1970. Posisi Palestina dalam konflik Suriah pada awalnya netral akan tetapi sejak 17 orang milisi PLA tewas di tangan FSA pada 17 Juli 2012 lalu PLA pun berafiliasi dengan SAA sampai kini. Walaupun kehadiran PLA di sana BUKAN akibat konflik Suriah namun berpihaknya PLA pada SAA mereka pun dituding ikut andil memperkuat rezim Assad dan menghalangi perjuangan FSA.

Kini, apa boleh buat PLA pun ikut menjadi korban terutama 'disingkirkan' perjuangannya oleh sejumlah negara Arab dan juga menjadi korban agresif FSA dan al-Nusra yang juga terkepung disebelah kantong Yarmouk dekat Ibu Kota Damaskus. Dengan demikian keterlibatan PLA di Suriah sejak 17 Juli 2012.

Kehadiran The National Defence Forces (NDF)
NDF adalah milisi bentukan SAA, oleh karena itu NDF jelas pro rezim Assad. Miiisi berkekuatan 100 ribu personil itu umumnya berasal dari kalangan suku Alawite dan petualang pribumi itu dibentuk pada 11 Nopember 2012 dengan tujuan utama melaksanakan operasi anti penyusupan pada wilayah yang dikuasai SAA dan pada kondisi tetentu besama SAA menyerang musuh dan melaksanakan penyitaan atau rampasan perang pada wilayah yang berhasil direbut dari musuh.

NDF dibentuk saat usia perang saudara masuk 20 bulan itu kini membawahi beberapa milisi lain seperti milisi Lijan alias Shabiha dan Al-Jaysh al-Sha'b (People's Army). Dengan kata lian NDF mulai terlibat sejak 11 Nopember 2012.

Kehadiran Milisi Hezbollah
Pertama sekali masuk ke Suriah pada akhir Desember 2012. Meski demikian baru pada 16 Februari 2013 kubu pemberontak FSA melihat fakta bahwa Hezbollah secara resmi mendukung SAA dalam pertempuan di Desa Al-Qusayr. Dengan kata lain, Hezbollah mulai terlibat langsung di Suriah sejak 16 Februari 2013 atau hampir 2 tahun eskalasi perang saudara Suriah berjalan.

Kehadian Tentara Irak
Tentara Irak pertama sekali terlihat membantu rezim Assad pada 4 Maret 2013 ketika 4 pasukan Irak bersama 48 tentara SAA ditemukan tewas saat disergap FSA di desa al-Yaroubiyah dekat perbatasan Suriah dan Irak. Sumber businessinsider melapokan pada edisi 6 Maret 2013.

Kehadiran The Syrian National Council (NSC)
Hadirnya beberapa kelompok milisi lain anti pemerintah membuat koordinasi menjadi agak kacau, oleh karena itu dibentuklah sebuah lembaga mengakomodir seluruh faksi pemberontak dibawah lembaga NSC yang dibentuk pada 18 Maret 2013 dan berkedudukan di Idlib, Provinsi Idlib sebelah utara Damaskus. Prakarsa ini merupakan wujud campur tangan langsung Turki dan AS sejak Juni 2012 seperti disebutkan di atas. Dengan kata lain NSC hadir sejak 18 Maret 2013.

Kehadiran kelompok Far Right Europe Corps
Kelompok ekstrimis sayap kanan Eropa Neo Nazi dan Black Lily, berdemonstrasi mendukung Assad di Kota Kopenhagen Denmark pada 18 Maret 2012 (kebetulan tanggal sama dengan di atas). Meski demikian hal ini belum bisa dijadikan ukuran dukungan keterlibatan kelompok tersebut di Suriah. 

Akan tetapi pengakuan Mavros Krinos (pimpinan Black Lily) juga salah satu pengurus teras kelompok sayap kanan Neo Nazi pada koran Yunani, Democratia bisa jadi sorotan menarik untuk sumber hate-speech dan menjadi rujukan media lain tentang dugaan keterlibatan Far Right Europe Corps di Suriah. Kinos mengaku kelompoknya telah memasukkan sejumlah milisi Far Right Europe Corps ke Suriah membantu Assad.

Stavros Libovisis, salah satu pengurus ekstrimis sayap kanan Eopa lainnya bahkan lebih menghebohkan. Ia mengaku 'The Greek Fighters' telah hadir di Suriah sejak operasi pembebasan desa Al-Qusayr bersama Hezbollah pada April 2013 lalu. Greek dimaksudkan di sini adalah komunitas etnis di kawasan laut Jonian dan Aegean dari Yunani, Siprus, Albania hingga Italia bagian selatan, Bulgaria, Macedonia dan lain-lain. Jadi bukan orang Greek Yunani dan Siprus saja.

Pada situsnya di glykosymoritis edisi 28 September 2013, Libovisis bahkan mengunggah gambar sejumlah orang kelompok Black Lily dalam Far Right Europe Corps dan ia juga menceritakan pengalamannya diwawancarai oleh koran Democratia.

Meski bukan tentara bayaran ternama, kelompok petempur asing Far Right Europe Corps ini tercatat sebagai merkaneris asing pertama sekali masuk dalam kancah perang saudara Suriah. Dan jika mengacu pada pernyataan Krinos pada 18 Maret 2012 di atas, artinya kelompok Far Right Europe Corps telah terlibat langsung di Suriah sejak April 2013.

Kehadian Milisi asal Irak
Ammar Sadiq salah satu mantan anggota The Abu Fadl al-Abbas Brigade mengaku milisi asal Irak tersebut memasok sepuluh ribu milisi Syiah asal Irak termasuk dirinya ke Suriah pada Mei 2013 lalu. Kepada wayback.archive edisi 4 Juni 2013 yang mewawancarainya ia menjelaskan mekanisme menuju ke Suriah dan rotasi anggota untuk penyegaran setiap 2-3 bulan. Setelah itu bisa pulang ke Irak selama 2 bulan sebelum kembali lagi ke Suriah untuk masa rotasi yang sama. Milisi tersebut di tempatkan di Sayyida Zeinab, dekat Kota Damascus .

Dengan demikian kehadiran milisi Abu Fadl al-Abbas Brigade milisi asal Irak telah dimulai sejak Maret atau April 2013 lalu.

Keterlibatan ISIS
Di manakah ISIS? Saat itu ia masih berafiliasi dengan Al-Qaeda, ISIS mulai masuk Suriah pada Agustus 2011. Top komando Al-Baghadadi di Irak mengutus Abu Mohammad al-Joulani bertemu petinggi grup Al-Qaeda, Jabhat al-Nusra untuk sebuah kerja sama di Suriah. Dengan kata lain ISIS mulai masuk Suriah sejak 2011.

Akan tetapi ISIS mulai terlibat perang di Suriah pada 18–23 September 2013 ketika ISIS menaklukan Kota Azas dari tangan FSA. Setelah itu ISIS mulai ekspansi ke mana-mana dan menancapkan ibu kota ISIS di Kota Raqqa sampai saat ini. Dengan kata lain ISIS mulai masuk Suriah pada Agustus 2011 dan mulai terlibat perang pertama pada pertengahan September 2013 dengan FSA.

Fakta di atas memperlihatkan kekuatan asing mana lebih dahulu masuk ke Suriah sehingga memunculkan aneka kekuatan asing tandingan lainnya seperti terlihat saat ini.

Setelah melewati pertengahan 2014 jumlah faksi kekuatan asing maupun milisi lokal dan Arab bahkan pasukan khusus negara asing masuk ke Suriah semakin banyak dan menjadi-jadi terutama adalah milisi yang bepihak pada FSA. Tak kurang seratus milisi atau faksi dari berbagai negara kini membantu FSA. Faksi-faksi anti pemerintah Assad itu disponsori oleh negara-negara Arab terutama negara Teluk, Turki dan AS. 

Keterlibatan YPG Kudi Suriah, The People's Protection Units
Pada 2004 keberadaan YPG saat itu belumlah banyak diketahui dibanding saudaranya PKK di Turki dan Peshmerga di Irak. Meski sudah lama berdiri aktivitas YPG belum diketahui secara luas. 

Posisi YPG terhadap SAA bukan sekutu, hubungan keduanya tidak harmonis akibat pemberontakan abadi Kurdi menuntut otonomi di kawasan utara yang didominasi etnis Kurdi.

Dalam kondisi pemerintahan Assad sedang goyang bahkan nyaris kolaps, YPG SDF melaksanakan ekspansi sangat cepat dan luas hingga mendekati Kota Raqqa. 

Kini YPG menjadi mitra terkuat AS menghancurkan ISIS di seluruh Suriah. Sukses diraih YPG sejak awal 21 sampai kini sangat luar biasa. Dengan bantuan AS dan Eropa YPG menjadi lebih kuat dan bahkan kini mengancam SAA. Dalam posisi melemah, SAA terlibat clash 2 kali dengan YPG pada Februari dan Mei 21 lalu di Kamishli. Meski demikian YPG memilih hati-hati menjatuhkan SAA mengingat fokus utama saat ini adalah menghancurkan ISIS dan mencapai Otonomi -atau- merdeka membentuk federasi Kurdi di utara Suriah.

Dengan demikian kehadiran YPG dalam konflik Suriah sesungguhnya telah lama ada. YPG sama halnya dengan FSA dan SAA, mereka bukanlah petualang dalam krisis ini tapi justru korban konflik meski ujungnya mungkin saja dapat menjadi pemenang.

Keterlibatan AS
AS telah lebih dahulu telah mengirimkan senjata dan membantu latihan tempur untuk FSA sejak Juni 2012, namun aksi militer langsung dengan tema Serangan udara pimpinan AS melawan ISIS baru terjadi sejak 22 September 2014.

Dalam perkembangan terkini sejak akhir Mei 2016 lalu, 200 pasukan khusus AS nyata-nyata berpihak SDF/YPG. Kondisi ini melengkapi campur tangan AS hampir merata di semua lini FSA dan SDF/YPG dengan nilai investasi bantuan mencapai $496 juta tahun fiskal (FY) 2015 lalu.

Belum cukup, pada (FY) 2016 Pentagon mematok dana kembali $384 juta meski kemudian dibatalkan kongres. Untuk program akhir 2016 Pentagon mengajukan kembali modal memperkuat pemberontak moderat Suriah $250 juta dalam postur (FY) 2017 untuk peiode Oktober - Desember 2016. Sumber: comptroller.defense.gov.

Dok abanggeutanyo
Dok abanggeutanyo
Kehadiran Rusia
Rusia telah lama bercokol di pangkalan AL Tarsus jauh sebelum pecah perang saudara bahkan telah erat hubungannya ketika Hafez al-Assad menjadi presiden. Hafez al-Assad adalah ayah kandung Bashar al-Assad yang kini sedang dipertaruhkan. 

Pentagon menemukan fakta kehadiran tentara Rusia telah ada sejak 23 Desember 2012. Akan tetapi keterlibatan tentara Rusia secara langsung dalam aksi militer di Suriah adalah sejak kampanye serangan udara dimulai pada 30 September 2015 lalu.

Walaupun baru aktif namun paket bantuan persenjataan pertama sekali dari Rusia untuk rezim Assad tiba di Suriah diterima SAA pada 1 Januari 2012 untuk menumpas perang saudara, berselang 10 bulan krisis Suriah berjalan.

Jika ukuran keterlibatan Rusia terjadi sejak 30 September 2015, berapakah dana Rusia telah dihabiskan untuk membantu Suriah? Info dari sumber ibtimes mengulas pengeluaran biaya serangan udara Rusia dalam sehari berkisar antara 3,5- 4 juta dolar. Sebut saja 3 juta dolar sehari maka tak kurang $480 juta telah dihabiskan dan itu belum termasuk pembelian senjata dan amunisi, pelatihan dan komuniksai serta biaya perawatan,

Kita telah mengetahui siapa duluan menciptakan bencana kemanusiaan di Suriah. Kita juga telah mengetahui siapa mereka telah menyebabkan darah-darah korban bencana kemanusiaan tak pernah kering dalm gelapnya hari-hari di atas bumi Suriah.

Adakah di antara mereka serius ingin mengakhiri bencana kemanusiaan tersebut?

Salam Kompasiana,
abanggeutanyo 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun