Mohon tunggu...
Aris Adri Prasetia
Aris Adri Prasetia Mohon Tunggu... pelajar -

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Genosida Ottoman Bank 1896

26 Februari 2018   10:17 Diperbarui: 26 Februari 2018   12:56 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari tingkat kekerasan yang dilakukan orang Turki, pengambilalihan tersebut dilaporkan positif di media Eropa, orang-orang memuji atas keberanian dan tujuan yang ingin mereka capai. Meski demikian, selain mengeluarkan sebuah catatan yang mengecam sistem di kota tersebut, kekuatan Eropa tidak bertindak berdasarkan janji mereka untuk menerapkan reformasi di negara tersebut karena pembantaian orang-orang Armenia terus berlanjut saat itu.

Kejadian ottoman terjadi karena tidak kepuasannya suatu minoritas di kekaisaran Ottoman yang merasa tidak adil dalam suatu lingkup kependudukan. Dalam hal ini pembagian antara mayoritas dan minoritas secara garis besar dalam lingkup agama. Polemik di timur tengah tidak jauh dari yang namanya agama, karena bangsa yahudi ingin berada dalam kelas tertinggi. 

Bahkan bisa saja polemik ini terdapat campur tangan yahudi. Di turki sendiri dimana kekaisaran ottoman berada, ada kelompok mayoritas islam (ottoman) dan minoritas (Armenian). Kedua kelompok tersebut saling beradu didasarkan tidak adanya keadilan. 

Peraturan pemerintah yang memberatkan kelompok minoritas (Armenian) seperti pajak tinggi yang menyebabkan orang Armenian tidak sanggup, terpojokkan dari wilayah lain dan terisolasi, pemisahan kependudukan muslim (ottoman) dan Kristen (Armenian), banyaknya terjadi penganiayaan seperti pemerkorsaan, pemukulan dll. Hal tersebut yang melandasi ada nya gerakan revolusioner dari Armenian yang ingin meminta keadilan ke pada publik.

Konflik ottoman tidak semerta merta dapat selesai dengan begitu saja, banyak kepentingan yang ada disana. Fakta yang terjadi dapat di bolak balikan dengan media massa. Bertentangan klaim Ottoman, orang-orang Armenia menderita penganiayaan dan pengasingan paksa di bawah kekuasaan Ottoman. 

Orang-orang Armenia tinggal di desa mereka sendiri. Berbagai orang Armenia yang membenci penganiayaan Ottoman mengangkat senjata untuk mempertahankan hak-hak dasar mereka. Hal ini membuat marah Sultan 'Abdu'l-Hamid II yang memandang perlawanan kecil sebagai ancaman terhadap kekuatannya.

Penyerangan tersebut di namakan sebagai revolusioner Armenian dimana dengan berusaha menghentikan pembunuhan orang-orang Armenia dan merencanakan pengambilalihan bank untuk mendapatkan perhatian dan intervensi kekuatan dunia. Rencana untuk menduduki Bank Ottoman didalangi oleh Papken Siuni, yang akan memimpin operasi bersama dengan asisten kepalanya, Hrach Tiryakian.

Pada hari yang sama, kaum revolusioner mengirim sebuah surat kepada kekuatan besar Eropa yang menuntut agar sultan berjanji untuk memenuhi tuntutan mereka dan menyerahkan solusi Pertanyaan Armenia kepada hakim internasional. Jika tidak, pada hari ketiga, mereka akan memperlihatkan diri dan meledakan bank. Manifesto berikut dikeluarkan untuk masyarakat Utsmaniyah:

Berikut manifesto :

Selama berabad-abad, masa lalu kita telah tinggal bersamamu dalam kedamaian dan keharmonisan ... namun baru-baru ini pemerintahan Anda, yang dikandung dalam kejahatan, mulai menabur perselisihan di antara kita untuk mencekik kita dan Anda dengan lebih mudah. 

Anda, sekitar anda, tidak mengerti skema politik jahat ini dan, membasahi dirimu sendiri di dalam darah saudara laki-laki kami, Anda menjadi kaki tangan dalam kejahatan keji ini. Meskipun demikian, ketahuilah bahwa pertarungan kita tidak melawan Anda, tapi pemerintah Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun