SA : Tidak usah dipikir yang begitu itu.
PM : Lha isinya begitu terus aja mas.
SA : Biarkan saja.
PM : Ya iya sih mas, tapi bukan gitu lho. Pemerintahan ini kapan kerjanya kalau direcokin dan diributin terus menerus. Padahal saya rasakan baru pemerintahan era ini lho mas yang benar-benar baik dan sangat dirasakan kerjanya bisa dirasakan orang kecil seperti saya.
SA : Tidak usah dipikir, kamu mikir saja jualan mie. Yang begituan itu sudah ada yang mikir.
PM : Iya benar juga, hehehe… Cuma saya heran saja, isinya orang pada ngafir-ngafirkan orang lain itu lho, koq tidak ada habis-habisnya. Apa pada tidak punya kerjaan lainya pa gimana. Koq pada merasa paling islam sendiri-sendiri, tidak yang rukun gitu lho, pada suka membuat fitnah-fitnah mutar balik kata menang-menangan ayat suci.
SA : Halahhh, sudah diam saja tidak usah dibahas. Itu masalah gampang, kalau yang membuat rusuh ribut terus, biarkan saja. Paling banter (mentok) nanti kan seperti kasus DI/TII atau PKI jaman dulu, memprovokasi memfitnah-fitnah mengintimidasi masyarakat ngajak ribut-ribu, ujungnya kan gampang, ditumpas sampai cucu cicitnya, beres…
Sudah, sini aku bayar nih… berapa ?!
PM : Dohhh, sampeyan itu lho mas begitu sadis banget, hehehe…
SA : Yang siap sadis itu bukan hanya saya saja, masih banyak lagi yang lain yang siap menunggu seperti itu.
PM : Walahhh… ya udah dahhh…