Mohon tunggu...
Aaron Hartono
Aaron Hartono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA Kolese Kanisius

Hobi mengekspresikan ide

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pluralisme dalam Harmoni: Makna Kebahagiaan Sejati

21 November 2024   23:03 Diperbarui: 22 November 2024   03:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung SMA Darul Falah Cihampelas (Sumber: https://www.laduni.id/l)

Toleransi adalah kunci untuk membangun dunia yang lebih harmonis.

Harmoni dalam Keberagaman

Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dinamika, keberagaman adalah fakta yang tidak dapat kita abaikan. Namun, bagaimana kita merespons keberagaman adalah sebuah pilihan. Ekskursi ke Pesantren Darul Falah, Bandung Barat, memberikan pelajaran hidup yang mendalam: bagaimana harmoni dan toleransi dapat menjadi jembatan untuk membangun persaudaraan sejati. 

Dalam perjalanan ini, saya menemukan kebahagiaan sejati yang berasal dari hubungan yang harmonis dengan sesama, melampaui batas agama, budaya, dan keyakinan.

Dialog Antar Agama, Sebuah Langkah Awal

Ekskursi dimulai dengan seminar bertema "Embrace, Share, and Celebrate Our Faith". Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yang memberikan perspektif unik dan penuh makna: Bhikkhu Kamsai Sumano Mahthera, seorang biksu Buddhis; Mateo Jubileo Singgih, pendiri Majus Berkarya; dan Inaya Wahid, seorang aktivis Muslim. Bhikkhu Kamsai membuka seminar dengan menyentuh tema kasih sayang universal. 

Beliau menggambarkan bahwa cinta kasih tidak mengenal batas agama, suku, atau budaya. "Hati yang penuh kasih adalah tempat kedamaian sejati," ujarnya. Bapak Matteo melanjutkan dengan membahas pentingnya cinta kasih sebagai inti kehidupan manusia. Ia menekankan bahwa cinta kasih adalah jembatan untuk saling memahami dan bekerja sama. 

Mbah Inaya, dengan penuh semangat, mengingatkan pentingnya merawat nilai toleransi. "Toleransi bukanlah beban, tetapi kekuatan," katanya, seraya mengajak kami untuk menjadikan keberagaman sebagai alasan untuk saling melengkapi. Seminar ini bukan hanya sekedar diskusi, tetapi sebuah ajakan untuk merenung. 

Saya belajar bahwa pluralisme adalah anugerah, bukan hambatan. Dialog ini memberikan landasan yang kuat untuk memahami keberagaman sebagai kekuatan, bukan kelemahan.

Membangun Kepercayaan, Menemukan Kehangatan

Ketika tiba di Pesantren Darul Falah, saya sempat diliputi kekhawatiran. Pikiran saya dipenuhi oleh stereotip tentang Islam yang sering digambarkan ekstrem di media. Namun, kekhawatiran itu memudar ketika kepala sekolah Darul Falah memberikan pidato yang begitu menenangkan.   Beliau menjelaskan bahwa "Darul Falah" berarti Tempat Kebahagiaan. 

Menurutnya, kebahagiaan hanya dapat tercapai melalui hubungan yang harmonis: hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Beliau juga memperkenalkan konsep Ukhuwah Wathaniyah (persatuan dalam ikatan kebangsaan) dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan antarumat manusia). Dari pidato ini, saya merasakan energi positif yang begitu besar. 

Saya mulai melihat pesantren ini bukan hanya sebagai tempat pendidikan agama, tetapi juga sebagai rumah bagi nilai-nilai universal tentang cinta, persaudaraan, dan persatuan.  

Menyerap Nilai-Nilai Kehidupan

Hari kedua membawa pengalaman yang tidak terlupakan. Saya mengikuti pembelajaran di kelas bersama para santri. Pembelajaran di sini terasa berbeda---lebih interaktif, santun, dan penuh semangat.  Setiap pagi dimulai dengan doa bersama, sebuah tradisi yang mengingatkan saya akan pentingnya memulai hari dengan rasa syukur. 

Para santri menunjukkan antusiasme luar biasa dalam belajar, meskipun materi yang diajarkan tergolong sederhana. Di sela-sela kegiatan, saya berbagi cerita tentang kehidupan di SMA Kanisius Jakarta. Diskusi ini membuka ruang bagi kami untuk saling memahami. Saya belajar tentang kesederhanaan dan semangat juang mereka, sementara mereka terinspirasi oleh cerita kami tentang kehidupan di Jakarta.  

Di akhir kegiatan, kami berfoto bersama dan membuat video singkat. Kebersamaan ini terasa begitu hangat, seolah-olah kami telah menjadi bagian dari keluarga besar Darul Falah. 

Perpisahan yang Penuh Makna

Pagi hari terakhir ekskursi dipenuhi dengan kehangatan. Saat rombongan kami bersiap untuk pulang, kami disambut oleh para pemimpin pesantren dan para santri dengan penuh keramahan. Momen ini menjadi pengingat bagi saya bahwa meskipun kami berasal dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda, kami telah membangun hubungan yang begitu dekat dalam waktu singkat.

 Para santri kelas 12 IPA-2 memberikan salam perpisahan yang penuh keakraban, membuat saya merasa sangat diterima. Perpisahan ini menyadarkan saya bahwa perbedaan tidak perlu menjadi alasan untuk berjarak. Dengan rasa toleransi---menghormati, mencintai, dan memaklumi perbedaan---kita dapat menciptakan harmoni yang indah dalam kehidupan bersama.

Toleransi Sebagai Jalan Hidup

Ekskursi di Darul Falah mengajarkan saya tentang arti toleransi yang sesungguhnya. Toleransi bukanlah sekadar menerima perbedaan, tetapi juga merayakannya. Toleransi adalah keberanian untuk melihat keberagaman sebagai peluang untuk saling belajar dan tumbuh bersama. Saya juga belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari pencapaian pribadi, tetapi juga dari hubungan yang harmonis dengan sesama. 

Nilai-nilai seperti kasih sayang, penghormatan, dan persaudaraan adalah landasan untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Ekskursi ini telah mengubah cara pandang saya tentang keberagaman. Saya semakin yakin bahwa Indonesia, dengan segala kekayaan budayanya, dapat menjadi teladan dunia dalam merawat harmoni dalam keberagaman.

Pesan Inspiratif

Saya berharap pengalaman ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk membuka hati terhadap keberagaman. Keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman. Mari kita bersama-sama membangun dunia di mana perbedaan menjadi alasan untuk saling mendekat, bukan menjauh. Dengan toleransi dan cinta, harmoni dalam keberagaman bukanlah mimpi, tetapi kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun