Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Setia dari 'Rambo' atau 'Hero' Tentara Rusia

3 Mei 2016   11:04 Diperbarui: 3 Mei 2016   13:46 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

During the fight for Palmyra, Islamic State of Iraq and Greater Syria (ISIS) took a photo (above) from the cellphone of a Russian spetsnaz officer reportedly killed in combat. Sumber :greatcharlie.com dan dok abanggeutanyo

Rambo adalah ikon fiksi "pahlawan" Amerika Serikat dalam peperangan. Kisah Rambo dalam belasan film yang diperankan aktor kawakan AS Sylvester Stallone mulai dikenal luas sejak First Blood (1982) beredar hingga film terakhir Rambo (2008) telah membuat sejumlah orang --pada masa itu higga kini-- tekesan dengan karakter atau sosok Rambo dalam dunia khayalan.

Dari sisi keberanian dan heroisme dalam dunia militer memang ada tentara mirip dengan sosok Rambo yakni Aleksander Prokhorenko, salah satu anggota Spetsnaz, pasukan khusus Rusia berpangkat Letnan Dua yang tewas pada 17 Maret 2016 lalu dalam merebut Palmyra dari ISIS.

Jika melihat pada sosok dan karakter Rambo dalam berbagai film, Rambo identik dengan beberapa ciri berikut :

  • Berwajah seram dan mengecat wajahnya dengan pewarna hijau tua
  • Gaya macho
  • Rambut gondrong dengan ikat kepala
  • Tato di lengan bergambar bendera Amerika
  • Menyandang aneka senjata mesin berat
  • Mampu merobohkan 1 batalon musuh meski seorang diri
  • Berkemampuan anti gerilya yang hebat

Mengacu pada ciri-ciri utama di atas, sosok dan gaya pemuda itu justru sebaliknya. Bewajah cool, mirip wajah Mr Bean bahkan lebih mirip dengan wajah remaja tanggung alias ABG. Di balik itu, meski kariernya singkat di dunia militer, Prokhorenko punya mental baja sangat mengagumkan. Dia mampu menyerap filosofi militer secara total dan profesional berperan sebagai tentara. Baginya tugas utama mutlak untuk kepentingan bangsa dan negaranya.

Dia rela meninggalkan istri dan janin pertamanya demi tugas untuk negara bahkan membuatnya mati atas permintaan sendiri. Ia tidak minta bala bantuan untuk menyelamatkan dirinya melainkan minta segera dibom justru membahayakan dirinya sendiri.

Mungkinkah media barat menduga peristiwa sebenarnya terjadi sebalikna, Mungkinkah Prokhorenko ternyata menjadi korban pembantaian ISIS, atau mungkinkah ia adalah koban salah sasaran jet tempur Rusia? Meskipun rekaman transkrip komunikasi dengan komandannya selayaknya memberi sedikit ruang positif untuk melihat sejauh apa peristiwa tersebut terjadi.

Media barat lebih kompak dan serentak menyebutnya sebagai 'Rambo' ketimbang sebagai 'Hero'
Publikasi resmi kematian Prokhorenko baru diumumkan militer Rusia di pangkalan udara Hmeimim pada 24 Maret 2016. Sementara itu --jika tak tak salah-- mirror.co.uk adalah media barat pertama sekali yang mempublikasikan berita tersebut pada 25 Maret 2016 dengan judul: "Russian 'Rambo' Wipes Out ISIS Thugs by Calling Airstrike on HIMSELF When Surrounded by Jihadi Forces". Judul tersebut ditulis dengan ukuran sangat besar dan tebal.

Jika tak salah media inilah pertama sekali menggunakan sebutan 'Rambo' untuk Prokhorenko meski istilah tersebut telah lazim dipakai berbagai media untuk menyindir jagoan yang dianggap berani mati konyol di berbagai tempat pada peristiwa seperti Prokhorenko alami.

Sebagaimana telah diketahui bersama, Prokhorenko tewas dalam sebuah serangan udara pesawat tempur Rusia atas permintaan sendiri setelah terkepung dan berada dalam jangkauan ditangkap hidup atau mati oleh ISIS di sebuah sudut kota kuno Palmyra. Prokhorenko menghubungi komandannya agar mengirimkan pesawat tempur mengebom posisinya.

Berdasarkan transkrip rekaman komunikasi Prokhorenko dengan komandannya terdengar sikap sang komandan menolak permintaan anak buahnya untuk mengebom posisi anak buahnya sendiri.

"Tidak. Perintah anda ditolak. Anda diminta untuk kembali ke jalur hijau, batas aman," ujar komandan yang sampai kini belum diketahui siapa identitas sang komandan yang dimaksud pada rekaman yang kini beredar luas tesebut.

Inilah jawaban Prokhorenko terakhir kalinya:

They [are] outside. This is the end, commander. Thank you. Tell my family and my country I love them. Tell them I was brave and I fought until I could no longer. Please take care of my family. Avenge my death. Goodbye commander. Tell my family I love them!" Sumber: pri 25 Mar 2016.

Tanpa menunggu lebih lama, sebuah pesawat tempur sedang bertugas di lokasi terdekat menuju ke titik kordinat yang disebutkan atau terlacak oleh jet Russia lalu menjatuhkan sebuah bom.

Selesai sudah. Prokhorenko dan sejumlah anggota ISIS yang berada di sekitarnya tewas seketika. Jadilah Alexander Prokhorenko sebagai martir Rusia.

Dampaknya lebih jauh dari yang ia bayangkan yakni hanya mengabdi sebaik-baiknya untuk militer Rusia sesuai impiannya ketika lulus akademi angkatan udara. Pemerintah Rusia bahkan menetapkannya sebagai pahlawan nasional dan meraih penghargaan tertinggi the 'Hero of Russia Award'.

Meski demikian, kondisi ini tetap saja menimbulkan polemik. Media barat mempertanyakan soal keaslian transkrip komunikasi yang kini beredar luas. Siapa dan di mana peristiwa itu sesungguhnya terjadi.

Kremlin bergeming... Seolah menjawab sindiran media barat, Rusia melangkah lebih jauh dan lebih jauh lagi dengan membuat acara khusus untuk mengenang pahlawannya. Prokhorenko telah melakukan aksi heroiknya untuk negara secara nyata bukan dalam khayalan atau dalam film fiksi.

Asli atau palsukah transkrip komunikasi di atas? Beberapa kalangan media barat menilai tanskip itu tidak orisinil karena beberapa alasan berikut :

  • Belum diketahui siapa komandan dalam transkrip komunikasi,
  • Sebelum peritsiwa itu terjadi, beberapa pernyataan pers oleh pejabat militer Rusia menyatakan tidak ada keterlibatan pasukan darat Rusia dalam operasi Palmyra seperti disampaikan oleh jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov seminggu sebelum keluar pengumuman resmi,
  • Rusia dikenal sangat tertutup dan rahasia terhadap hal-hal yang sangat penting. Dominasi terhadap pers dan proteksi terhadap kepentingan pemerintah sangat kuat,
  • Pernyataan pihak militer di atas membuat tanda tanda tanya besar mengapa pengumuman resmi sangat terlambat atau baru diumumkan pada 24 Maret 2016. Padahal seminggu sebelumnya pada 17 Maret 2016, Amaq News Agency --media terkait ISIS-- telah memberitakan dan memperlihatkan foto-foto yang diunggah dari file ponsel salah satu dari lima anggota pasukan khususn Rusia dibunuh ISIS,
  • Alasan lainnya adalah jasadnya ditemukan oleh pejuang Kurdi Suriah. Sedikit mengherankan karena di zona Palmira tidak ada pasukan yang betempur untuk kepentingan Kurdi - Suriah di sana,
  • Ekaterina, isterinya, terkejut sekaili dan ia tak tahu jika suaminya ditempatkan di Palmyra. Kabar kematian suaminya diterima dari petugas yang datang ke desanya pada 17 Maret 2016. Tak jelas mengapa teramat sulit memperoleh informasi lainnya dari Katya. Apakah ia sedang murung atau dilarang memberikan pernyataan ataukah karena ia 'berjanji' suatu saat nanti akan membuka alibi kematian suaminya, tak ada penjelasan tentang hal ini. Hal sama juga terjadi pada keluarga Prokhorenko, sampai kini belum ada pernyataan seperti apa pandangan dari ayah dan ibunya atau keluarga besar Prokhorenko.

Sejumlah alasan tersebut di atas jelas membuat tanda tanya besar dari pengamat dan media barat sehingga dugaan transkip komunikasi itu rekayasa militer semakin kental mungkin saja dengan tujuan agar militer rusia tidak kehilangan muka atau setidaknya menyimpan sesuatu yang tidak sesuai fakta tentang kematian pasukan khususnya.

Apapun analisa dan pengamatan media barat, bagi Rusia ia adalah pahlawan dan jasadnya telah dibawa pulang ke kampung halamannya pada Jumat 29 April 2016 lalu. Mengutip sumber news4jax.com, Pesiden Vladimir Putin pada 11 Apil lalu mengumumkan akan memberikan penghargaan tertinggi dengan anugerah Hero of The Russian Federation untuk Aleksander Prokhorenko.

Sebuah monumen akan dibangun untuk mengenang jasanya di Desa Gorodki, sekitar 1,400 kilometer dari selatan Ibu Kota Moskow. Upacara mengenang Prokhorenko akan dilaksanakan secara khusus dan meriah pada 6 Mei mendatang di tempat yang sama desa kelahirannya.

Salah satu gurunya tempat Prokhorenko bersekolah masa SMA dahulu menyebutkan dia salah satu siswa lulusan terbaik pada masanya dan meraih rangking 2 besar lulusan terbaik. Sementara itu Natalia Meshkova, mantan kepala sekolah SMA di desa Gorodki dekat kota Orenburg mengatakan kesedihan yang lua biasa. "Seluruh desa merasakan kesedihan yang amat dalam," katanya.

Terlepas dari sistem politik dan pengaruh serta kondisi sebuah negara, pelajaran apa yang dapat kitai petik dari sosok prajurit seperti Aleksander Prokhorenko?

Salam Kompasiana
abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun