[caption id="attachment_193817" align="aligncenter" width="570" caption="Kapal perusak Admiral Chabanenko. Sumber gambar: http://barentsobserver.com/sites/barentsobserver.com/files/styles/grid_8/public/main/articles/admiral_chernenko.jpg"][/caption]
Prediksi analis militer dan pakar Timur Tengah tentang Suriah yang akan hancur total kelihatannya akan menjadi nyata. Hal ini akan semakin nyata tatkala Russia terang-terangan membela Suriah, habis-habisan seperti kesetanan membela rezim Bashar al-Assad sampai saat ini.
Kapal perang Rusia dikawal oleh kapal induk tak kalah canggih Admiral Kuznetsov sedang menuju ke Suriah. Selain kapal itu juga terdapat dua unit kapal pendarat marinir yaitu Filchenkov Nikolai dan Kunikov Tsezar; sebuah kapal pengawal; sebuah kapal perusak telah dimodifikasi Smetlivy dan sejumlah kapal pengangkut lainnya total 12 unit kapal telah bergerak menuju Suriah.
Rombongan kapal itu dipimpin oleh sebuah kapal perusak anti kapal selam milik Rusia, Admiral Chabanenko yang telah berangkat dari Severomorsk, Semenanjung Kola dari armada yang berpangkalan di sekitar laut Arktik, pada 10 Juli 2012 lalu. Seluruh kapal tersebut membawa hampir seribuan marinir Russia.
Profil kapal perusak Admiral Chabanenko sendiri meskipun tidak terlalu canggih dibandingkan kelas sejienis (Udaloy I) milik AS, namun Kompas telah merilis secara singkat spesifikasi kapal tersebut pada 9/12/2011 dalam tulisan berikut ini :
Kapal perusak Admiral Chabanenko adalah pengembangan dari kapal perusak kelas Udaloy I, dengan pengembangan kemampuan berimbang antara fungsi antikapal selam dan antikapal permukaan. Menurut naval-technology.com, kapal sepanjang 163 meter ini dirancang untuk menjadi tandingan kapal perusak kelas Spruance dari AL Amerika Serikat (US Navy). Untuk menjalankan misinya, kapal perang ini dilengkapi rudal antikapal selam SS-N-14, rudal antikapal permukaan SS-N-22 Sunburn, dan rudal antipesawat SA-N-9 Kinzhal. (sumber : http://internasional.kompas.com).
Ke dua belas kapal telah bergerak dari tiga pangkalan armada laut yang berbeda, yaitu dari laut Utara, laut Baltik dan laut Artik. Selusin kapal perang tersebut akan berkumpul di laut Hitam sebelum menuju Mediterania dan berlabuh di pangkalan angkatan laut Tartus yang dibangun pada era Uni Soviet dahulu di pantai Suriah,
Tentu bukanlah karena pangkalan laut mini Tartus milik Rusia itu yang menjadi alasan utamanya sehingga terang-terangan melawan resolusi dewan keamanan PBB tentang penerapan sanksi untuk Suriah. Sebagaimana diketahui, resolusi itu dikeluarkan pada 4/2/2012 lalu.