Mungkin apa yang Mbak perjuangan untuk mewujudkan Indonesia tanpa diskriminatif bakal lebih sulit lagi terwujud. Kebhinekaan dan toleransi, mungkin kian terancam. Menurut saya sih Mbak. Karenanya saya dukung Pak Jokowi. Karena saya yakin, Pak Jokowi punya komitmen mewujudkan Indonesia yang ramah. Indonesia yang pluralis. Indonesia yang berbhineka tunggal Ika.
Dan, saya yakin, partai pendukung Pak Jokowi, termasuk partai yang Mbak pimpin punya komitmen yang sama menjaga marwah republik ini. Republik yang bertumpu pada keberagaman.
Tapi begini Mbak, perjuangkan menjaga marwah republik ini, tak akan ada artinya apa -apa andai tak punya kuasa. Karena kalau dipinggir dan di tepi panggung, mungkin perjuangan bakal lebih sulit. Beda, jika menguasai panggung. Perjuangan lebih terukur, karena ada pengaruh. Punya perangkat yang legal.
Karenanya menurut saya, tak elok, di saat semua partai pendukung Pak Jokowi sedang bersusah payah mengantarkan Pak Jokowi ke periode duanya, lantas ada partai yang justru menyerang sesama partai pendukung. Apalagi, saat ini, energi banyak terkuras untuk memerangi hoaks dan fitnah. Dan, bagi yang benci Pak Jokowi, hoaks dan fitnah adalah senjata utama mereka. Ini cara mereka untuk menyingkirkan Pak Jokowi.
Nuwun sewu Mbak, bukan saya mengajari. Karena saya pasti lebih bodoh dari Mbak. Tapi menurut saya, dalam sebuah kontestasi atau pertandingan untuk mencapai kemenangan dibutuhkan taktik. Strategi. Ibarat sebuah tim sepakbola, butuh kekompakan. Sederhananya bagaimana mau menang, jika antar anggota tim misalnya saling salahkan. Saling sudutkan.
Mbak dengan PSI memang ingin meraih suara di pemilu. Sama seperti partai lain. Tapi, apa tidak offside kalau Mbak menyerang partai lain. Dan yang diserang adalah kawan sendiri. Kawan yang tengah sama -sama berjuang untuk kemenangan Jokowi. Mungkin kurang elok.
Bahkan mungkin bisa jadi blunder. Boleh saja Pak Jokowi ikut terseret. Saya tahu, ini cara Mbak menaikan elektabilitas. Tapi apa perlu kemudian menyerang partai yang ada dalam satu barisan? Nuwun sewu Mbak.Â
Menurut saya, baiknya, raih dulu kemenangan. Justru ketika sesama anggota tim saling serang, kubu lawan yang akan bersorak senang.
Saya hanya khawatir, pernyataan Mbak itu digoreng sedemikian rupa. Dijadikan senjata bahkan dipakai buat jadi amunisi fitnah berikutnya. Karena bisa saja, kubu lawan bilang, tuh kan benar pendukung Pak Jokowi tak ramah katakanlah dengan Islam. Karena bagaimana pun istilah Syariah akan dengan gampang saja diasosiasikan pada Islam.
Padahal, saya tahu, bukan itu yang dimaksudkan Mbak. Mbak sedang mengkritik kebijakan yang diskriminatif yang kebetulan di sini, di negeri ini gampang sekali diberi label syariah.
Saya hanya khawatir Mbak. Ini jadi peluru tambahan mereka untuk menyudutkan bahkan memfitnah, tak hanya Jokowi tapi juga Mbak.