Mohon tunggu...
Aris Adri Prasetia
Aris Adri Prasetia Mohon Tunggu... pelajar -

Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Genosida Ottoman Bank 1896

26 Februari 2018   10:17 Diperbarui: 26 Februari 2018   12:56 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ottoman Bank didirikan pada tahun 1856 dari bagian bisnis Galata di stanbul, ibukota Kekaisaran Ottoman, sebagai perusahaan patungan antara Inggris, Banque de Paris et des Pays-Bas dari Perancis, dan pemerintah Ottoman. 

Ottoman membuka bank yang terdiri dari 135.000 lembar saham, 80.000 di antaranya dibeli oleh kelompok kaum berbahasa Inggris, 50.000 oleh kelompok Perancis, sedangkan 5.000 saham dialokasikan untuk Ottoman. 

Dioperasikan sebagai Imperial Ottoman Bank dari 1863 ke 1924 dengan keistimewaan sebagai bank negara atau bank sentral. Pada bulan Juni 1996, Bank Ottoman dijual kepada DOGUS Group, dimana titik kegiatan perbankan yang berpusat terutama di Turki. Pada tahun 2001, Bank Ottoman menjadi bagian dari Bank Garanti.

Ottoman adalah kekaisaran lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299. Seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453, negara Utsmaniyah berubah menjadi kesultanan kepemimpinan Ottoman merupakan kesultanan yang besar. Tetapi, kesultanan Ottoman mempunyai sejarah buruk dalam pemerintahanya, diarenakan kaum mayoritas kaum Turki adalah muslim, kaum minoritas Armenia mendapat perlakuan yang tidak adil. 

Bertentangan dengan klaim Ottoman, orang-orang Armenia menderita penganiayaan dan pengasingan di bawah kekuasaan Ottoman. Orang-orang Armenia tinggal di desa mereka sendiri dan tempat tinggal kota, terpisah dari kaum muslim. Mereka dikenai pajak berat dan diturunkan sebagai kelompok masyarakat Ottoman yang terpisah, yang disebut millet. 

Dalam upaya untuk meminta perhatian dan tindakan lebih lanjut oleh kekuatan utama Eropa, insiden "take over" bank pun menjadi jalan alternatif yang bertempat di Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Ottoman, terjadi pada tanggal 26 Agustus 1896, 28 pria bersenjata yang dipimpin oleh Papken Siuni dan Armen Garo mengambil alih bank yang sebagian besar mempekerjakan personil Eropa dari Inggris Raya dan Prancis. 

Aksi teror tersebut di maksudkan untuk perhatian Bangsa Eropa maupun dunia tertuju kepada penderitaan dan pembantaian orang-orang Armenia yang dikomandoi oleh Sultan Abdul Hamid II. Anggota Federasi Revolusioner Armenia menganggap aksi ini sebagai upaya terbaik mereka untuk memberikan perhatian penuh terhadap pembantaian tersebut. Bank Ottoman, pada waktu itu, berfungsi sebagai pusat keuangan penting bagi Kekaisaran dan negara-negara Eropa.

Federasi Revolusioner Armenia berusaha menghentikan usaha pembunuhan orang-orang Armenia dan merencanakan pengambilalihan bank untuk mendapatkan perhatian dan intervensi kekuatan dunia. Rencana untuk menduduki Bank Ottoman didalangi oleh Papken Siuni, yang akan memimpin operasi bersama dengan asisten kepalanya, Hrach Tiryakian. 

Pada bulan Februari 1896, Armen Garo diterima untuk mengambil bagian dalam tindakan tersebut, pengaturan untuk menyerang bank pun dimulai. Sejak awal, Federasi Revolusioner Armenia membagikan selebaran kepada populasi umum Kekaisaran Ottoman yang menyatakan bahwa pertarungan mereka tidak melawan rakyat, melainkan penindasan Kekaisaran Ottoman. 

Keputusan untuk mengambil alih Bank Ottoman adalah strategi yang strategis karena bank tersebut memiliki banyak uang tunai Eropa sehingga menarik perhatian orang-orang Eropa yang diinginkan orang-orang Armenia. Orang-orang itu dipilih karena "terlepas dari kepentingan kekuatan Eropa, berbagai pasar keuangan juga akan mengalami kerugian besar melalui penghancuran harta benda mereka.

Berbekal pistol, granat, bom dinamit dan bom tangan, perampasan bank berlangsung selama 14 jam, mengakibatkan kematian sepuluh orang Armenia dan tentara Ottoman. Reaksi Ottoman terhadap pengambilalihan tersebut, Hamid mengancam untuk meratakan seluruh bangunan kaum Armenia itu sendiri. Namun, intervensi sebagian diplomat Eropa di kota tersebut berhasil meyakinkan orang-orang untuk memberi jalan, menugaskan orang-orang Armenia yang selamat ke Prancis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun