Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transformasi Organisasi dan Integritas (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)

23 Oktober 2023   14:04 Diperbarui: 23 Oktober 2023   14:06 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama tokoh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (dokumen pribadi)

Transformasi di korporasi: Air Asia, Iphone, Xiaomi, dan Google. Adalah contoh bagaimana manajemen transformatif berkembang di korporasi modern. Pendekatan-pendekatan baru dalam dunia bisnis ditunjang oleh kecerdasan tiruan generatif maupun kemajuan ilmu dan teknologi modern. Krisis ekonomi, maupun Pandemi Covid-19 menjadi hambatan sekaligus tantangan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Dari berbagai teori manajemen terbaru yang saya baca, Teori Kepemimpinan Transformatif memiliki arah: mengurangi birokrasi dan lebih manusiawi. Teori manajemen yang menjadikan manusia hanya sebagai alat produksi semata, sudah ditinggalkan. Kalau masih ada yang memperlakukan manusia seperti itu, maka perusahaan tersebut bukanlah perusahaan idaman generasi z saat ini.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Jakarta Timur merupakan bagian dari dinamika Muhammadiyah. Dalam ingatan penulis, ketika mulai bergabung dengan IMM adalah dengan mengikuti kegiatan Amaliyah Dzulhijjah. Kegiatan itu adalah kegiatan bakti sosial dan perayaan Hari Raya Kurban bersama-sama dengan masyarakat muslim di Banten, tepatnya di komunitas mualaf yang berasal dari Suku Baduy (Luar). Dari sini penulis mulai mencintai IMM dan bergabung di organisasi IMM. Pengkaderan di IMM dilaksanakan secara formal maupun informal. Penulis termasuk mahasiswa yang direkrut dengan pengkaderan informal dari para senior saat itu.

Drs Zulkabir, M.Pd., Ketua Umum DPP IMM ketiga, tidak setuju jika IMM bergabung dengan KNPI. Karena IMM adalah bagian dari pengkaderan Muhammadiyah yang harus selalu sejalan dengan Muhammadiyah. Penulis mendapatkan kesempatan untuk bertemu beliau, saat mengantar senior IMM Sumatera Utara yang mengadakan muhibah perjalanan ke Garut (situs Deklarasi Garut-nya IMM) dan ke Bandung. Bertemu dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat IMM ke-tiga. Yang berbaju biru adalah Ayahanda Imawan Drs. Dzulkabir, M.Pd., purna bakti Dosen UPI Bandung, sedang bersalaman dengan Shohibul Anshor Siregar dan Zulfahmi (alumni IMM Sumatera Utara, dan Dosen di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara).

Foto bersama tokoh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (dokumen pribadi)
Foto bersama tokoh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (dokumen pribadi)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pada masa penulis masih menjadi mahasiswa, memiliki perbedaan dengan masa sekarang. Dalam kategorisasi generasi, penulis termasuk Generasi X. Sedangkan generasi sekarang dimasukkan dalam kategori Generasi Z. Maka pendekatan dalam berorganisasi juga bisa berbeda.

Agar IMM Komisariat bisa berkembang dinamis, diperlukan gagasan-gagasan visioner implementatif dari pimpinan dan anggotanya. Yaitu gagasan-gagasan yang dapat diterapkan untuk melaksanakan proses pengkaderan Persyarikatan di kalangan mahasiswa. Gagasan tersebut akan muncul dan berkembang dari para individu-individu yang memiliki mindset yang bertumbuh, yang berorganisasi secara serius seperti juga belajar dengan serius.

Niat berorganisasi perlu diluruskan. Bisa jadi, niat semua orang berbeda-beda. Niat yang paling baik adalah berorganisasi sebagai pembelajaran, pengkaderan, dan penumbuhan keterampilan-keterampilan berorganisasi untuk peningkatan kapasitas kepribadian masing-masing.

background acara Pelantikan PK IMM FKIP Uhamka (sumber: dokumen pribadi)
background acara Pelantikan PK IMM FKIP Uhamka (sumber: dokumen pribadi)

Hubungan yang sukses dalam organisasi, muncul karena adanya respek dan komunikasi yang baik. Oleh karena itu, agar komisariat ini bisa berhasil, maka perlu adanya kebersamaan dari para pimpinannya, saling berkomunikasi dengan baik, dan saling menghargai.

Anggaran bukan segalanya. Walaupun untuk melaksanakan kegiatan memerlukan anggaran. Pengalaman penulis dalam ber-ikatan, bisa mengadakan kegiatan-kegiatan besar dengan anggaran (awal) yang sedikit. Hal ini terjadi karena perencanaan yang matang dalam kegiatan yang dilaksanakan dengan kolektif kolegial. Aktifis gerakan mahasiswa memiliki modal sosial sebagai modal dalam beraktifitas. Modal sosial secara teoretis menurutPierre Bourdieu adalah a collection of resources that equals a network of relationships and mutual recognition. Penelitian penulis menyimpulkan bahwa mahasiswa aktifis, yang memiliki modal sosial yang besar, akan lebih mudah sukses dalam hidupnya daripada mahasiswa lainnya. Mereka memiliki inter relasi sosial yang menciptakan nilai. 

Asas kolektif kolegial adalah ciri khas IMM dan juga organisasi lainnya. Kita melihat contoh dari partai-partai besar yang "saham terbesar" dimiliki oleh keluarga tertentu. Hal ini tentu berbeda dengan IMM sebagai ortom Muhammadiyah. Penggerak IMM adalah mereka-mereka yang menghormati dan menjalankan AD ART IMM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun