Mohon tunggu...
Siti Zuliani
Siti Zuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Peneliti Mahasiswa Psikologi UIN Malang Relawan

Just Do it.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nona...

23 Februari 2021   08:27 Diperbarui: 23 Februari 2021   08:35 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Handuk Basah"

sudahi masalalu yang kemarin pelik ku rasa

bergema gauman untuk kembali dari hati yang kian menghitam 

berjalan ku melewati genangan, semut berpijak mengangkat tidak kuat

Bertanya Nona!... Keras terdengar, hentakan keras memekikkan daun telinga.

Kenapa?... Ujarnya melanjuti teriakan itu

Otakku bergemuruh tak karuan

seakan-akan pecah memikirkan hal yang sama.

Basah semua.

Kipas sebagai saksinya.

Handuk pun belum kering.

Aku tegaskan lagi  pada mu wahai dambaan hatiku...

kau itu penting tapi kau sampah, hanya duri kau sodorkan kepada ku. 

Kau tahu? aku itu Elang tapi aku bagai Tikus di depan mu

Kau yang selalu menjadi raja di setiap waktu aku hanya pesuruh.

Hanya Babu Nona, Kau itu rongsokan yang tidak pantas diperbaiki.

Mulut ku terbuka, Maksud mu apa tuan?

Tidak Nona, Tidak! aku hanya sekadar beretorika Nona. 

Kamu segalanya Nona, Percayalah pada daku ini.

Pecah sudah kaca Tuan, Sudah ku telan mentah ucapanmu. 

Bersuntuk diam dengan tanda bergeming pesan dari Tuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun