Beberapa prediksi Jakarta pada 2020 adalah sebagai berikut :
- Jakarta akan seperti New York tingkat kemajuannya. Dalam bidang perdagangan dan ekonomi Jakarta akan menjadi "macan Asia" yang baru,mirip Tokyo dan Beijing era 2000-2005. Akan ada 10 lagi bangunan tertinggi di Jakarta melebih ketinggian Wisma 46 telah menjadi figur ikonik di skyline Jakarta.
Pada 2020 jumlah penduduk Jakarta di atas permukaan seluas 740 km² akan mencapai 25 juta - 35 juta. Jika itu terjadi tingkat kepadatan penduduknya menjadi 33.783 jiwa - 47.292 jiwa per km2. rasanya DKI semakin terasa sesak. Akan terasa lebih sesak lagi jika luas Jakarta hanya 662 km² (informasi lain menyebutkan luas Jakarta kini tinggal 662km²). - Luas lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada 2014 sekitar 66.233 hektar kini terus menyusut karena harus dibebaskan untuk jalan dan pembangungan gedung komersial. Tempat bermain alami di ruang terbuka dan hijau akan dinikmati seperti masa-masa lalu akan semakin langka ditemukan.
Jumlah penduduk miskin DKI diprediksi akan mencapai 1.024.567 orang. Sebuah angka yang amat besar melebihi jumlah penduduk dibeberapa kabupaten diluar pulau Jawa. - Tingkat pengangguran DKI menyebabkan persoalan kemanusiaan baru dengan jumlah penganggur usia kerja sebanyak 2.450.000 orang. Jumlah pengangguran DKI menyamai jumlah penduduk ibu kota provinsi Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara pada 2014.
- Disparitas (kesenjangan) dalam pendapatan penduduk DKI Jakarta sangat menyolok jaraknya. Hal ini terjadi akibat rekor pendapatan tertinggi secara nasional justru ada di Jakarta, tapi di sisi lain, pendapatan terkceil juga banyak melilit penduduk Jakarta sehingga gap atau disparitasnya sangat jauh.
Ada 13 sungai dituding menjadi biang banjirnya Jakarta yang tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik akibat kurangnya kesadaran warga di sekitar merawatnya.
Berbagai program telah dibuat silih berganti oleh sejumlah Gubernur DKI namun hasilnya kurang otpimal dan tidak sesuai harapan. Oleh karenanya tidak mudah mengurai benang kusut banjir Jakarta. Kompas.com menuturkan betapa peliknya persoalan banjir Jakarta. Sumber : kompas.com
Banjir kini juga disebabkan oleh dampak lingkungan dan sosial disamping dampak alamiah. Dampak sosial dan lingkungan sepertinya berkorelasi lurus berkaitan erat tak terpisah satu sama lain dalam fenomena kutukan banjir Jakarta.
Maka dari itu upaya pemerintah DKI untuk membersihkan kawasan bantaran kali (sungai) atau lingkungan kumuh lainnya untuk tujuan penghijauan dan resapan air raksasa serta penghijauan HARUS dan WAJIB didukung. Dengan catatan : Pemerintah DKI harus konsekwen dan komit dengan programnya untuk tujuan peningkatan kualitas ruang hijau terbuka.
Selain itu, instansi khusus untuk lingkungan, kebersihan dan pendataan warga harus diberi akses seluas-luasnya dan anggaran yang cukup sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan harapan, termasuk memberi solusi kepada warga yang harus tergusur untuk kepentingan pemerintah DKI.
Salam Kompssiana
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H