Mohon tunggu...
Aan Hasanudin
Aan Hasanudin Mohon Tunggu... Penulis - Senang bercengkrama denganmu

Anak Desa yang bermimpi besar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Geef Mij Maar Nasi Goreng dan Kisah Pengusiran Orang Eropa di Indonesia

13 Juni 2021   23:45 Diperbarui: 14 Juni 2021   00:31 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pengusiran orang Eropa dari Indonesia memang tidak banyak mendapat porsi untuk dibahas. Bahkan selama penulis sekolah tidak pernah diajarkan mengenai repatriasi orang Eropa ini. Kita tidak bisa menutup fakta bahwa dipaksa angkat kaki dari tanah kelahiran untuk menuju negeri yang bahkan tidak tahu menahu kondisinya seperti apa adalah sesuatu yang menyakitkan. Kebencian pribumi yang kadung membuncah pada ras kulit putih pasca kemerdekaan menjadikan orang-orang keturunan ini ikut terusir. Hal ini menjadi semacam supremasi pribumi, dimana kekuasaan mutlak kaum pribumi atas tanah Indonesia dimulai. Perusahaan, bangunan, dan segala macamnya dinasionalisasi dan di Indonesiakan. Seperti De Javasche Bank yang kemudian berubah menjadi Bank Indonesia, NV Deli Spoorweg-Maatschappij yang kemudian menjadi PT.Kereta Api Indonesia dan masih banyak yang lainnya.

Lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng sedikit bisa menggambarkan bagaimana situasi saat itu. Dimana orang-orang kulit putih itu harus tunduk pada kebijakan pribumi. Vandalisme dan kekerasan yang diterima orang Eropa totok dan Indo memaksa kebijakan pemulangan paksa itu dilaksanakan. Sebuah kebijakan untuk menghindari kerusuhan yang lebih parah.

Pada akhirnya, sebagian kisah itu menjadi sejarah yang juga harus diterima porsinya. Sejarah memang harus dipelajari dari segala sisi, tidak untuk diperdebatkan melainkan untuk menambah khazanah pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan kita selaku rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun