Ottoman Bank didirikan pada tahun 1856 dari bagian bisnis Galata di stanbul, ibukota Kekaisaran Ottoman, sebagai perusahaan patungan antara Inggris, Banque de Paris et des Pays-Bas dari Perancis, dan pemerintah Ottoman.Â
Ottoman membuka bank yang terdiri dari 135.000 lembar saham, 80.000 di antaranya dibeli oleh kelompok kaum berbahasa Inggris, 50.000 oleh kelompok Perancis, sedangkan 5.000 saham dialokasikan untuk Ottoman.Â
Dioperasikan sebagai Imperial Ottoman Bank dari 1863 ke 1924 dengan keistimewaan sebagai bank negara atau bank sentral. Pada bulan Juni 1996, Bank Ottoman dijual kepada DOGUS Group, dimana titik kegiatan perbankan yang berpusat terutama di Turki. Pada tahun 2001, Bank Ottoman menjadi bagian dari Bank Garanti.
Ottoman adalah kekaisaran lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299. Seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453, negara Utsmaniyah berubah menjadi kesultanan kepemimpinan Ottoman merupakan kesultanan yang besar. Tetapi, kesultanan Ottoman mempunyai sejarah buruk dalam pemerintahanya, diarenakan kaum mayoritas kaum Turki adalah muslim, kaum minoritas Armenia mendapat perlakuan yang tidak adil.Â
Bertentangan dengan klaim Ottoman, orang-orang Armenia menderita penganiayaan dan pengasingan di bawah kekuasaan Ottoman. Orang-orang Armenia tinggal di desa mereka sendiri dan tempat tinggal kota, terpisah dari kaum muslim. Mereka dikenai pajak berat dan diturunkan sebagai kelompok masyarakat Ottoman yang terpisah, yang disebut millet.Â
Dalam upaya untuk meminta perhatian dan tindakan lebih lanjut oleh kekuatan utama Eropa, insiden "take over" bank pun menjadi jalan alternatif yang bertempat di Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Ottoman, terjadi pada tanggal 26 Agustus 1896, 28 pria bersenjata yang dipimpin oleh Papken Siuni dan Armen Garo mengambil alih bank yang sebagian besar mempekerjakan personil Eropa dari Inggris Raya dan Prancis.Â
Aksi teror tersebut di maksudkan untuk perhatian Bangsa Eropa maupun dunia tertuju kepada penderitaan dan pembantaian orang-orang Armenia yang dikomandoi oleh Sultan Abdul Hamid II. Anggota Federasi Revolusioner Armenia menganggap aksi ini sebagai upaya terbaik mereka untuk memberikan perhatian penuh terhadap pembantaian tersebut. Bank Ottoman, pada waktu itu, berfungsi sebagai pusat keuangan penting bagi Kekaisaran dan negara-negara Eropa.
Federasi Revolusioner Armenia berusaha menghentikan usaha pembunuhan orang-orang Armenia dan merencanakan pengambilalihan bank untuk mendapatkan perhatian dan intervensi kekuatan dunia. Rencana untuk menduduki Bank Ottoman didalangi oleh Papken Siuni, yang akan memimpin operasi bersama dengan asisten kepalanya, Hrach Tiryakian.Â
Pada bulan Februari 1896, Armen Garo diterima untuk mengambil bagian dalam tindakan tersebut, pengaturan untuk menyerang bank pun dimulai. Sejak awal, Federasi Revolusioner Armenia membagikan selebaran kepada populasi umum Kekaisaran Ottoman yang menyatakan bahwa pertarungan mereka tidak melawan rakyat, melainkan penindasan Kekaisaran Ottoman.Â
Keputusan untuk mengambil alih Bank Ottoman adalah strategi yang strategis karena bank tersebut memiliki banyak uang tunai Eropa sehingga menarik perhatian orang-orang Eropa yang diinginkan orang-orang Armenia. Orang-orang itu dipilih karena "terlepas dari kepentingan kekuatan Eropa, berbagai pasar keuangan juga akan mengalami kerugian besar melalui penghancuran harta benda mereka.
Berbekal pistol, granat, bom dinamit dan bom tangan, perampasan bank berlangsung selama 14 jam, mengakibatkan kematian sepuluh orang Armenia dan tentara Ottoman. Reaksi Ottoman terhadap pengambilalihan tersebut, Hamid mengancam untuk meratakan seluruh bangunan kaum Armenia itu sendiri. Namun, intervensi sebagian diplomat Eropa di kota tersebut berhasil meyakinkan orang-orang untuk memberi jalan, menugaskan orang-orang Armenia yang selamat ke Prancis.Â
Terlepas dari tingkat kekerasan yang dilakukan orang Turki, pengambilalihan tersebut dilaporkan positif di media Eropa, orang-orang memuji atas keberanian dan tujuan yang ingin mereka capai. Meski demikian, selain mengeluarkan sebuah catatan yang mengecam sistem di kota tersebut, kekuatan Eropa tidak bertindak berdasarkan janji mereka untuk menerapkan reformasi di negara tersebut karena pembantaian orang-orang Armenia terus berlanjut saat itu.
Kejadian ottoman terjadi karena tidak kepuasannya suatu minoritas di kekaisaran Ottoman yang merasa tidak adil dalam suatu lingkup kependudukan. Dalam hal ini pembagian antara mayoritas dan minoritas secara garis besar dalam lingkup agama. Polemik di timur tengah tidak jauh dari yang namanya agama, karena bangsa yahudi ingin berada dalam kelas tertinggi.Â
Bahkan bisa saja polemik ini terdapat campur tangan yahudi. Di turki sendiri dimana kekaisaran ottoman berada, ada kelompok mayoritas islam (ottoman) dan minoritas (Armenian). Kedua kelompok tersebut saling beradu didasarkan tidak adanya keadilan.Â
Peraturan pemerintah yang memberatkan kelompok minoritas (Armenian) seperti pajak tinggi yang menyebabkan orang Armenian tidak sanggup, terpojokkan dari wilayah lain dan terisolasi, pemisahan kependudukan muslim (ottoman) dan Kristen (Armenian), banyaknya terjadi penganiayaan seperti pemerkorsaan, pemukulan dll. Hal tersebut yang melandasi ada nya gerakan revolusioner dari Armenian yang ingin meminta keadilan ke pada publik.
Konflik ottoman tidak semerta merta dapat selesai dengan begitu saja, banyak kepentingan yang ada disana. Fakta yang terjadi dapat di bolak balikan dengan media massa. Bertentangan klaim Ottoman, orang-orang Armenia menderita penganiayaan dan pengasingan paksa di bawah kekuasaan Ottoman.Â
Orang-orang Armenia tinggal di desa mereka sendiri. Berbagai orang Armenia yang membenci penganiayaan Ottoman mengangkat senjata untuk mempertahankan hak-hak dasar mereka. Hal ini membuat marah Sultan 'Abdu'l-Hamid II yang memandang perlawanan kecil sebagai ancaman terhadap kekuatannya.
Penyerangan tersebut di namakan sebagai revolusioner Armenian dimana dengan berusaha menghentikan pembunuhan orang-orang Armenia dan merencanakan pengambilalihan bank untuk mendapatkan perhatian dan intervensi kekuatan dunia. Rencana untuk menduduki Bank Ottoman didalangi oleh Papken Siuni, yang akan memimpin operasi bersama dengan asisten kepalanya, Hrach Tiryakian.
Pada hari yang sama, kaum revolusioner mengirim sebuah surat kepada kekuatan besar Eropa yang menuntut agar sultan berjanji untuk memenuhi tuntutan mereka dan menyerahkan solusi Pertanyaan Armenia kepada hakim internasional. Jika tidak, pada hari ketiga, mereka akan memperlihatkan diri dan meledakan bank. Manifesto berikut dikeluarkan untuk masyarakat Utsmaniyah:
Berikut manifesto :
Selama berabad-abad, masa lalu kita telah tinggal bersamamu dalam kedamaian dan keharmonisan ... namun baru-baru ini pemerintahan Anda, yang dikandung dalam kejahatan, mulai menabur perselisihan di antara kita untuk mencekik kita dan Anda dengan lebih mudah.Â
Anda, sekitar anda, tidak mengerti skema politik jahat ini dan, membasahi dirimu sendiri di dalam darah saudara laki-laki kami, Anda menjadi kaki tangan dalam kejahatan keji ini. Meskipun demikian, ketahuilah bahwa pertarungan kita tidak melawan Anda, tapi pemerintah Anda.
Setelah empat belas jam pengambilalihan dan menolak upaya pemerintah untuk merebut kembali bank tersebut, para duta besar Eropa, terutama melalui kantor perwakilan konsul Rusia Maxmiov, dan direktur bank tersebut, Sir Edgar Vincent (Lord of Abernon) , berhasil meyakinkan orang Armenia laki-laki untuk meninggalkan bank, dengan berjanji untuk memenuhi tuntutan mereka dan juga memberi mereka jalan keluar yang aman dari bank.Â
Sekretaris Sir Edgar, mengatakan bahwa tindakan mereka akan mengasingkan kekuatan Eropa dan menyebabkan 'pembantaian orang-orang Armenia yang mengerikan' namun mereka menjawab bahwa jika mereka meninggal mereka akan melakukannya sebagai martir dan patriot. Mereka diyakinkan akan sebuah pengampunan dan keberangkatan tanpa hambatan dari kota di kapal pesiar pribadi Sir Edgar Vincent.
Rencana berikut disusun oleh para pejuang revolusioner Armenia:
1.- Kamar disewa di berbagai bagian Beyoglu, dimulai dari Agacami, di kedua sisi jembatan, di Armenian Central School di Galata, Tepebasl, Galatasaray dan sekitar Tunel. Kelompok-kelompok dari delapan sampai sepuluh revolusioner akan menunggu di kamar-kamar ini. Pada waktu yang ditentukan mereka akan menurunkan bom pada orang-orang di bawah dan menempati poin penting.
3. Enam orang revolusioner yang membawa bom akan menyerang Nasim Pasha, Menteri Gendarmerie.
4.-Trenches akan digali di jalan-jalan utama di Beyoglu. Gerobak sapi akan dibawa dengan batu dan karung pasir yang dibuat menyerupai barang rumah tangga yang diangkut keluarga migran. Si lembu kemudian akan diangkat dan gerobak digunakan sebagai barikade.
5. Bagian yang paling penting dari rencana tersebut adalah perampasan dan dinamisasi Bank Ottoman.
Terlepas dari semua ini, diperlukan kunci yang diperlukan untuk memungkinkan mereka mengakses beberapa tempat penting tertentu. Juga diputuskan bahwa seratus senapan harus dibawa dari pusat komite revolusioner di Bulgaria. Persiapan dilakukan di Uskudar, Samatya dan Haskoy. Pengantin bom diperintahkan kepada dua bersaudara dengan nama Serkis dan Mikayel di Uskudar.Â
Pengujian dilakukan pada bom di Kaglthane. Mereka diangkut dari Uskudar ke KabataJs, dan dari sana dengan gerobak sapi ke Beyoglu. Ada total 753 bom, dua belas di antaranya seberat 25 kg, semuanya memiliki inisial dari Komite Revolusi Dashnaktsutiun. Ada juga 800 revolver Amerika berkualitas terbaik.
Kaum revolusioner berkumpul pada akhir Juli 1896 di rumah seorang wanita Armenia, Mlle Uskuk, di Karnavola St. di Beyoglu. Pertemuan ini dihadiri oleh para pemimpin kelompok Shant, Samatya (Kurban) dan Dashnaktsutiun. Operasi tersebut diselenggarakan oleh tiga orang Armenia Rusia, Varto, Mar dan Boris, yang diberi kekuasaan dan wewenang penuh.Â
Operasi yang akan dilakukan di Samatya dipercayakan kepada Komite Revolusi Kurban, dan mereka diberi 200 bom. Wilayah Uskudar dipercayakan kepada pemimpin Uskudar Dashnaktsutiun, Avo, sementara Haskoy diserahkan kepada Hrach. Beberapa hari setelah diskusi Armen Garo tiba dari Athena. Bom itu dibawa oleh Ohannes ke sekolah Inggris di Galata.
Penggerebekan di Bank Ottoman dianggap sangat penting oleh kaum revolusioner, yang berharap hal itu akan membawa keuntungan besar bagi orang-orang Armenia.
Setelah adanya gerakan tersebut, emosional dari kelompok ottoman meningkat, ottoman membalas apa yang telah revolusioner Armenian lakukan dengan melakukan pembantaian. Ottoman membentuk kelompok atau utusan yang setia kepada pemerintah ottoman mulai membantai orang-orang Armenia di Konstantinopel (sebuah kota).Â
Dua hari setelah pengambilalihan, softis Ottoman dan bashibazouk , yang dipersenjatai oleh Sultan, mengamuk dan membantai ribuan orang Armenia yang tinggal di kota tersebut. Menurut diplomat asing di Konstantinopel, otoritas pusat Ottoman menginstruksikan gerombolan "untuk mulai membunuh orang-orang Armenia, terlepas dari usia dan jenis kelamin, selama 48 jam."Â
Pembunuhan tersebut hanya berhenti ketika massa diperintahkan untuk berhenti oleh Sultan Hamid. Â Mereka membunuh sekitar 6.000 - 7.000 orang Armenia Dalam waktu 48 jam setelah perampasan bank, perkiraan memiliki jumlah korban tewas antara 3.000 dan 4.000, karena pihak berwenang tidak berusaha untuk menahan pembunuhan orang-orang Armenia dan penjarahan rumah dan bisnis mereka.
Serangan berikutnya terjadi setelah 3 minggu paska penyerangan ottoman bank tepatnya pada tanggal 15 September 1896, Penguasa Ottoman mengadakan pembantaian di kota Egin , di provinsi timur Harput . Egin dipilih sebagai sasaran karena terdapat pemimpin partai perampok yang menyerang ottoman bank. Papken Siuni , adalah penduduk asli kota egin.Â
Menurut sebuah laporan oleh Duta Besar Prancis, pasukan Ottoman membunuh "lebih dari 2000 orang Armenia" di Egin, termasuk "banyak wanita dan anak-anak". Sebuah laporan oleh Konsul Inggris di Harput , mengutip angka yang dipasok oleh pejabat Ottoman, mengatakan bahwa 1500 orang terbunuh, termasuk 200 wanita dan anak-anak.Â
Dari 1.500 rumah yang terletak di etnik Armenia Egin, 980 dijarah dan dibakar. Menurut laporan lain oleh Konsul Inggris di Harput, dalih yang digunakan untuk menyerang kota di Armenia merupakan "perintah tidak langsung" dari Sultan bahwa "orang-orang Armenia Egin berpotensi untuk menimbulkan masalah dan bahwa pemerintah daerah harus 'mengambil tindakan'". Laporan yang sama mengatakan bahwa tidak ada gerakan revolusioner apapun, dan korban tidak memberikan pelanggaran.Â
Dari penyerangan tersebut beberapa pistol dan revolver ditemukan di reruntuhan rumah-rumah korban bakaran. Sebagai protes terhadap semua pembantaian. Tujuan Federasi Revolusi Armenia telah dilakukan sebagian untuk mendapatkan perhatian dari kekuatan utama. Terlepas dari sifat pengambilalihan bank, kebrutalan yang dialami oleh penduduk sipil Armenia setelah insiden tersebut membayangi kejadian itu sendiri, memperbarui perhatian Barat untuk keamanan Armenia di Kekaisaran Ottoman.Â
Presiden Amerika Serikat Grover Cleveland , menanggapi dukungan luas untuk penyebab Armenia yang dipimpin oleh misionaris Amerika yang ditempatkan di Kekaisaran Ottoman, mengutip kata "kemarahan fanatik gila dan fanatisme yang kejam," laporan "tidak jarang tentang nakal penghancuran rumah dan pembantaian berdarah pria, wanita, dan anak-anak, membuat martir menjadi tuan atas iman Kristen mereka." Saya tidak percaya bahwa prospek suram saat ini di Turki akan lama diijinkan untuk menyinggung pandangan Kekristenan .Â
Ini membuat peradaban manusiawi dan tercerahkan yang termasuk dalam abad ke-19 sehingga tampaknya hampir tidak mungkin bahwa permintaan sungguh-sungguh dari orang-orang baik di seluruh dunia Kristen karena perlakuan perbaikannya akan tetap tidak terjawab. Â Cleveland menolak, kemungkinan untuk menegaskan kekuatan militer Amerika untuk melindungi orang-orang Armenia di Kekaisaran Ottoman, menawarkan akomodasi untuk orang-orang yang berusaha menghindari bahaya yang mengancam mereka di wilayah kekuasaan Turki.Â
Dalam momen pemberontakan tersebut tercipta sebuah lagu yang membangkitkan rasa juang para Kaum Armenia, lagu ini sekaligus mengingatkan tentang pembantian dan kezoliman rezim Ottoman,
Full of wounds, I am a fedayee
Wandering, I have no home,
Instead of my lover, I embrace my gun,
Nowhere have I had a peaceful sleep.
The mourning and weeping of the bloodied land,
Called me from my cloistered life.
The love of my tortured fatherland
Made me unafraid of danger.
I was dubbed a fedayee,
I became a soldier of an ideal:
Let the rivers of blood I have shed
Be an example to the Armenian soldier
I was crucified as a fedayee
For our sacred principles,
Let the blood that I have shed
Strengthen the Armenian soldier.
Terjemahan :
Penuh luka, saya seorang fedayee
Berkeliaran, saya tidak punya rumah,
Alih-alih kekasihku, aku memeluk senjatanya,
Tidak ada tempat tidur yang damai.
Duka dan tangisan tanah yang berdarah,
Memanggil saya dari kehidupan tertutup saya.
Cinta dari tanah airku yang tersiksa
Membuatku tidak takut bahaya.
Saya dijuluki sebuah fedayee,
Saya menjadi seorang prajurit yang ideal:
Biarkan sungai-sungai darah yang telah saya gudang
Jadilah contoh bagi tentara Armenia
Saya disalibkan sebagai fedayee
Untuk prinsip suci kita,
Biarkan darah yang telah saya tumpahkan
Perkuat tentara Armenia.
dapat disimpulkan bahwa terjadinya peperangan tidak meliputi agama saja, tetapi perebutan kekuasaan dapat menimbulkan genosida. Jadi jangan beranggapan bahwa semua konflik yang terjadi kini berlandaskan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H