"Kukira sambalku saja yang asin, ternyata punyamu juga. Biasanya, sih, nggak asin," serunya.
Seberes makan, Maudy mengajakku untuk menyaksikan pertunjukkan air mancur warna-warni di Monas. Katanya ia sering melihatnya jika waktu luang. Memang tak lama kami berada di Monas karena malam sudah larut dan esok harus kembali bekerja.
"Sampai jumpa, ya, Gun!" pekiknya melambaikan tangan.
"Sampai jumpa juga!" balasku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!