Mohon tunggu...
AAA^NhuzQ
AAA^NhuzQ Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

HUAHAHAHAHAH, GARA2 NULIS ARTIKEL KOMPASIANA KLIKNYA DIBAWAH 200 KLIK AKUN GUA DISUSPENDED, HAHAHAHAHAHAHAHA \n\n\n\n\n\n\n\n\n Untuk melihat profile, klik disini : \n\n\n https://www.orang-gantenk.co.id \n\n\n\n\n\n\n\n\n \n\n\n\n\n\n\n\n\n Atau, klik disini : \n\n\n https://www.orang-koplax.co.id \n\n\n\n\n\n\n\n\n \n\n\n\n\n\n\n\n\n Atau, klik disini : \n\n\n https://www.orang-ndlahom.co.id \n\n\n\n\n\n\n\n\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Percakapan Politik Singkat Si Penjual Mie Pangsit

14 Desember 2016   21:27 Diperbarui: 14 Desember 2016   21:39 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan singkat si penjual mie pangsit hari ini.

(Percakapan ini dalam bahasa Jawa campur-campur, dan saya terjemahkan yang dibawahnya, silahkan dinikmati… hehehe)

*

Penjual Mie (PM) : Mari latihan mas.

Si Anu (SA): Iyo, biasa latian ngempukno daging, hehehe

PM : Kayak tukang sate aja mas, daging atos diempukno, hahaha

SA : Mie satu, ndak usah dikasih ayam’e.

PM : Siap ndan.

SA, makan…

PM mlipir ndeketi sambil lihat TV.

PM : Mas, itu di TV koq isine ribut ae, nyapo to mas ?!

SA : Ra sah digagas sing ngono iku.

PM : Lha isinya begitu terus je mas.

SA : Jarno ae.

PM : Yo iyo seh mas, tapi gak ngono lho. pemerintahan iki kapan kerjo’e klo direcoki dan diributi terus-terusan. padahan tak rasakno nembe pemerintahan era iki lho mas sing bener-bener baik dan sangat dirasakan kerjane iso dirasakno wong cilik koyo aku.

SA : Ra sah dipikir, mikiro dodolan mie ae. sing ngono iku wes onok sing mikir.

PM : Iyo bener seh, hehehe… cuman aku heran ae, isine wong dho ngafir-ngafirno orang lain iku lho, koq gak onok entek-entek’e. opo podho ndak ndue gawean liyane po piye tah. koq dho rumongso paling Islam dewe-dewe, ora sing podho rukun, dho seneng nggawe fitnah-fitnah muter walik ukuro menang-menangan ayat suci.

SA : Halahhh, wes menengo ae rasah dibahas. Iku masalah gampang, nek sing nggawe rusuh ribut terus, jarno ae. paling mentok ngko lak koyok kasus DI/TII utowo PKI jaman biyen, mprovokasi mitnah-mitnah ngintimidasi masyarakat ngajak ribut-ribut, buntute kan gampang, ditumpas sak cindil-cindil abange, beres…

wes, kene mbayar aku ki,… piro ?!

PM : Dohhh, sampiyan iku lho mas kathik sadis temen, hehehe

SA : Sing siap sadis iku duduk aku thok, akeh tunggale sing siap menunggu seperti itu.

PM : Walahhh… mboh wess…

*

Terjemahan :

------------------

Penjual Mie (PM) : Habis latihan mas

Si Anu (SA) : Iya, biasa latihan melunakkan daging, hehehe

PM : Seperti tukang sate saja mas, daging keras dilunakkan, hahaha

SA : Mie satu, tidak usah dikasih ayamnya

PM : Siap Ndan.

SA, makan…

PM mendekati sambil melihat TV.

PM : Mas, itu di TV koq isinya ribut saja, ngapain to mas ?!

SA : Tidak usah dipikir yang begitu itu.

PM : Lha isinya begitu terus aja mas.

SA : Biarkan saja.

PM : Ya iya sih mas, tapi bukan gitu lho. Pemerintahan ini kapan kerjanya kalau direcokin dan diributin terus menerus. Padahal saya rasakan baru pemerintahan era ini lho mas yang benar-benar baik dan sangat dirasakan kerjanya bisa dirasakan orang kecil seperti saya.

SA : Tidak usah dipikir, kamu mikir saja jualan mie. Yang begituan itu sudah ada yang mikir.

PM : Iya benar juga, hehehe… Cuma saya heran saja, isinya orang pada ngafir-ngafirkan orang lain itu lho, koq tidak ada habis-habisnya. Apa pada tidak punya kerjaan lainya pa gimana. Koq pada merasa paling islam sendiri-sendiri, tidak yang rukun gitu lho, pada suka membuat fitnah-fitnah mutar balik kata menang-menangan ayat suci.

SA : Halahhh, sudah diam saja tidak usah dibahas. Itu masalah gampang, kalau yang membuat rusuh ribut terus, biarkan saja. Paling banter (mentok) nanti kan seperti kasus DI/TII atau PKI jaman dulu, memprovokasi memfitnah-fitnah mengintimidasi masyarakat ngajak ribut-ribu, ujungnya kan gampang, ditumpas sampai cucu cicitnya, beres…

Sudah, sini aku bayar nih… berapa ?!

PM : Dohhh, sampeyan itu lho mas begitu sadis banget, hehehe…

SA : Yang siap sadis itu bukan hanya saya saja, masih banyak lagi yang lain yang siap menunggu seperti itu.

PM : Walahhh… ya udah dahhh…

*

AAA^NhuzQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun