Rasulullah bersabda:
"Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena aku akan membanggakan di hadapan umat yang lain pada Hari Kiamat, dengan banyaknya jumlah kalian." [HR. An-Nasa`i : 3227, Abu Dawud : 1789, disahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil : 1784].
Maka seharusnya seorang wanita itu berusaha untuk memiliki anak-anak, melakukan sebab-sebab agar bisa punya anak, kemudian berusaha mendidik, menumbuhkan dan mengasuh mereka, serta meniatkan agar hal ini bisa menjadi sebab adanya anak-anak saleh dan penyeru-penyeru kepada kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
Dan hendaknya ia meniatkannya sejak awal ia memasuki jenjang pernikahan, seolah-olah ia berkata antara dirinya dengan Allah: "Semoga saja Allah memuliakanku dengan anak-anak yang kelak menjadi bagian dari umat yang mendapatkan petunjuk, ulama Muslimin, atau termasuk dari penyeru kepada kebaikan," sehingga dituliskanlah baginya pahala yang besar, dikarenakan niat yang baik ini, serta usaha dan kesungguhannya.
Al-Muwatiyah ()
Yaitu yang tidak kasar dan keras. Bahkan ia penurut, mau mendengarkan, menaatinya, memenuhi permintaannya, dan tidak bersikap sombong dan merasa tinggi terhadap suami, serta tidak bersikap durhaka kepada suami.
Al-Muwasiyah ()
Yaitu yang suka membantu suaminya dan berdiri di sisinya, mendukung suaminya untuk berbuat kebaikan dan ketaatan kepada Allah, Dan mendukungnya dalam apa-apa yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan.
Syaratnya .... jika mereka mau benar bernar bertakwa kepada Allah.
Maksudnya, sifat-sifat tadi hanya bermanfaat bagi seorang wanita, jika ia bertakwa kepada Allah jalla wa 'ala.
Jadi seandainya ia adalah wanita yang penyayang, subur, penurut, dan mendukung suaminya, akan tetapi yang ia cari hanya sekadar urusan duniawi saja, dan bukan karena ketakwaan kepada Allah. Maka sifat-sifat tersebut tidak ada faidah dan manfaat baginya.
Jadi sifat-sifat ini hanya bermanfaat, baginya jika ia niatkan untuk mendapatkan rida Allah jalla wa 'ala dan untuk melaksanakan ketakwaan kepada-Nya.
Asy Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: