Dampak berikutnya adalah akan menukarkan virus-virus kedengkian dan kebiasaan atau budaya ghibah, fitnah dan sebagainya. Tentu hal ini adalah merusak tatanan kehidupan sosial, agama, dan budaya serta bernegara.
Dampak yang tidak kalah penting adalah bisa menimbulkan perang saudara.
Penyakit ini dari zaman kezaman terus ada dan terus beregenarai serta bermetamorfosis sesuai situasi dan kondisi zamannya itu sendiri.
Dalam riwayatnya Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwam ra dari Nabi Saw, beliau bersabda:
Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian. (HR. Tirmizi).
Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar dan tidak terpapar virus-virus Hasad dan Hasud serta Dengki?
Hemat penulis adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanhu wa ta'ala Insha Allah kita akan terbebas dari sifat tercela ini.
Selain itu, dengan cara kita selalu introspeksi diri agar kita ada rem yang bisa menahan diri dari segala bujuk rayuan setan.
Dan kita tingkatkan terus kecerdasan emosional kita dalam merespon segala persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang bersosial masyarakat dan beragama serta bernegara.
Langkah sederhana dan tidak mahal untuk menghindari kita dari Hasad dan Hasud serta dengki adalah dengan cara meningkatkan kualitas rasa syukur kita kepada Allah Subhanhu wa ta'ala.
Tingkatkan kualitas silaturahmi kita.