Kemajuan teknologi telah membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Salah satu ancaman terbesar adalah maraknya konten pornografi yang tersebar di berbagai platform media sosial seperti YouTube, Facebook, Telegram, Instagram, dan platform lainnya, serta keberadaan situs-situs pornografi yang terus bertambah setiap tahun. Situasi ini memunculkan kekhawatiran besar karena akses ke konten tersebut menjadi semakin mudah, bahkan bagi anak-anak dan remaja.
Pornografi dan Penyebarannya di Media Sosial
Platform media sosial, yang seharusnya menjadi tempat berbagi informasi dan interaksi positif, kini banyak disalahgunakan untuk menyebarkan konten pornografi. Data terbaru menunjukkan fakta mengkhawatirkan:
1. YouTube
Menurut laporan dari Internet Watch Foundation (2023), meskipun YouTube memiliki kebijakan ketat, sebanyak 2.000 video berisi unsur pornografi tersembunyi ditemukan setiap bulan, sering kali disamarkan dalam bentuk konten edukasi atau hiburan anak-anak.
2. Telegram
Telegram menjadi platform favorit untuk berbagi konten pornografi karena sifatnya yang menyediakan grup tertutup dengan ribuan anggota. Penelitian dari Tech Transparency Project (2024) menemukan bahwa lebih dari 20.000 grup Telegram aktif berbagi konten pornografi, termasuk materi yang melibatkan eksploitasi anak.
3. Facebook dan Instagram
Statista (2023) melaporkan bahwa 12% konten bermasalah di Facebook melibatkan pornografi atau eksploitasi seksual. Sementara itu, Instagram juga menjadi platform di mana tagar tertentu sering digunakan untuk menyebarkan gambar atau video tidak senonoh.
4. Situs Pornografi
Berdasarkan data dari Statista (2023), jumlah situs pornografi yang aktif di internet melebihi 25 juta situs, dengan trafik bulanan yang mencapai miliaran pengguna. Situs-situs ini sering kali muncul dalam hasil pencarian bahkan tanpa diminta, memanfaatkan algoritma untuk menarik perhatian pengguna muda.