Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Guru, Kelas Menengah yang Susah Kaya!

3 Maret 2024   23:27 Diperbarui: 6 Maret 2024   00:01 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Nasib guru atau pengajar. (Sumber: KOMPAS/Didie SW)

Prestasi merupakan salah satu sumber kebahagiaan non materi bagi seorang guru. (Foto: Dok. Pribadi)
Prestasi merupakan salah satu sumber kebahagiaan non materi bagi seorang guru. (Foto: Dok. Pribadi)

Selama 8 tahun terakhir ini, kami merintis bisnis online, yang bergerak di bidang jual beli bibit dan benih tanaman. Alhamdulillah, kami mendapat gagasan ini setelah melihat bagaimana boomingnya bisnis berbasis digital di awal 2015-an. 

Saya pun terpikir berbisnis sekaligus membantu bapak saya. Beliau adalah seorang petani penyemaian bibit kopi. Ide untuk memasarkan bibit pohon kopi serta bibit tanaman lainnya di sebuah platform digital pun akhirnya tercetus begitu saja. Saya mengawalinya tahun 2016. 

Hingga kini, tak disangka, sudah ratusan pembeli saya layani dari seluruh Indonesia, baik secara online maupun secara offline. Semua proses transaksi di toko online maupun offline dapat berjalan dengan lancar, tanpa mengganggu aktivitas profesi saya sebagai seorang guru. 

Baca juga : Mengedukasi Mereka Agar Tak Gengsi Bertani 

Untungnya, beberapa mata kuliah di jurusan manajemen sistem pendidikan yang saya tempuh sewaktu S2, memberikan saya pencerahan, tentang bagaimana mengelola sebuah sistem dan pengorganisasian sebuah bisnis dengan prinsip empowerment, tanpa harus turun tangan secara langsung. 

Paling sesekali, di waktu libur saja, saya terjun ke lapangan, mengantar barang pesanan dalam jumlah besar ke tempat pembeli offline. Itu pun sambil diniatkan silaturahmi sekaligus jalan-jalan.

Semua yang saya lakukan di kehidupan ini, hanyalah sebuah effort, agar kami dapat bertahan hidup secara layak, mampu berbakti kepada orangtua, dan paling tidak, saya bertahan bagaimana caranya agar saya tidak memperpanjang kontrak pinjaman ke bank yang saya rasa potongannya terlalu besar itu. 

Meski dengan bunga hanya 1% per bulan, tapi dengan penerapan sistem anuitas, membuat mata saya terbelalak ketika menanyakan berapa hutang pokok yang tersisa setelah hampir 10 tahun gaji saya dipotong.

Ya. Sistem anuitas memang mendahulukan bunga di awal. Berbeda dengan sistem flat, yang membagi rata antara pokok dan bunga pada angsuran, dari awal hingga akhir. Untuk itu, jika ada di antara pembaca tulisan ini, yang memiliki kebijakan di bidang perbankan, saya berharap, hapuslah sistem anuitas. Terapkan sistem flat pada pinjaman perbankan. Dengan begitu saja, kami sudah cukup merasa terbantu. 

Sebenarnya, saya malu untuk menceritakan soal pinjam meminjam ke bank ini. Tapi memang begitulah kondisinya. 95% rekan-rekan di tempat saya bekerja, memakai pola yang sama dengan saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun