Di laut Kuning, Korsel dan Korut akan terlibat "pukul-pukulan" armada laut masing-masing. Sedangkan di perairan kepulauan Spratly sejumlah negara (Filipina, Vietnam dan mugkin Malaysia) akan mengambil kesempatan menghadang kekuatan China mendominasi pulau strategis di kawasan Spratly.
Bagaimana di Suriah sendiri? Media massa menyebutkan jumlah angka kematian dalam konflik Suriah sejak Februari 2012 lalu hingga awal Juni 2012 saja telah mencapai 13000-an orang telah di tewas. (Sumber : Di sini). Bisa saja terjadi jika eskalasi semakin meruncing panas -tanpa bermaksud mengahrapkan hal ini terjadi- jumlah korban tewas dan membuat orang Suriah sengsara nantinya mencapai bekali lipat dari jumlah tersebut.
Inikah harga mahal yang dicapai bangsa dan negara Suriah demi sebuah reformasi atau bahkan sebuah revolusi? Ataukah tak perlu intervensi asing di Suriah karena selain mengancam keselamatan Suriah sendiri juga akan mengancam kawasan Mediterania hingga ke laut China Selatan?
Bagi Rusia sendiri harga yang harus dibayar juga bukan tak kalah mahal, apa jadinya jika unjuk gigi Russia nantinya hanya sekadar gertak sambal, ketika suatu saat ternyata Barat lebih berani dan terkoordinir dalam menekan kubu Russia...? Bukankah pesan khusus Rusia saat ini tentang issue anti intervensi Barat akan semakin membuat Russia semakin dikerdilkan oleh Barat..?
Diluar analisa disebutkan diatas, meskipun analis militer dan Timur Tengah mempunyai pendapat lain tentang manuver rombongan kapal perang Rusia dalam jumlah besar untuk tujuan dimaksud di atas, akan tetapi tak tertutup kemungkinan adanya indikasi lainnya yang justru membuat Russia mulai khawatir.