Mohon tunggu...
Ali Ahmad Nawawi
Ali Ahmad Nawawi Mohon Tunggu... Penulis - Kreator Digital

Stimulate your passion! anawawy.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Sering Kali Kita Temukan Bahayanya Wanita?

19 November 2023   19:19 Diperbarui: 19 November 2023   19:25 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayyidina Yusuf as. diangkat menjadi seorang Nabi karena ia lari dari godaan Zulaikha, yakni, istri orang yang mencintai dan dicintainya.

Di antara tujuh golongan manusia yang diberikan payung kesejukan saat matahari berada sekilan di atas kepala adalah ketika seorang wanita cantik mengajak "aho-aho-aiwah-kedah-aiwah-kedah" (Min Bābil Ibāhiyyat al-'Mashriyyat) dan si pria berkata, "Innī Akhāfu Allah" (Sesungguhnya aku takut kepada Allah).

Ketika tiga orang terkurung, terpenjara dalam gua, terbuka guanya karena salah seorang di antara mereka bertawasul dengan amalnya. Kepada keponakannya sendiri ia jatuh cinta. Keponakannya sudah mau karena terpaksa, butuh uang, untuk berobat ayahnya. Burung sudah berdiri tegang di hadapan rerimbun belukar si wanita. Tapi pria itu lebih memilih meninggalkannya karena takut pada Tuhannya. "Jika saya melakukannya karena takut pada-Mu, bukakanlah jalan keluar dari gua ini." Gua itu pun terbuka.

Mengapa wanita? Mengapa bukan pria?

Karena pria itu tidak bahaya. Pria yang bahaya adalah pria yang memiliki sifat wanita, yang kepriaannya tidak sempurna, yang lebih menonjol perasaannya ketimbang logikanya. Atau, pria yang menjadi budak wanita, yang tunduk, patuh, serta yang selalu berdiri meringkuk di bawah ketiaknya.

Jangan duga para pencuri itu mencuri karena dirinya sendiri. Mereka mencuri untuk nafkah istri dan anaknya.

Koruptor berkorupsi itu bukan karena ia rakus terhadap harta. Jangan suudzon dulu. Mereka korupsi atas nama cinta. Cinta kepada istri. Istrinya sendiri. Istrinya tetangga. Istri dari adiknya. Istri dari kariawannya atau istri dari suami sekretarisnya.

Karena itu, selain kepada wanita, yang paling sering disebut-sebut agar dihindari keburukannya adalah harta. Sebab, pria itu mata perempuan, dan wanita itu mata duitan.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

Allah berfirman: "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik." (Q.S. Ali Imran: 14)

Ayat di atas seakan-akan berkata: Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, (sehingga banyak yang kemudian rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Yaitu) cinta terhadap apa yang diinginkan. (Kepada para pria) berupa perempuan-perempuan, (dan) anak-anak, (Sementara wanita terasa indah dengan) harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak (serta aneka perhiasan lainnya yang termasuk juga tas, sepatu, dan kutang), kuda pilihan (yakni kendaraan mewah), hewan ternak dan sawah ladang (atau juga rekening yang bertumpuk-tumpuk). Itulah kesenangan hidup di dunia, (yang sebenarnya boleh kamu turutin, selama masih berada dalam aturan Allah dan Rasul-Nya.) Dan (ingatlah, bahwa) di sisi Allahlah (yakni di akhirat nanti) tempat kembali yang baik. 

Biasanya, Allah menggunakan sighat taghlib dalam memerintahkan sesuatu. Yakni, cukup menggunakan kata ganti maskulin untuk memerintahkan pria maupun wanita. Tapi dalam perintah menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, Allah mengulangnya dua kali. Masing-masing mendapatkan perintahnya. Boleh jadi karena penyebabnya berbeda. Sebab, yang dilihat pria adalah keindahan wanita. Lalu, yang tidak kuasa menahan gejolaknya, ia akan melampiaskannya. Kepada wanitanya, kepada istrinya, kepada pacarnya, atau kepada imajinasi yang menyatu dengan sabunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun