Aku tegaskan lagi  pada mu wahai dambaan hatiku...
kau itu penting tapi kau sampah, hanya duri kau sodorkan kepada ku.Â
Kau tahu? aku itu Elang tapi aku bagai Tikus di depan mu
Kau yang selalu menjadi raja di setiap waktu aku hanya pesuruh.
Hanya Babu Nona, Kau itu rongsokan yang tidak pantas diperbaiki.
Mulut ku terbuka, Maksud mu apa tuan?
Tidak Nona, Tidak! aku hanya sekadar beretorika Nona.Â
Kamu segalanya Nona, Percayalah pada daku ini.
Pecah sudah kaca Tuan, Sudah ku telan mentah ucapanmu.Â
Bersuntuk diam dengan tanda bergeming pesan dari Tuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H