Mohon tunggu...
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial)
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial) Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple

Simple dan enjoy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk Cek "Penyakit" Dalam Diri Kita Adakah Hasad dan Hasud?

21 Maret 2022   06:55 Diperbarui: 21 Maret 2022   07:00 7735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Poto Mata Sosial

Manusia adalah mahluk Tuhan yang sangat sempurna karena diberi akal pikiran. Selain itu sifat manusia juga selalu berpasangan dari mulai hitam dan putih serta baik dan jahat, sehat dan sakit, jasmani dan rohani, penyakit dan obat, semua selalu berpasangan.

Dalam tulisan ini, penulis akan coba mengurai secara sederhana jenis penyakit non fisik yang bisa merusak hati kita dan juga jenis penyakit ini bisa menghancurkan cara hidup kita sebagi mahluk yang sempurna.

Dalam kesempatan ini juga, penulis ambil contoh penyakit hati yang dinamakan Hasad dan Hasud.

Apa itu hasad dan apa itu hasud?

Adakah dalam diri kita Hasad dan Hasud itu?

Bagai mana mendeteksinya dan mengobatinya?

Penyakit hasad adalah sifat dan tabiat yang sangat tidak elok dan tidak diperbolehkan dalam Agama Islam dan juga agam-agama lainnya juga, Karena Hasad dan Hasud ini adalah merupakan sifat yang tercela.

Hasad dan Hasud ini adalah sifat tercela yang bisa merusak hidup kita dan tertutupnya Rohmat serta Hidayah Allah Subhanhu wa taala.

Apa sih yang dinamakan sifat Hasad Hasud  itu?

Secara epistimologi, Hasad dan Hasud adalah bisa dikatakan suasana atau kondisi dan watak serta tabiat hati seseorang yang tidak suka terhadap orang lain karena berbagai faktor diantaranya adalah karena jiwa dan pribadinya orang Hasad dan Hasud itu adalah budak dari Iblis laknatullah. Sehingga tidak bisa hatinya melihat orang lain bahagia, sukses, berhasil, serta tentram.

Dalam Bahasa Arab Hasad awal mulanya dari kata hasada- yahsidu- ihsid, yaitu sifat iri dan dengkinya seseorang.

Ini adalah benar-benar nyata bahwa penyakit Hasad dan Hasud itu ada dan bisa menyerang siapa pun tanpa kecuali.

Penyakit Hasad dan Hasud ini bisa menyerang seseorang yang bahkan mengerti dan faham betul tentang nilai-nilai dan ajaran agama Islamnya itu sendiri.

Tidak peduli seberapa rajinnya dia Ibadah, tidak peduli statusnya sebagai tokoh agama, jika hatinya sudah diselimuti sifat Hasad dan Hasud maka tidak akan tembus jiwanya kepada sang Illahi. Kalau pun dia sukses dalam bidangnya bisa saja itu Istijrat dari Allah Subhanhu wa ta'ala. Itulah Hasad dan Hasud bisa menyerang siapa saja.

Dalam Al-Qur'an istidraj dijelaskan diantaranya dalam QS. Al An'am ayat 44

Artinya: "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong  maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am: 44).

Dalam bahasa Sunda Istijrat itu adalah Sungkunan dari Allah Subhana wa ta'ala. Sungkunan itu adalah segala sesuatu yang diberikan secara berlebihan dengan tidak berdasarkan keridhoan.

Dalam Al-Qur'an Surat an-Nisa: 54 juga disinggung soal Sifat Hasad dan Hasud atau dengki.

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? (QS: an-Nisa: 54).

Begitupun  juga Rasulullah Saw menghimbau agar siapapun menghindari penyakit hati ini:

Artinya: "Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar." (HR. Abu Dawud).

Hasad dan Hasud adalah kejahatan yang luar biasa yang bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapaun.

Contoh nyata kalaimat dalam kehidupan seharai-hari dari sifat Hasad dan Hasud atau dengki ini adalah sebagai berikut:

"Jangan bergaul dengan si A, atau si B karena begini dan begitu".

"Jangan pernah dengerin dan jangan pernah percaya omongan si A atau si B karena suka ini itu".

Kalimat-kalimat seperti ini kerap menjadi suara yang lumrah dan biasa dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Padahal inilah yang sangat membahayakan tatanan kehidupan sosial bermasyarakat dan bernegara serta beragama.

Siapapun bisa mengucapkan kalimat tercela tersebut bahkan sekali lagi sekalas tokoh agama pun bisa mengatakan ucapan tercela itu jika hatinya sudah menuhankan kedengkian. (Itulah Oknum Agamawan).

Maka dari itu Allah Subhanhu wa ta'ala menyuruh kita agar senantiasa berlindung kepada Allah Subhanhu wa ta'ala dari penyakit Hasad dan Hasud serta dengki.

"Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki" (Q.S. Al-Falaq: 5).

Dari Hasad dan Hasud ini akan menjalar luas dalam jiwa dan rohani kita. Menjalar seperti kangker ganas yang akan perlahan menggerogoti jiwa kita hingga benar-benar kita berinvestasi membangun neraka dalam hidup kita.

Dampak dari Hasad dan Hasud serta dengki akan menjadi jiwa yang tidak bisa bersyukur atas nikmat dan karunia Allah Subhanhu wa ta'ala, disinilah Allah memberikan fasilitas berupa Istijrat.

Dampak selanjutnya adalah akan terbentuk jiwa-jiwa kerdil dan picik serta licik serakah serta tamak dan ini akan menyiksa dirinya sendiri.

Dampak berikutnya adalah akan menukarkan virus-virus kedengkian dan kebiasaan atau budaya ghibah, fitnah dan sebagainya. Tentu hal ini adalah merusak tatanan kehidupan sosial, agama, dan budaya serta bernegara.

Dampak yang tidak kalah penting adalah bisa menimbulkan perang saudara.

Penyakit ini dari zaman kezaman terus ada dan terus beregenarai serta bermetamorfosis sesuai situasi dan kondisi zamannya itu sendiri.

Dalam riwayatnya Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwam ra dari Nabi Saw, beliau bersabda:

Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian. (HR. Tirmizi).

Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar dan tidak terpapar virus-virus Hasad dan Hasud serta Dengki?

Hemat penulis adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanhu wa ta'ala Insha Allah kita akan terbebas dari sifat tercela ini.

Selain itu, dengan cara kita selalu introspeksi diri agar kita ada rem yang bisa menahan diri dari segala bujuk rayuan setan.

Dan kita tingkatkan terus kecerdasan emosional kita dalam merespon segala persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang bersosial masyarakat dan beragama serta bernegara.

Langkah sederhana dan tidak mahal untuk menghindari kita dari Hasad dan Hasud serta dengki adalah dengan cara meningkatkan kualitas rasa syukur kita kepada Allah Subhanhu wa ta'ala.

Tingkatkan kualitas silaturahmi kita.

Tingkatkan kualitas ibadah kita.

Dan belajarlah untuk terus berperasangka baik, baik terhadap orang lain atau pun terhadap Allah Subhanhu wa ta'ala.

Serta tetap selalu bersifat rendah hati dan jangan pernah merendahkan siapapun diantara kita. Karena sesungguhnya kita tidak tahu siapa yang lebih rendah diantara kita dimata Allah Subhanhu wa ta'ala.

Mari merenung sejenak, adakah Hasad dan Hasud serta Dengki dalam diri kita?

Semoga artikel ini bermanfaat.

Mohon maaf jika ada salah. Karena sesungguhnya kesalahan itu datang dari kobodohan penulis (saya pribadi) dan kebenaran itu datang dari Rahmat dan Hidayah Allah Subhanhu wa ta'ala atas Kuasa. Dan Ridho-NYA. Aamiin ya rabbal alamiin.

Sukabumi 21 Maret 2022.

Ditulis Oleh : Ruslan Raya (Mata Sosial).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun