Perkembangan politik kedua yang berkaitan dengan sastra dan kritik terletak pada fakta bahwa dominasi Athena di dunia Yunani berjalan dengan berbagai hambatan. Ketika itu, kekuatan besar lain di dunia adalah Sparta.Â
Perjuangan dua negara adidaya ini bukan hanya soal militer tetapi juga ideologis: Athena berusaha untuk mengembangkan gaya demokrasi sendiri, sedangkan Sparta berupaya mendorong oligarki.Â
Hal itu menyebabkan Perang Peloponnesian yang berlangsung selama dua puluh tujuh tahun, dimulai pada 431 SM dan berakhir dengan kekalahan Athena pada 404 SM.
Di dua puluh empat tahun pertama usianya, Platon hidup di tengah situasi perang. Konflik yang terjadi sangat mempengaruhi pemikirannya---termasuk teori sastra. Sebelum kekalahan Athena, dia telah menyaksikan sebuah tindakan mendadak yang dilakukan partai oligarkis pada 411--410 SM.Â
Di masa represif itu, Sokrates diadili dan dieksekusi pada 399 SM atas tuduhan ketidaksopanan. Spartan memberlakukan oligarki lain pada 404 SM, yang disebut regime of the "thirty", mencakup di dalamnya dua kerabat Platon---yang juga teman-teman dari Socrates---Kritias dan Kharmides.
Pada 403, demokrasi terpulihkan setelah perjuangan sipil. Perjuangan itu berada di antara dua tegangan cara hidup: pertama cara hidup dengan atmosfer sosial dan budaya yang terbuka dari demokrasi Athena, kedua cara hidup oligarkis nan kaku serta militeristik dari Sparta.Â
Perjuangan itulah yang mendasari oposisi antara visi filosofis Platon yang anti-demokrasi, agak otoriter dengan visi yang lebih cair, skeptis, dan relativistik yang diungkapkan oleh puisi, sofistik, dan retorika. Dalam perjuangan itu, filsafat Barat yang kita pahami sekarang lahir.
Faktor ketiga yang membentuk evolusi sastra di Yunani kuno dan klasik adalah panhelenisme, atau pengembangan cita-cita dan standar sastra tertentu di kalangan elit dari berbagai negara-kota Yunani.Â
Gregory Nagy menunjukkan bahwa panhelenisme sangat penting dalam proses modifikasi dan difusi berkelanjutan puisi Homer dan puisi pada umumnya.Â
Iliad dan Odyssey adalah produk dari tradisi lisan yang secara kumulatif disusun selama periode waktu yang panjang. Penyair akan mengambil cerita yang konten dasarnya sudah akrab dan memodifikasinya dalam pengisahan khasnya sendiri.
Setelah itu, penyair akan melampaui keterampilan dan pengetahuan puitis ini melalui para penerusnya. Poin yang dimaksud oleh Nagy adalah bahwa proses rekomposisi dan difusi berkelanjutan dari puisi Homer dan puisi lainnya bergerak secara stabil---dalam konteks pengembangan panhelenisme. Standar ideal sastra menyebabkan keterikatan pada teks di lingkungan yang luas---yang berarti tidak ada kebaruan.