Mohon tunggu...
AA Diah Indrayani
AA Diah Indrayani Mohon Tunggu... Dosen - write with love

beginner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi Saraswati

30 Januari 2022   09:13 Diperbarui: 30 Januari 2022   09:41 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai pelaksaan diatas, kemudian petugas (pemangku atau pemuka agama) harus nyiratang tirta dan memberi pekuluh dan bija-bijanya.

Sambang Samadhi : mempersembahkan kidung atau kekawin yang isinya memuja dan memuji Ida Sang Hyang Widhi atau perujudannya.

            Mantra Saraswati diatas bertujuan untuk memohon restu kesaktian, panjang usia, keselamatan, melukat dosa dan memohon kepandaian didalam bidang kesusastraan dan dibidang lainnya.

2.5 Rangkaian Hari Suci Saraswati (Banyu Pinaruh) 

            Mengingat hari raya Saraswati adalah merupakan hari terakhir pada wuku terakhir. Karena Banyu Pinaruh tersebut adalah hari kebalikan dari hari raya Saraswati, yaitu jatuh pada hari pertama pada Wuku pertama. Dalam perayaan Saraswati kita melakukan introspeksi diri yang dimaksud disini adalah kita memulai kegiatan baru dimana filosofinya terdapat dalam pupuh pucung tembang Bali "Bibi Anu".  Dalam baris yang pertama yang berbunyi " Bibi anu lamun payu luas manjus"  maksudnya sebelum kita memulai kegiatan baru hendaknya dengan rasa kasih yang dimulai dari dalam diri kita terlebih dahulu, agar kita bisa mengasihi orang lain. Demikianlah yang tersirat dalam kutipan pupuh tersebut.

            Secara etimologi Banyu Pinaruh berasal dari kata "Banyu"  yang artinya air, toya, tirta (air suci) yang merupakan inti sari. sedangkan "Pinaruh(Bina Weruh)"  atau pengetahuan bathiniah, artinya Pengawruh yang mempunyai makna bahwa pengetahuan dalam hidup kita adalah hal yang paling utama. Dengan melaksanakan penyucian bathin semalam suntuk melalui samya Samadhi serta disucikan dengan intisari pengetahuan suci (banyu pinaruh) diharapkan tumbuh dan berkembangnya kebijaksanaan kita. Jadi dari rangkaian hari-hari saraswati dan banyu pinaruh diharapkan suatu pemaknaan serta disikapi dengan melaksanakan tapa-brata-samadhi dengan baik dan benar, guna menyucikan dan menselaraskan pikiran, ucapan dan perbuatan. Sadhana inilah yang memungkinkan saripati pengetahuan (jnana) tersublimasi menjadi kebijaksanaan (prajnya). Hal ini tersirat pada pupuh ginanti baris terakhir yang berbunyi "Keweruhin luwir senjata ne dadi prabotang sai, keanggen ngaruruh Merta, saenun ceninge urip. Bentuk prosesi upacara berupa mengaturkan labaan nasi pradnyan, panca pala, catur warna kembang dalam air kumkuman dan loloh dengan enam rasa yang berbeda. Pada dasarnya sad rasa itu memberikan gambaran secara singkat bagaimana sebenarnya hidup itu (pahit getirnya hidup). Pada puncak upacara, semua sarana upacara itu diminum dan dimakan. Rangkaian upacara lalu ditutup dengan matirta. Upacara ini penuh makna yakni sebagai lambang meminum air suci ilmu pengetahuan. Upacara Banyu Pinaruh ini juga dirangkaikan dengan mandi di laut yang bertujuan untuk membersihkan diri, pikiran dan jiwa dari segala jenis mala. Saraswati dan banyu pinaruh diibaratkan paket yang tak terpisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun