" Kala itu  di ultah Ibu Mega, tercetus dari Erick Tohir tentang pelibatan saya.
Tapi kata Prof Mahfud, Presiden (Jokowi) bilang jangan-jangan. Dan Presiden kemudian bercerita, bahwa Yusuf Mansur itu sedang berjuang membangun ekonomi umat. Enggak usah pilpres-pilpresan," katanya.
Dengan terus terang, Ustad Mansur mengungkapkan, menjelang peraturan e-money turun, ia seminggu sekali atau dua minggu sekali, bertemu secara pribadi dengan Jokowi. Hanya berdua saja. Dari pertemuan pribadi itu, ia mencatat dalam ingatan, Jokowi memang sosok yang keren. Dari pertemuan pribadi itu pula, apa yang ditudingkan banyak orang bahwa Jokowi adalah pro asing atau aseng tertepiskan. Setidaknya dari peraturan e-money yang dikeluarkannya.
" Keren banget. Peraturan e-Money, isinya anti asing. Dan keluar dari tangannya. Setelah tektokan dengan instansi terkait. Peraturan itu keluar tanggal 7 Mei," katanya.
Dan Jokowi, kata Ustad Mansur, bukan pemimpin yang gampang di dikte. Bahkan oleh negara besar sekalipun seperti Amerika Serikat. Ia contohkan, ketika peraturan e-money keluar, Amerika minta agar itu dianulir. Tapi Jokowi bergeming, tak mau menuruti keinginan negara superpower tersebut.
" Beberapa hari kemudian, Indonesia dipanggil Amerika. Soal ini. Minta dianulir. Tapi Indonesia menolak. Dan rombongan Indonesia menang. Sebab dengan  izin Allah, kebetulan Amerika juga pas memproteksi negerinya dari dibeli oleh Tiongkok. Jadilah bisa fait accompli," kata Ustad Mansur.
Kisah tentang Jokowi lainnya, kata Ustad Mansur, ia dapatkan berdasarkan kesaksian penjaga masjid Istana yang disampaikan langsung padanya. Dan tak hanya satu penjaga mesjid yang bersaksi. Tapi beberapa penjaga mesjid yang sudah jadi penjaga mesjid sudah lama, puluhan tahun lamanya. Mereka bersaksi, Jokowi adalah presiden yang paling sering ke Mesjid menunaikan solat.
" Penjaga Mesjid Istana  bersaksi ke saya, yang sudah bekerja 20 tahun  bahkan ada yang kerja 30 tahun, bersaksi Presiden Jokowi adalah Presiden yang paling banyak ke masjid. Dan ini selaras dengan pemandangan selama 1 tahun terakhir kami pas kami dekat sekali untuk urusan e-money," katanya.
Ketulusan dan kesederhanaan, kata Ustad Mansur, yang ia catat selama mengenal dan berinteraksi langsung Jokowi. Bahkan untuk urusan protap Istana, Jokowi bukan pemimpin yang aji mumpung jadi pemimpin, lantas bersikap sombong. Jokowi, tetap ada adanya. Tetap sederhana dan tulus.Â
Karena itu, kalau sekarang Jokowi dianggap pemimpin yang menjauhi umat, apalagi tak ramah dengan ulama, baginya itu adalah fitnah. Jokowi, tak seperti  itu.  Orang-orang yang membenci Jokowi, karena dapat informasi sesat. Kalau kenal langsung Jokowi, Ustad Mansur yakin, persepsi bahwa Jokowi jauh dari umat dan ulama akan berubah.
" Sungguh saya melihat banyak um
mat Islam dan pemimpin-pemimpin Islam, pemimpin-pemimpin pesantren, sebab dapat  info enggak bener, jadi kasar dan membenci orang sebagus dan sebaik beliau. Ketutup dengan hoak, ghibah dan fitnah. Plus ketidakmampuan bicara  tentag kebaikan beliau sebagai pimpinan trtinggi negeri ini," katanya.
Prestasi Jokowi sebagai Presiden juga luar biasa. Sebagai komandan kementerian, banyak hal yang telah dikerjakan Jokowi sama luar biasanya. Ia contohkan, prestasi Jokowi dalam melindungi moral generasi muda. Dengan tegas tanpa retorika, Jokowi langsung beraksi dengan nyata. Ia contohkan, penutupan link-link porno di dunia maya.