Mohon tunggu...
khusnul mubarok
khusnul mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajar sepanjang zaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Takut Salah, Tapi Takutlah Berbuat salah

1 Januari 2025   19:24 Diperbarui: 1 Januari 2025   19:24 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberanian untuk mencoba dan kesadaran untuk tidak melanggar nilai adalah dua elemen yang saling melengkapi. Dalam kehidupan pribadi maupun pemerintahan, keduanya harus berjalan beriringan. Keberanian tanpa kesadaran moral bisa menjadi bumerang yang membawa kehancuran. Sebaliknya, kesadaran moral tanpa keberanian hanya akan melahirkan stagnasi.

Keberanian untuk mencoba hal baru adalah elemen penting dalam memecahkan masalah kompleks. Dalam pemerintahan, keberanian ini terlihat ketika pemimpin berani mengambil langkah strategis untuk mendorong reformasi, meskipun menghadapi kritik atau ketidakpastian. Contohnya adalah langkah pemerintah dalam mendorong digitalisasi layanan publik. Proyek ini tidak sempurna sejak awal dan kerap menghadapi berbagai hambatan teknis, namun dampaknya bisa mengurangi korupsi dan meningkatkan efisiensi.

Namun, keberanian ini harus terukur. Ketika seseorang terlalu berani hingga melanggar batas etika atau hukum, ia kehilangan arah. Dalam kasus korupsi Harvey Moeis, kita melihat bagaimana keberanian yang tidak diimbangi kesadaran moral berubah menjadi arogansi, di mana seseorang merasa kebal terhadap konsekuensi hukum atau sosial.

Kesadaran moral adalah penyeimbang dari keberanian. Ia memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap berada dalam koridor kebenaran. Dalam konteks pemerintahan, ini berarti memprioritaskan kepentingan rakyat di atas ambisi pribadi.

Nelson Mandela adalah contoh nyata pemimpin yang memiliki keseimbangan ini. Setelah dipenjara selama 27 tahun, ia tidak hanya berani memperjuangkan keadilan, tetapi juga menjaga kesadaran moralnya untuk tidak membalas dendam kepada mereka yang pernah menindasnya. Keberanian dan kesadaran moral inilah yang membuatnya dihormati sebagai pemimpin dunia.

Di era modern, menjaga keseimbangan ini menjadi semakin sulit. Media sosial, misalnya, sering mendorong orang untuk bertindak impulsif tanpa mempertimbangkan dampaknya. Dalam pemerintahan, tekanan untuk menunjukkan hasil cepat sering kali membuat pejabat mengabaikan proses yang benar. Namun, keseimbangan antara keberanian dan kesadaran moral tetap dapat dicapai dengan:

  • Transparansi: Membuka setiap proses pengambilan keputusan kepada publik.
  • Akuntabilitas: Bertanggung jawab atas setiap kebijakan, baik yang berhasil maupun yang gagal.
  • Pendidikan Moral: Memperkuat nilai-nilai etika di setiap jenjang pemerintahan.

Steve Jobs pernah berkata:

"Stay hungry, stay foolish."

Kutipan ini mendorong kita untuk terus mencoba dan tidak takut gagal, tetapi juga harus diiringi dengan refleksi mendalam agar setiap langkah yang diambil tetap bermakna dan tidak merugikan orang lain.

Keseimbangan antara keberanian dan kesadaran moral adalah fondasi dari pemerintahan yang baik. Ketika pejabat memiliki keberanian untuk bertindak tetapi tetap takut melanggar nilai, mereka tidak hanya membawa perubahan, tetapi juga mempertahankan kepercayaan publik.

Lalu, bagaimana membangun sistem yang mendukung keseimbangan ini secara kolektif?

Membangun Budaya Integritas: Pilar Keberanian dan Kesadaran Moral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun