Mohon tunggu...
Aan Alamsyah Al Banjary
Aan Alamsyah Al Banjary Mohon Tunggu... Guru - guru/dosen

Saya adalah seorang guru di sebuah sekolah menengah kejuruan. Saya selain mengajar juga sering membuat tulisan,yang paling disukai menulis tentang kajian islam dan juga sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebaik-baik Wanita dan Seburuk-buruk Wanita

13 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 13 Oktober 2024   13:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari sahabat Abu Udzainah Ash-Shadafi radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

"Sebaik-baik istri kalian adalah yang penyayang, subur (banyak anak), mendukung suami lagi penurut, bila mereka bertakwa kepada Allah.

Dan sejelek-jelek istri kalian adalah wanita yang suka bertabarruj (bersolek) dan sombong. Mereka itu adalah wanita-wanita munafik. Mereka tidak akan masuk Surga, kecuali seperti ghurob al-a'shom (sejenis burung gagak yang langka)." [HR. al-Baihaqi 7/82 dan disahihkan al-Albani dalam ash-Sahihah no. 1849]

Hadits ini memuat beberapa karakter istri shalihah, yaitu:
* Al-Wadud
* Al-Walud
* Al-Muwatiyah
* Al-Muwasiyah

* Al-Wadud ()
Ini merupakan sifat yang mulia dan tabiat yang terpuji pada seorang wanita dan istri yang salihah dan istri yang mendatangkan kebaikan.

Al-Wadud adalah yang disifati dengan penyayang dan memerlihatkan rasa sayangnya itu. Dan orang yang paling berhak untuk mendapatkannya adalah suaminya.

Ia memerlihatkan rasa sayangnya kepada suaminya, mendampingi dan bergaul dengannya dengan bertutur-kata yang lembut dengan ucapan-ucapan yang manis, dan memerlihatkan rasa sayangnya dalam bermuamalah dengannya dalam penampilan dan tingkah lakunya.

Memerlihatkan rasa sayang itu bisa dengan ucapan, tingkah laku, penampilan, perbuatan dan akhlak.

* Al-Walud ()
Yaitu banyak keturunan. Ini merupakan sifat yang baik pada seorang wanita yang baik.

Jika seorang wanita diuji dengan suatu penyakit (mandul), maka perkara ini tidak memudharatkannya, karena hal ini tidak hanya terjadi pada dirinya saja. Oleh karena itu janganlah ia menyalahkan Allah karena penyakit ini, dan hal seperti ini tidaklah menafikan kebaikannya.

Adapun kalau sebenarnya ia seorang wanita yang subur namun ia menolak punya anak atau ingin memutus keturunan, maka ini bisa berbahaya baginya.

Rasulullah bersabda:

"Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena aku akan membanggakan di hadapan umat yang lain pada Hari Kiamat, dengan banyaknya jumlah kalian." [HR. An-Nasa`i : 3227, Abu Dawud : 1789, disahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil : 1784].

Maka seharusnya seorang wanita itu berusaha untuk memiliki anak-anak, melakukan sebab-sebab agar bisa punya anak, kemudian berusaha mendidik, menumbuhkan dan mengasuh mereka, serta meniatkan agar hal ini bisa menjadi sebab adanya anak-anak saleh dan penyeru-penyeru kepada kebaikan di tengah-tengah masyarakat.

Dan hendaknya ia meniatkannya sejak awal ia memasuki jenjang pernikahan, seolah-olah ia berkata antara dirinya dengan Allah: "Semoga saja Allah memuliakanku dengan anak-anak yang kelak menjadi bagian dari umat yang mendapatkan petunjuk, ulama Muslimin, atau termasuk dari penyeru kepada kebaikan," sehingga dituliskanlah baginya pahala yang besar, dikarenakan niat yang baik ini, serta usaha dan kesungguhannya.

Al-Muwatiyah ()
Yaitu yang tidak kasar dan keras. Bahkan ia penurut, mau mendengarkan, menaatinya, memenuhi permintaannya, dan tidak bersikap sombong dan merasa tinggi terhadap suami, serta tidak bersikap durhaka kepada suami.

Al-Muwasiyah ()
Yaitu yang suka membantu suaminya dan berdiri di sisinya, mendukung suaminya untuk berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Allah, Dan mendukungnya dalam apa-apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan.

Syaratnya .... jika mereka mau benar bernar bertakwa kepada Allah.

Maksudnya, sifat-sifat tadi hanya bermanfaat bagi seorang wanita, jika ia bertakwa kepada Allah jalla wa 'ala.

Jadi seandainya ia adalah wanita yang penyayang, subur, penurut, dan mendukung suaminya, akan tetapi yang ia cari hanya sekadar urusan duniawi saja, dan bukan karena ketakwaan kepada Allah. Maka sifat-sifat tersebut tidak ada faidah dan manfaat baginya.

Jadi sifat-sifat ini hanya bermanfaat, baginya jika ia niatkan untuk mendapatkan rida Allah jalla wa 'ala dan untuk melaksanakan ketakwaan kepada-Nya.

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin berkata:

"Apabila seorang insan diberi taufik memiliki istri yang salihah dalam agama dan akalnya, maka ini merupakan sebaik baik kenikmatan dunia, karena wanita itu akan menjaganya baik rahasianya, hartanya, dan anak anaknya" [Syarhu Riyadhis Sholihin 2/71]

Kemudian Rasulallah menyampaikan karakter istri yang berpeangai buruk sebagai peringatan bagi para Wanita agar menjauhinya. Bahkan beliau menyebut mereka itu seburuk buruk istri. Dengan demikian, terwujudlah targhib (motivasi) dan tarhib  (peringatan).

Sifat buruk pertama adalah al mutabarrijaatu, yaitu Wanita-wanita yang bersolek dan menampakkan perhiasannya kepada lelaki asing. Mereka keluar dengan perhiasan. Istri model seperti ini keluar dengan tampak menarik, cantik, mengenakan wewangian berlebihan, berhias dengan perhiasan. Setan akan membuntutinya. Ia pun akan menjadi mangsanya dalam merusak masyarakat.

Selanjutnya sifat buruk lainnya pada seorang istri adalah al mutkhayyilat. Maksudnya adalah Wanita yang sombong. Wanita-wanita berkarakter demikian yang disebutkan Rasulullah sebagai Wanita-wanita yang paling buruk.

"Syarru nisaaikum al mutabarrijaatu al mutakhayyilatu. Wahuna al munafiqaatu. Laa yadkhulu aljannatu min hunna illa mitslu alguraabi al ashamu"

Wallahu a'lam bish showwab.
Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun