Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlukah "James Bond" Diturunkan Untuk Meredam Premanisme?

26 Februari 2012   17:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:01 3151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyebab subur dan eksisnya preman dan premanisme di negara kita disebabkan oleh beberapa hal utama, yaitu :

  • 1330278869656905174
    1330278869656905174
Tekanan ekonomi yang semakin berat. Tingkat pengangguran yang semakin tinggi Jaminan kemanan dari pihak berkompeten semakin susah didapat. Penegakan kepastian hukum masih lemah. Ikut serta menjadi preman dan masuk kelompok preman untuk medapat perlindungan secara kolektif dari tim. Mempercepat proses  tercapainya sebuah tujuan perorangan maupun organisasi.

Atas dasar beberapa faktor penyebab  suburnya premanisme tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa preman dan premanisme sebetulnya  BUKAN saja milik pengangguran akan tetapi milik seluruh lapisan dan strata masyarakat, mulai dari pengangguran sampai pejabat dan aneka profesi  sekarang ini sudah terjangkit dengan gaya dan selera premanisme. Lihat saja kita temukan pejabat bergaya preman, lihat pengusaha berlagak bak preman Yakuza.

Lihat juga penegak hukum dan pelayan masyarakat berbicara tak lebih seperti preman. Lihat juga beberapa "wartawan nakal" yang memiliki informasi penting dari seorang tersangka, sengaja membidik calon korbannya dengan melakukan "negosiasi" agar pemberitaan terhadap dirinya menjadi positif.  Ini juga masuk katagori premanisme, yaitu premanisme di bidang jurnalis.

Pelajar tawuran pun dapat dikatagorikan sebagi aksi premanisme. Meskipun orang tua dari para pelajar yang ikut tawuran itu tergolong bukan dari kelompok masyarakat ekonomi lemah namun ia masuk dimensi lainnya yaitu "ikut menjadi preman" dengan harapan terproteksi apabila terjadi "apa-apa"  terhadap dirinya.

Profil preman di tanah air dari masa ke masa.

Di  negara kita premanisme telah lama dikenal. Banyak aksi preman dan premanisme yang menjadi legenda misalnya beberapa nama sebagai berikut :

  1. Kusni Kasdut, adalah preman legendaris tanah air era 1970-an. Ia merampok dan membunuh penjaga Musium Nasinonal dengan membawa sejumlah permata. Sebelum itu Kusni malang melintang dalam sejumlah kekerasan di ibukota pada masanya.
  2. Edy, adalah pimpinan komplotan copet di sekitar Senen dan belum pensiun sampai saat ini.
  3. John Key, adalah pimpinan komplotan pemuda dari Maluku Utara yang kini bermarkas di Jakarta Pusat. Diperkirakan ia mempunyai 12 ribuan anak buah.
  4. Johny Indo, adalah pimpinan kelompok "Panchinko" atau Pasukan China Kota pada era 1970-an. Ia dan 11 anak buah terlatihnya spesialis melakukan perampokan toko emas di siang hari di berbagai sudut kota Jakarta.
  5. Basri Sangaji dan Jamal Sangaji adalah debt collector paling terkenal di Jakarta. Posisi Basri yang tewas dalam pertikaian keluarga diganti oleh adiknya (Jamal Sangaji) saat ini.
  6. Rudy Ambon dikenal sebagai big bos dari Pademangan Barat. Ia mengelola arena parkir dan menjaga hiburan di sekitar Jakarta Barat.
  7. Olo Panggabean. Almarhum Olo dikenal sebagai the real godfather Medan.
  8. Hercules yang sama sekali tidak bertubuh seperti layaknya gladiator Hercules zaman Romawi, adalah "penguasa" Tanahabang yang sangat legendaris pada era 1980-an. Kini ia  memiliki sebuah sekolah untuk golongan tidak mampu dan menyebut dirinya sebagai "mantan preman."
  9. Anton Medan, adalah mantan DPO kelas kakap asal Tebing Tinggi,  Medan. Ia mengelola perjudian dan hiburan di Jakarta. Ia juga dituduh sebagai salah satu biang kerok  atau perusuh "Peristiwa Mei 1998." Kini sosok yang memiliki nama asal Tan Hok Liang ini menjadi dai atau mubaligh yang taat beribadah.
  10. Slamet Santoso, adalah pentolan preman nomor wahid di Jawa Tengah pada era 1980-an. Dia pernah menjadi buronan polisi nomor satu di Indonesia karena berhasil mealirikan diri saat akan disidang di pengadilan negeri Jakarta Timur. Sejumlah aksi premanisme yang dilakukan oleh kelompok yang dikenal dengan istilah "Slamet Gundul."

Itulah sejumlah daftar preman yang sangat terkenal di beberapa tempat di ibukota dan daerah lainnya. Tentu masih banyak pentolan lainnya yang berada di Bandung dan kota-kota besar lainnya yang tidak dapat dituliskan satu persatu dalam tulisan ini. Semua itu memperlihatkan bahwa premanisme telah ada di tanah air sejak jaman dulu.

Apakah semua preman disebutkan di atas semuanya bersikap anti kemanusiaan dan berakhir tragis? Tentu saja tidak, karena beberapa pentolan preman legendaris disebutkan di atas sebelum mereka mati atau pensiun ternyata memiliki catatan-catatan yang amat menyentuh dan kontradiktif dengan sosok mereka yang berkubang dengan aksi vandalisme dan brutalisme.

Lihat saja sosok Anton Medan, kabarnya ia kini telah menjadi ustad yang sangat fanatik dan mengayomi masyarakat terutama anak-anak muda agar terhindar dari perbuatan tercela menjadi preman. Karena premanisme hanya menimbulkan penyakit sosial dalam masyarakat.

Lihat juga Johny Indo yang berubah haluan, kabarnya ia juga menjadi penceramah sebagai ustad. Ia juga pernah membintangi beberapa film, salah satunya tentang kisah nyata pelariannya dari Nusakambangan berjudul "Johny Indo" yang diputar menggelegar seluruh tanah air pada 1985.

Begitu juga dengan Olo Panggabean, ternyata ia amat dermawan. Banyak hal positif dipetik dari sosok Olo yang keras, ternyata ia berhati lembut. Lihat saja dalam kasus bayi kembar siam "Angi dan Anjeli" yang harus diselamatkan melalui operasi khusus di Singapore pada 2004. Olo membiaya seluruh biayanya dan menyambut kedatangan mereka kembali di bandara Polonia Medan. Masih banyak kisah lainnya tatkala Olo membiayai beberapa pelajar dan mahasiswa Tapanuli yang tidak mampu membiayai sekolah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun