Berdasarkan transkrip rekaman komunikasi Prokhorenko dengan komandannya terdengar sikap sang komandan menolak permintaan anak buahnya untuk mengebom posisi anak buahnya sendiri.
"Tidak. Perintah anda ditolak. Anda diminta untuk kembali ke jalur hijau, batas aman," ujar komandan yang sampai kini belum diketahui siapa identitas sang komandan yang dimaksud pada rekaman yang kini beredar luas tesebut.
Inilah jawaban Prokhorenko terakhir kalinya:
They [are] outside. This is the end, commander. Thank you. Tell my family and my country I love them. Tell them I was brave and I fought until I could no longer. Please take care of my family. Avenge my death. Goodbye commander. Tell my family I love them!" Sumber: pri 25 Mar 2016.
Tanpa menunggu lebih lama, sebuah pesawat tempur sedang bertugas di lokasi terdekat menuju ke titik kordinat yang disebutkan atau terlacak oleh jet Russia lalu menjatuhkan sebuah bom.
Selesai sudah. Prokhorenko dan sejumlah anggota ISIS yang berada di sekitarnya tewas seketika. Jadilah Alexander Prokhorenko sebagai martir Rusia.
Dampaknya lebih jauh dari yang ia bayangkan yakni hanya mengabdi sebaik-baiknya untuk militer Rusia sesuai impiannya ketika lulus akademi angkatan udara. Pemerintah Rusia bahkan menetapkannya sebagai pahlawan nasional dan meraih penghargaan tertinggi the 'Hero of Russia Award'.
Meski demikian, kondisi ini tetap saja menimbulkan polemik. Media barat mempertanyakan soal keaslian transkrip komunikasi yang kini beredar luas. Siapa dan di mana peristiwa itu sesungguhnya terjadi.
Kremlin bergeming... Seolah menjawab sindiran media barat, Rusia melangkah lebih jauh dan lebih jauh lagi dengan membuat acara khusus untuk mengenang pahlawannya. Prokhorenko telah melakukan aksi heroiknya untuk negara secara nyata bukan dalam khayalan atau dalam film fiksi.
Asli atau palsukah transkrip komunikasi di atas? Beberapa kalangan media barat menilai tanskip itu tidak orisinil karena beberapa alasan berikut :
- Belum diketahui siapa komandan dalam transkrip komunikasi,
- Sebelum peritsiwa itu terjadi, beberapa pernyataan pers oleh pejabat militer Rusia menyatakan tidak ada keterlibatan pasukan darat Rusia dalam operasi Palmyra seperti disampaikan oleh jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov seminggu sebelum keluar pengumuman resmi,
- Rusia dikenal sangat tertutup dan rahasia terhadap hal-hal yang sangat penting. Dominasi terhadap pers dan proteksi terhadap kepentingan pemerintah sangat kuat,
- Pernyataan pihak militer di atas membuat tanda tanda tanya besar mengapa pengumuman resmi sangat terlambat atau baru diumumkan pada 24 Maret 2016. Padahal seminggu sebelumnya pada 17 Maret 2016, Amaq News Agency --media terkait ISIS-- telah memberitakan dan memperlihatkan foto-foto yang diunggah dari file ponsel salah satu dari lima anggota pasukan khususn Rusia dibunuh ISIS,
- Alasan lainnya adalah jasadnya ditemukan oleh pejuang Kurdi Suriah. Sedikit mengherankan karena di zona Palmira tidak ada pasukan yang betempur untuk kepentingan Kurdi - Suriah di sana,
- Ekaterina, isterinya, terkejut sekaili dan ia tak tahu jika suaminya ditempatkan di Palmyra. Kabar kematian suaminya diterima dari petugas yang datang ke desanya pada 17 Maret 2016. Tak jelas mengapa teramat sulit memperoleh informasi lainnya dari Katya. Apakah ia sedang murung atau dilarang memberikan pernyataan ataukah karena ia 'berjanji' suatu saat nanti akan membuka alibi kematian suaminya, tak ada penjelasan tentang hal ini. Hal sama juga terjadi pada keluarga Prokhorenko, sampai kini belum ada pernyataan seperti apa pandangan dari ayah dan ibunya atau keluarga besar Prokhorenko.
Sejumlah alasan tersebut di atas jelas membuat tanda tanya besar dari pengamat dan media barat sehingga dugaan transkip komunikasi itu rekayasa militer semakin kental mungkin saja dengan tujuan agar militer rusia tidak kehilangan muka atau setidaknya menyimpan sesuatu yang tidak sesuai fakta tentang kematian pasukan khususnya.